Travel

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Blogger Perempuan
Intellifluence Trusted Blogger

Banner Bloggercrony

Review Film Petualangan Sherina

6 comments

petualangan sherina


Title        : Petualangan Sherina
Genre      : Drama/Petualangan
Release   : 2000
Actor       : Sherina Munaf, Derby Romero
Duration  : 120 menit

Spoiler alert!

Sherina, gadis cilik yang duduk di sekolah dasar yang sangat aktif dan tomboi. Tinggal di Jakarta dengan nyaman dan dikelilingi banyak teman dekat. Siapa sih yang rela ninggalin  kondisi pewe kayak gitu? Tapi, meskipun berat, Sherina tetap harus pindah ke Bandung mengikuti orangtuanya. Ayahnya pindah pekerjaan. 

Setelah lama bekerja si sebuah swalayan di Jakarta, ayah Sherina harus pindah ke Bandung untuk bekerja di perkebunan seorang rekan. Hal yang selama ini diimpikannya. Akhirnya, mereka sekeluarga pun berangkat ke Bandung. 


Baca juga: Ngabuburit di Destinasi Wisata Lontar Sewu Gresik


Hari pertama masuk sekolah baru, Sherina disambut dengan ejekan si preman kelas. Sadam. Anak laki-laki yang selalu jadi biang onar di kelas. Karena keisengannya, banyak anak yang lebih memilih untuk diam tanpa berani melawan. Nerima aja gitu diisengin Sadam dan kedua kawannya. Tapi, jangan harap Sherina nurut-nurut aja. Waktu istirahat tiba, Sherina pun menantang Sadam dan duel mereka berdua pun terjadi. Sejak saat itulah mereka jadi sering beradu mulut.


Yang namanya Sadam memang nggak akan mau kalah. Apalagi sama perempuan. Baginya itu bukanlah jagoan. Hari berikutnya ia mengerjai Sherina dengan meletakkan permen karet di bangku Sherina yang berakibat rok Sherina jadi kotor dan lengket. Kesal dengan kejadian itu, Sherina melarang ibunya untuk mencuci roknya. Ia ingin pelakunya yang mencucinya. 

Melihat Sherina uring-uringan, ayahnya mengajak keluarganya pergi ke perkebunan dan menginap di villa Pak Ardiwilaga. Sherina tanpa ditanya dua kali jelas setuju. 

Untuk yang kesekian kalinya Natasha datang dan mengutarakan niatnya untuk membeli perkebunan keluarga Ardiwilaga. Hal ini tentunya ditolak mentah-mentah oleh Pak Ardiwilaga. Meski sedang mengalami kesusahan karena perkebunannya tidak membuahkan hasil satu tahun terakhir, perkebunan ini merupakan warisan turun temurun. Apapun yang terjadi, Pak Ardiwilaga akan mempertahankan perkebunan ini. Selain itu, perkebunan ini merupakan sumber penghasilan warga sekitar. Kalau sampai perkebunan ini jatuh ke tangan yang salah, alih-alih warga sekitar mendapatkan pekerjaan. Yang ada mereka semua akan diusir karena proyek pembangunan. 

Baca juga: Kawan Bincang



Sherina begitu senang berada di rumah Pak Ardiwilaga. Apalagi ia bisa berpetualang di perkebunan yang sangat luas. Tapi, ia begitu terkejut karena Pak Ardiwilaga adalah ayah Sadam. Sherina pun akhirnya mengetahui perilaku Sadam di rumah. Lagaknya jagoan di sekolah, ternyata di rumah cuma jadi anak mami. Maklum, Sadam merupakan anak terakhir. Kakak-kakaknya sudah ada yang menikah dan kuliah di luar negeri. Jadi, hanya ada Sadam seorang di rumah dengan orangtuanya. 


Merasa malu karena ketahuan dimanja oleh orangtuanya, Sadam menantang Sherina untuk berlari ke Boscha. Pagi-pagi mereka berdua pun pergi dengan seizin orangtua masing-masing. Sayangnya mereka melewati hutan hingga Sherina tersesat. Tanpa disangka-sangaka, Sadam di culik dan Sherina pun melarikan diri. 


Nggak nyangka banget bakalan bisa nonton film ini lagi di usia yang berbeda. Seneng bangeettt sih aslii. Ini film bioskop pertama yang saya tonton kala itu. Mungkin sekitar kelas satu SD ya waktu itu. 


Nonton film ini di usia 20an saya jadi sadar. Ternyata emang udah dari SD budaya kita lekat dengan bullying. Anak-anak nakal yang berasa jagoan di sekolah gampang aja menindas yang lemah. Dan memang nggak banyak yang berani untuk melawan karena takut. Bedanya sama sekarang, dulu cuma bullying secara fisik dan verbal. Kalau sekarang ada cyber bullying juga. Makin canggih teknologi makin ngeri juga ya. Cara bullying pada akhirnya juga ikutan beradaptasi. 


Baca juga: Review Novel Bara Surat Terakhir Seorang Pengelana


Saya jadi ingat waktu itu jadi sempet ngikutin cara Sherina makan coklat warna-warni. Bawa ke sekolah dengan dimasukkan ke tempat makan haha. Trus waktu main sama temen juga ninggalin jejak pake permen Cha-Cha warna warni itu hehe gemes banget. Gara-gara film ini juga saya sempet ngerengek ke orangtua buat wisata ke Boscha. Sayangnya waktu ke sana tempatnya tutup dong huhu sedih banget. 



Sejujurnya kangen banget ada film kayak gini di jaman sekarang. Anak-anak yang digambarkan suka petualangan dan tanpa bumbu-bumbu romansa. Menurut saya itu lebih pure kelihatan kepolosan anak kecil. Daripada harus menampakkan adegan romansa untuk anak kecil, rasanya kok nggak pas. Apalagi pasti anak-anak yang ngeliat jadi gampang meniru. 


Buat yang kangen sama lagu-lagunya nih bisa klik di sini:

  • Lihatlah Lebih Dekat

  • Jagoan

  • Bintang-Bintang

  • Anak Mami

  • Kertarajasa

  • Persahabatan

  • Petualangan Sherina

  • Menikmati Hari

Overall, saya sangat menikmati nonton film ini. Bahkan nonton lagi dan lagi pun rasanya nggak bosen hehe. Apalagi di kemas dengan banyaknya tarian dan nyanyian. Bikin penonton lebih terhibur. Jadi inget juga dulu waktu SD sering banget nyanyi sambil nari-nari di lapangan haha. Semoga lebih banyak film kayak gini untuk anak-anak. Biar mereka nggak gadget-an mulu.


deamerina
Hai! Selamat datang di blog saya. Silahkan menyelami kegiatan yang saya lakuakn. Saya menulis berbagai macam hal seperti review film, buku, skincare, cerita jalan-jalan, dan penalaman pribadi.

Related Posts

6 comments

Huaa jadi inget waktu konton Petualanan Sherina waktu aku masih percil-percil haha.. terima kasih sudah mengingatkanku akan film pertama yang pernah aku tonton di bioskop :")
deamerina said…
hahaha iya benerrr. aku juga ini film pertama yg aku tonton di bioskop :)))
Mawmaw said…
Merasa beruntung banget waktu SD pernah nonton ini. Rasanya masa kecilku jadi lebih bersemangat. Aku juga sama, Mbak, suka bawa bekal cokelat chacha dimasukkin di kotak makan. Hahaha itu udah keren banget zaman itu. Dan gara2 film ini sampe sekarang kalo bepergian kemana2 suka bawa barang2 sedetil Sherina, dr perkakas kecil2 sampe kotak P3K. So memorable! Btw salam kenal, Mbak.
deamerina said…
haloo mbak salam kenal jugaaaa! hihi kita samaan ya. btw mbak blognya informatif bgt aku baru baca yg soal prakerja. aku bolak2 daftar ga lolos huhu padal pen bgt ikut pelatihannya pasti bermanfaat bgt. kalo berkenan mungkin mbaknya bs berbagi juga di blog hehe. thanks infonyaaa~
Jadi inget nonton sherina. Jaman dulu belum ada bioskop di kotaku. Jadilah beramai2 nonton pakai cd /dvd di tempat tetangga 😂
deamerina said…
waaah seru juga ya mbak kayak gitu hihi kalo di bioskop kan nggak boleh berisik, tapi kalo nonton pake cd bisa rumpi sama teman 😂