Travel

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Blogger Perempuan
Intellifluence Trusted Blogger

Banner Bloggercrony

Memanjakan Mata di Kebun Teh Wonosari Lawang

27 comments

 

Menjelang akhir tahun, saya makin nggak bisa diam. Karena nggak mau menutup tahun dengan perasaan hampa begitu saja, saya berencana untuk membuat banyak kenangan. Supaya banyak perasaan bahagia yang diingat daripada sebaliknya hehe 💕 


Setelah minggu lalu saya pergi ke Trawas, akhir pekan ini saya pergi ke Kebun Teh Wonosari Lawang dengan teman kuliah. Yap. saya berusaha banyak menghabiskan waktu dengan teman (karena kalau keluarga sudah banyak banget porsinya secara saya di rumah terus haha) untuk mengingatkan saya kalau kehidupan dewasa (setidaknya) nggak sesepi itu hehe 😁


Baca juga: Fiksi - Pulang (Part 2-end)


Terakhir saya main ke Kebun Teh Wonosari Lawang ini rasa-rasanya waktu saya kuliah. Saya ingat waktu itu kami pergi berenam saat bulan puasa haha. Kalau diingat-ingat, kuat dan iseng juga yaa kayak nggak ada waktu lain aja haha 🤣 


Karena saya pernah beberapa kali ke Kebun Teh Wonosari ini dulu, saya lupa kalau  banyak yang berubah selama pandemi. Bayangan saya semuanya masih sama terutama akses menuju tempat wisata Lawang ini 👀 



Saya memesan tiket di aplikasi KAI untuk keberangkatan pukul 07.30. Kami sempat hampir naik bus karena di aplikasi KAI tertera kalau kami nggak kedapetan tempat duduk (karena jarak dekat jadi masih tersedia tiket tanpa tempat duduk). Beruntungnya, setelah saya coba pesan, kami dapat tempat duduk 💃. Nggak kebayang harus berdiri selama 2 jam.  


Tiket kereta ekonomi Stasiun Wonokromo (Surabaya) - Stasiun Lawang (Malang) Rp. 12.000/orang (dengan atau tanpa kursi)


Sesampainya di Stasiun Lawang, kami menyebrang ke pertigaan dekat halte. Karena seingat saya kita bisa ke tempat wisata Kebun Teh Wonosari Lawang menggunakan angkot jurusan SLKW. sayangnya, saat saya tanya ibu-ibu penjaga toko, angkot itu sudah nggak lagi naik ke atas karena sepi penumpang. Terminal di atas pun sudah nggak ada angkot lagi 😵


Baca juga: Kesehatan, Korban Tuntutan Hidup


Ibu tersebut pun menyarankan kami untuk menggunakan Grab saja. Sejenak saya berpikir, eh ada Grab ke atas? Secara gitu kan jarak ke atas lumayan jauh. Setelah kami coba dengan aplikasi, ternyata bisa 🙃 


Biaya ongkos Grabcar Stasiun Lawang - Kebun Teh Wonosari Lawang Rp33.000 (ada potongan karena menggunakan pembayaran OVO)


Dalam perjalanan kami banyak bertanya pada driver situasi tempat wisata selama pandemi sekaligus bertanya kendaraan apa yang bisa kami gunakan untuk turun. Driver mengatakan hal yang sama dengan ibu toko 😶 


Ternyata, jarang ada driver yang mau mengantar sampai atas karena jarak yang jauh dengan medan menanjak. Begitu pula arah sebaliknya. Bapak driver pun menawarkan untuk menunggu kami dengan tarif tambahan 💬 



Setelah sampai di pintu masuk Kebun Teh Wonosari gerimis mulai turun sedikit deras. Penjaga loket memberikan informasi kalau nggak ada kendaraan umum yang bisa digunakan untuk turun dan menyarankan kami untuk janjian dengan
driver untuk menunggu kami hingga selesai. Sedikit khawatir, kami pun mengiyakan 😬 


Tiket masuk wisata Kebun Teh Wonosari Lawang Rp20.000/orang

Biaya driver menunggu kami untuk turun ke Stasiun Lawang Rp.120.000 (2jam)


Kami pun mulai menjelajah dengan tenang 💕 Menyusuri jalanan di tengah-tengah perkebunan. Mengingat musim hujan, kami sudah menyiapkan payung supaya kami tetap bisa menikmati berjalan-jalan hihi ☔



Kabut mulai turun. Di sana kami melihat ada beberapa anak berseragam pramuka. Jadi kangen banget masa sekolah. Kayaknya saya nggak pernah merasakan kegiatan pramuka di luar sekolah. Karena saya hanya merasakan pramuka saat SD hiks 🙃 


Sekilas, nggak ada yang berbeda dengan saat terakhir saya kesana. Jalannya dan spot-spot yang bisa dikunjungi. Ada Tea house, tempat bermain anak, flying fox, pabrik teh, dan pusat oleh-oleh 🍃



Saya memanjakan mata dengan pemandangan di sekeliling saya. Bekal buat seminggu berkutat dengan layar haha. Beruntung tempat seperti ini cukup mudah didatangi dari Surabaya 😆 


Selang beberapa lama, kabut sudah hilang dan gerimis sudah reda. Kami pun semakin riang gembira. Jalan dikit, foto, jalan dikit, foto haha 📸 Karena kami nggak bawa tongsis, teman saya menemukan ranting pohon untuk dijadikan tongsis dadakan. Sungguh inspiratif bukan? 🤣


 


Setelah puas berkeliling, kami pun memutuskan untuk turun. Memang nggak banyak yang bisa dikunjungi di tempat ini. Tapi, buat saya ini cukup karena bisa memanjakan mata dan paru-paru saya. Tahu sendiri polusi di Surabaya seperti apa 😬


Sesampainya di Stasiun Lawang, kami mencari makan. Saya cukup penasaran, kenapa banyak orang berjualan Soto Ayam di sekitar stasiun? Bukannya biasanya udara dingin identik dengan Bakso? Saya lagi pengen Bakso waktu itu haha 🤤


Soto Ayam Lamongan dekat Stasiun Lawang Rp25.000


Oh ya, sebelumnya kami berencana untuk naik bus ke Surabaya. Tapi, karena waktu kami cocok dengan jadwal kereta untuk pulang, jadinya kami kembali menggunakan kereta. Karenakami kira kami bakal turun sore, ternyata lebih cepat dari perkiraan karena cuaca kurang mendukung hehe 😆 


Tarif tiket kereta api Stasiun Lawang Malang - Stasiun Wonokromo Surabaya Rp12.000/orang


Kalau naik bus, teman-teman bisa sedikit berjalan ke arah Pasar Lawang. Tapi, karena sekarang sudah ada tol langsung dari Surabaya-Malang, teman-teman perlu menunggu sedikit lebih lama karena armada bus yang melewati jalan ini berkurang 🚌



Begitulahh perjalan saya kali ini. Sedikit was-was tapi cukup menyenangkan hihi. Beruntungnya saya pergi dengan orang yang nggak gampang cemas dengan perubahan rencana. Coba bayangkan kalau di tengah ketidak pastian teman perjalanan panik? Wah, bakalan kacau sih. Apalagi kalau nggak enakan haha. Udah, kelar 😆


Video lengkapnya bisa dilihat di sini atau di sini 💕


Teman-teman gimana akhir pekannya? Apakah menikmati musim hujan di rumah dengan teh hangat plus buku bacaan? Atau menghabiskan waktu dengan kerabat? 💕






deamerina
Hai! Selamat datang di blog saya. Silahkan menyelami kegiatan yang saya lakuakn. Saya menulis berbagai macam hal seperti review film, buku, skincare, cerita jalan-jalan, dan penalaman pribadi.

Related Posts

27 comments

fanny_dcatqueen said…
Seandainya aku ga bawa mobil sendiri, akupun bakal minta drivernya nungguin dengan biaya tambahan, drpd susah cari kendaraan pulang :D.

Tapi memang wisata kebun teh gini rata2 ga banyak yg dilihat ya mba, hanya view hijau bikin segar, manjain mata dan napas 😄. Tapi lumayanlah, yg begini bisa nurunin level stress 😁.

Akupun belakangan ini pas weekend jalan Mulu. Tapi deket2 aja sih. Dan msh memilih tempat yg ga gitu rame. Sempet ke mall, takjub liat skr ruameee dan padat. Agak takut dan kuatir jujurnya, tapi berdoa aja, yg penting prokes tetep jalan
deamerina said…
hihi iya mbak kmrn awalnyapun kita pengen bawa mobil tapi akunya pengen naik kereta hehe
kalo nggak ujan pasti aku udh betah berlama-lama 😆
aku juga perginya yang deket-deket mbak. kalo jauh-jauh masih mikir
di surabaya juga udah mulai rame banget
Wilingga.com said…
Huhu kapan ya aku ke sana
Awi Metalisa said…
Terakhir kesini jaman kuliah dan pengen kesana lagi! Karena seseger itu viewnya disana. Cocok buat healing juga. Lumayan juga ya buat akomodasi nya kalau ngga kendaraan pribadi hihi
Milah Smart said…
MasyaAllah kak, itu pemandangannya masih terlihat seperti ada kabut-kabutnya ya kak. Sejuk dan mendamaikan. Semoga bisa berwisata kesana juga. hehe
Oktavia winarti said…
Waah enak yaa suasananya jadi ikut mbayangin hehe. Kalo dari stasiun deket kebun teh lawang ada tempat nginep yg affordable ga buat satu keluarga (3 orang) ?
Knews said…
Keren banget pasti itu, adem, bikin mata manja.. Hati sejuk.
pengalaman yang menyenangkan mbak, sangat seru, semoga saya juga dapat liburan juga nanti hehe...
Herijo said…
Owalah..saya kira Wonosari Jogja kak, ternyata di Malang. karena kampung halaman orang tua saya dari wonosari dan blm nemu perkebunan teh disana. adanya banyakan pantai dengan tebing-tebing tinggi.
Allamandawi said…
Keren, jadi pengen jalan-jalan ke sana jg, healing-healing gitu ceritanya wkwkwk
bobby said…
daerah dingin kayak Malang emang banyak banget ya spot wisatanya. kapan kapan pengen kesana juga. ohya turut berduka cita untuk banjir bandang yang terjadi beberapa waktu lalu terjadi di Batu.
deamerina said…
iya rada susah sekarang kalo nggak bawa kendaraan pribadi 😬
deamerina said…
iya ini kemaren kebetulan pas lagi ujan 🤣
jadi berkabut dikit
tapi nggak lama kemudian kabutnya turun dan gerimisnya udah reda ehehe
deamerina said…
kemaarin driver grab bilang di dalam kebun tehnya ada rumah yang dijadikan homestay mbak.
mungkin bisa dicek di aplikasi kayak traveloka, tiket.com dll hehe
aku kurang tahu pasti soalnya 😅
umimami said…
wah asik ya bisa jalan jalan ketemu yang hijau hijau manjain mata, adem, tenang kalau melihat alam, jadi ingin jalan jalan ^_^
asyiknya jalan-jalan ke alam, ke kebun teh wonosari, refeshing, istirahat dari aktifitas yang bikin penat, bisa buat healing juga ya Kak. Semoga suatu saat saya juga bisa ke sana aamiin
Uphiet said…
Wah aku yg deket malah belum pernah ke sini. Perlu diagendakan nih buat jalan2 weekend :D
deamerina said…
hihi iyaa auto fresh 😆
deamerina said…
semoga bisa segera berlibur ya 😆
deamerina said…
hehe iya mas di Malang Jawa Timur 😆
waawwww tebing san pantai yaaa
kayaknya bagus jugaa pemandangannya Wonosari Jogja
aku belom pernah ke sana soalnya
deamerina said…
iyaa sekarang makin banyak tempat wisata di Malang dan sekitarnya 😆
semoga nggak ada banjir lagi
deamerina said…
hehe iya mbak adem jiwa raga 😆
deamerina said…
iya mbak refreshing sejenak biar nggak mantengin layar mulu 😆
aamiin semoga bisa segera berlibur yaa
deamerina said…
hihi coba diagendakan kak 😆
mrhanafi said…
saya lebih suka hari hujan berbanding hari panas.

memag besar kan ...libur-libur di ladang teh
Ainun said…
setuju banget sama mba dea, akhir tahun ditutup dengan jalan-jalan manis ya mba
perjalanan singkat surabaya - malang gini aja udah bikin seneng

aku terakhir kesana waktu kuliahhh, wes lama pol hahahaha, sepedaan dari malang kota ke Lawang, lumayan pisan kwkwkwkwk
dan tahun segitu zaman bahula, aku mikir, sapa juga yang mau jalan-jalan ke kebun teh, waktu itu ngga begitu banyak pengunjung juga. Sepertinya sekarang kayanya bisa jadi jujugan anak muda ya