• Home
  • Travel
  • Review
    • Film
    • Book
  • Jurnal
    • Event
    • My Space
  • About

                        D e a     M e r i n a

“Don't be pushed around by the fears in your mind. Be led by the dreams in your heart.” ― Roy T. Bennett, The Light in the Heart

Powered by Blogger.



Kalau Batu punya Jatim Park sebagai tempat hiburan, Surabaya punya Atlantis Land. Baru dibuka tahun 2019 lalu, sayangnya karena pandemi tempat wisata ini pun kena imbasnya.  Sempat tutup pada bulan Maret hingga Juni, sekarang sudah beroperasi lagi. Beberapa waktu lalu saya dan teman-teman saya pun mencoba mengunjungi Atlantis Land. Sayangnya ada beberapa wahana yang nggak beroperasi, salah satunya adalah istana es. Padahal kayaknya seru ngadem di sini karena cuaca Surabaya yang super panas pemirsaaaa. 

Baca juga: Naik Perahu di Wisata Mangrove Gunung Anyar

Atlantis Land ini berada di kawasan Kenjeran Park Surabaya yang baru. Fyi, Wisata Pantai Kenjeran terbagi jadi 2, yang lama dan baru. Pantai satu-satunya di Surabaya. Dan ke dua tempat ini termasuk tempat yang oke banget buat foto-foto. 


Untuk ke Atlantis Land jangan lupa langsung beli tiketnya di pintu masuk Kenjeran Park. harga tiket weekdays Rp80.000 dan weekend Rp100.000. Tiket ini sudah mencakup semua wahana. Jadi kamu nggak perlu ribet-ribet bayar lagi sewaktu sudah masuk Atlantis Land 😆


Jujur, saya sendiri baru pertama kali ke Atlantis Land ini haha. Entah kenapa kayak kurang minat gitu pada awalnya. Yah, namanya juga orang, ibarat kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Ternyata saya salah. Tempat ini menawarkan beberapa wahana yang cukup seru. 


Istana Patung Lilin

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Istana Patung Lilin. Sesuai namanya, di tempat ini banyak banget patung lilin beberapa artis hingga presiden, kayak Johny Deep, Jackie Chan, Barack Obama, Jokowi, dan masih banyak lainnya. Setelah itu kami langsung mencoba wahana extreme. Inilah yang saya tunggu-tunggu akhirnyaaa bisa teriak-teriaaakkk. 


Wahana Viking


Nah, wahana pertama yang kami coba adalah Dark Coaster. Yang dimaksud dengan dark di sini adalah Roller Coaster-nya masuk ke dalam ruangan, makanya gelap 🤣 lumayan lah saya bisa teriak. Durasi wahana ini kurang lebih 10 menit. Cukup menyenangkan sih buat saya yang udah kanget berat main beginian. Setelahnya kami naik wahana Viking dan dilanjut dengan naik Car Dancer. Wahana yang satu ini asli bikin saya pusing. Karena sesuai namanya dance, bener-bener muter 360 derajat. Belum lagi durasinya 4 menit 😫


Saya jadi inget dulu waktu masih SD pernah naik Roller Coaster yang ada di Taman Hiburan Remaja SUrabaya (THR). oh ya, di taman bermain ini dulu tiap kali anak-anak SD pada rapotan pasti ada promo. Kalau ranking 1-10 besar bakalan dapet potongan harga 🤣 yaampun saya jadi kangen banget. Sayang banget sekarang tempat ini sudah ditutup. Nah, dulu sewaktu saya naik Roller Coaster outdoor) saking hebohnya saya sepatu saya lepas dan angkat tinggi-tinggi pakai tangan sambil teriak-teriak 😆 Dan di tengah permainan sepatu saya jatuh dong hahahaha. Malu banget asli kelar main harus nyeker nyari sepatu dan nggak ketemu!  🤣

Setelah dibuat pusing, kami lanjut naik flying chair. Ah, siapa sih yang bisa nolak naik ayunan 😆 kalau naik ini rasanya lebih seru kalau malam hari. Suasananya bakalan lebih syahdu~ haha


Setelah capek teriak-teraik, kami pun istirahat sebentar untuk ishoma (istirahat, salat, makan). Kami di jamu oleh markom Atlantis dengan makanan kekinian, Ayam Geprek. Siang-siang makan yang pedes-pedes, mantappu jiwa banget dah haha. Setelah perut kenyang hati senang, kami lanjuttt lagiiii.


Karena sudah jam 4 sore, kami main Bom Bom Car. sejujurnya, saya suka banget hal yang berhubungan dengan nyetir 🤣 rada aneh sih tapi yaa begitulah faktanya haha. Kelar tabrak-tabrakan berjamaah, rencananya kami akan nyobain wahana air Tornado Slide dan Boomerang Slide. Sayangnya petugasnya sudah pulang jadiiii, kami memutuskan buat muter-muter aja. 


Berhubung kami kemari di akhir pekan, kegiatan kami di sini pun ditutup dengan atraksi freestyle motor. Saya liatnya rada serem gitu sih ngeliat mereka muter-muter pake motor dengan kecepatan tinggi. Ngeliat 1 orang di dalam aja rasany udah buat saya ngeri, apalagi 2 orang sekaligus.





Atlantis Land ini buka dari jam 7 pagi sampai jam 17.30. Yang spesial di sini adalah kalau weekend bakalan ada atraksi khusus kayak air mancur, freestyle motor, dan bola maut. Bukan cuma wahana extreme, di sini juga ada wahana khusus untuk anak-anak. Cocok banget buat yang mau liburan bareng keluarga.


Saya pribadi seneng banget akhirnya bisa naik wahana yang bikin saya teriak-teriak 🤪 kalau temen-teme gimana? Suka wahanaa yang anteng syahdu atau yang bikin teriak-teriak juga? Atau punya pengalaman lucu di taman hiburan kayak saya jaman bocah? 🤣



Menghabiskan waktu bareng temen itu bagi saya waktu yang sakral. Saya bisa lupa waktu kalau udah keasikan ngobrolin ini itu. Mulai dari cerita receh sampai pembicaraan serius. Biasanya sih saya lebih suka dateng ke rumah sahabat saya. Enak aja gitu bisa cerita sambil guling-guling 🤪 Tapi nggak jarang juga kalau temen-temen saya ngusulin ketemu di luar sambil cari suasana baru. 

Baca juga: Naik Perahu di Wisata Mangrove Gunung Anyar

DI Surabaya, bisa di bilang banyak banget tempat-tempat nongkrong dengan berbagai konsep. Mulai dari yang biasa sampai yang unik. Salah satu cafe favorit saya adalah Libreria Eatery. Lokasinya ada di jalan Ngagel. Kalau kalian tahu toko buku Uranus, nah sebelahan banget deh sama toko buku ini. 







Seperti cafe pada umumnya, Libreria buka mulai dari jam 10.00-21.00. Yang bikin cafe ini cozy adalah suasananya. Ruangannya nggak luas, juga nggak sempit. Pengunjung di sini juga nggak pernah benar-benar penuh. Hal itu juga yang bikin saya suka. Penataan interiornya yang unik juga menarik di padukan dengan cahaya lampu warna kuning bikin suasana jadi makin nyaman. Salah satu sisi dindingnya ada jendela ukuran besar yang menghadap ke jalan. Saya dan sahabat saya suka banget duduk di spot ini. Bisa sekalian kena cahaya matahari waktu golden hour 😂





Makanan dan minuman di sini juga cukup enak. Saya suka banget peach tea di sini. Segar dan manis. Waffle-nya juga enaak banget lembut 🤤 Harga menu di sini mulai dari Rp18.000. 




Di salah satu sudut ruangannya rak buku yang berisi berbagai macam buku yang bisa kamu baca. Nggak boleh dibawa pulang ya tapi 😂 Bukunya juga bagus-bagus. Semuanya buku impor. Saya pernah baca buku yang cocok buat saya. Saking keasikannya baca buku, saya nggak ngeh kalau sudah waktunya tutup. Padahal saya belum selesai bacanya. Pengen bawa pulang tapi nggak boleh haha. 


Oh ya, biasanya kalau saya menghabiskan waktu berlama-lama di cafe saya harus pastiin cafe itu ada mushollanya. Di Libreria memang nggak ada mushollanya. Tapi, bisa numpang salat di musholla Uranus. Jadi aman deh. 


Kalau kalian gimana, ada cafe yang sering dikunjungi? Kasih tahu dong siaa tahu saya bisa mampir 😆


Meski dikenal sebagai kota metropolitan, Surabaya juga punya beberapa alternatif tempat wisata alam terbuka. Aih, kemarin waktu bersepeda tetiba saya baper. Saya baru sadar kota ini begitu indah dengan caranya sendiri. Gedung bertingkatnya mungkin mulai banyak, tapi taman-taman hijau juga ikut berimbang. Menurut saya Surabaya bisa jadi tempat yang nyaman. Komplit. Hehe. jangan sampai deh Surabaya jadi kayak Jakarta. Mulai dari segi kemacetan, banjir (eh tapi, Surabaya juga langganan banjir sih di beberapa daerah 😅), dan jarangnya pepohonan. Hmm, tapi hal lain yang bikin saya suka Jakarta adalah MRT-nya haha. 

Kemarin saya dan teman-teman berkunjung ke Wisata Mangrove Gunung Anyar. Di Surabaya sendiri ada 2 wisata mangrove, yaitu Wisata Mangrove Wonorejo dan Wisata Mangrove Gunung Anyar. Nah, Wisata Mangrove Gunung Anyar yang saya datangi kemarinn ini merupakan wisata mangrove terbesar di Asia Tenggara lho! Bangga banget jadinya jadi warga Surabaya 🤪


Sebelumnya saya sudah pernah tulis ulasan lengkap tempat ini, kecuali naik perahu. Bisa baca tulisan saya ini ya, Mangrove Gunung Anyar Surabaya. 


Tempat wisata ini sudah buka dari jam 7 pagi dan tutup jam 4 sore. Saya sudah datang jam 7 pagi karena sebelumnya memang janjian jam 7. Tapi, yaaa seperti biasa ‘ngaret adalah passion teman saya’. Sambil nungguin yang lainnya saya keliling sendirian. Asli, datang ke tempat ini pagi-pagi memang menyenangkan sekali. Suasananya masih segar dan sunyi. Sebelumnya saya pernah ada liputan bareng salah satu hotel di Surabaya. Saya datang jam 6 pagi dan suasananya bener-bener tenang bangeeettttt. 



 

 Naik Perahu 

Setelah semua teman saya sudah datang, jam 9 kami memutuskan untuk naik perahu terlebih dulu. Untuk naik perahu ini kita harus bayar tiket Rp25.000/orang. Perahunya punya kapasitas maksimal 6 orang. Kalau kamu mau sewa sendirian juga nggak masalah kok. Tapi tetap dengan harga Rp150.000. 

Perahu ini akan membawa kita ke tepi laut. Sejujurnya saya senang sekali kemarin naik perahu ini. Meski sudah bolak-balik ke wisata mangrove ini, tapi kemarin pertama kalinya saya naik perahu di sini 😂 Awalnya saya nggak ada ekspektasi yang gimana-gimana, tapi setelah naik, wah rasanya syahdu sekaliiiiii. Mungkin efek lagi mendung juga haha ☁️. Apalagi waktu liat burung-burung putih (burung Kuntul) yang lagi berterbangan. Saya dibuat makin terpana. Sayangnya wisata perahu ini hanya berdurasi 30 menit saja (dasar manusia nggak ada puasnya 😆)



 Jogging Track dan Menara Pantau 

Selesainya naik wisata perahu, kami lanjut jalan-jalan ke area jogging track. Area ini cukup panjang. Terbuat dari potongan kayu bikin jalanan ini tampak instagramable. Kanan kiri tentunya tumbuhan bakau. Sebenarnya nggak ada hal lain yang bisa dilakukan di area ini kecuali jalan santai sambi sesekali berhenti buat berfoto ria. Tapi di ujung jalan ada Menara Pantau yang bisa kita naiki. Pemandangan dari atas jelas bagus bangeet. Sesuai namanya, untuk memantau lahan wisata mangrove ini, nggak bisa ya buat memantau doi 🤪







Nah, kalau sudah sampai di pintu keluar ada beberapa pkl yang berjualan minuman dan cemilan. Iyaap, sayang sekali tempat ini belum ada tempat makannya. Karena terbilang baru juga sih. Kalau ke sini jangan lupa bawa topi atau payung ya. Karena baru, di sini belum serimbun Mangrove Wonorejo. Jangan lupa juga untuk pakai baju yang nyamaaann. Keliling tempat ini jelas bikin kamu berkeringat. Kecuali kamu kelilingnya pas lagi hujan🤣. 





Sebenarnya selain itu, wisata ini punya wahana sepeda air yang ada di sisi utara. Sayangnya jembatan gantung sedang di tutup jadi kami nggak bisa explore tempat itu. Kalian bisa baca di tulisan saya yang sebeumnya di sini. Selain ada wahana sepeda air, kamu juga bisa menanam biibit mangrove. Tempat ini juga punya beberapa spot yang instagramable. 


Oh iyaa, jalanan dari jalan raya ke tempat wisata belum cukup memadai. Jalannya masih berupa tanah yang kalau semalam lagi hujan bakaln becek banget. Jadi buat yang naik motor kudu hati-hati banget. Karena jalannya lumayan panjang juga sih. 


Setelah lelah berkeliling dan cacing perut memanggil, kami pun balik untuk mencari makanan di luar. Ada yang sudah pernah ke temapt wisata ini juga?





Terlalu lama di rumah sering kali bikin mood saya ambyar. Menghadap monitor 5/7 dari pagi hingga menjelang petang. Asli, kalau nggak disempat-sempatkan keluar rumah sejenak saya pasti udah stress berat. Makanya setiap pagi saya pasti kabur buat sekadar jalan, jogging, atau yaa memandang langit yang perlahan terang. Sambil dengerin kicauan burung dan kadang jangkrik. Tenaaaaang bangeeettt ❣️

Baca juga: Hotel yang Menyediakan Dinner Romantis Saat Valentine

Nah, biasanya di weekend saya kadang memutuskan untuk menghabiskan waktu di luar rumah. Entah cuma sekadar keliling kota naik motor, naik bus, atau bikin janji sama teman. Pokoknya tempatnya harus outdoor! Itu syarat dari saya 🤣 Karena banyak taman masih pada ditutup, jadi saya dan teman saya pergi ke Food Junction yang ada di daerah Tandes


Waktu sebelum pandemi, saya suka banget sama tempat ini. Cocok banget buat wisata keluarga. Ada tempat makan yang bervariasi, wahana bermain untuk anak, dan kolam air yang cukup luas dengan wahana sepeda air. Oh ya, di sini juga ada supermarketnya. Jadi super lengkap buat keluarga yang mau belanja bulanan dan sekadar ngajak anak bermain. Atau buat kamu me time juga oke. Sekadar duduk-duduk santai di sore hari sambil liatin langit. 


Wahana bermain  





Di tempat ini ada beberapa wahana bermain untuk anak-anak dan dewasa. Ada area indoor dan outdoor. Untuk wahana outdoor ada komidi putar, kereta-keretaan, trampoline, viking (yang ini baru), dan sepeda air. Dulu sebelum pandemi ada bianglala juga yang jadi ikon tempat ini di tengah-tengah. Tapi, sayang banget sekarang udah nggak ada huhu. Padahal bagus banget kalo buat foto. Begitu bianglalanya hilang berasa ada yang kurang...

Nah, kalau yang tempat bermain indoor diperuntukan untuk balita.


Food court





Konsep dari tempat ini sendiri sesuai namanya ‘Food Junction’ yang berarti juga memenuhi kebutuhan makanan alias jajan. Kamu bisa milih mau makan indoor atau outdoor. Suasana di sini bener-bener enak banget deh. Indoor-nya oke buat makan sambil ngobrol. Sedangkan suasana outdoor juga oke banget buat makan sambil liat keriwehan orang-orang yang lagi hilir mudik menikmati waktu. Outlet makanan dan minuman di sini juga cukup beragam. Mulai dari makanan berat sampai jajanan. 


Taman 



Yang bikin makin asyik dari tempat ini adalah adanya elemen air, kesukaan saya hahha. Di tengah-tengah ada kolam air yang cukup besar. Kalau malam pemandangan kolamnya makin cantik karena ada air mancur dan kerlap-kerlip lampu. Di kolam ini juga ada wahana sepeda air. Di sekeliling kolam sudah disediakan tempat duduk yang nyaman. Enak banget buat duduk-duduk sore sambil ngobrol bareng teman. Jangan lupa beli camilan juga biar makin asyik ngobrolnya hihi.


Supermarket





Biasanya ibu-ibu kalau belanja bulanan kadang emang suka lama. Apalagi kalau sudah punya anak, kadang jajannya lebih banyak daripada kebutuhan pokoknya 🤣 ini pengalaman saya dulu waktu masih kecil soalnya haha. Mungkin karena itu kali ya tempat ini ada. Jadi waktu ibu-ibu belanja, anaknya bisa main di luar sama bapaknya atau nanny. Ibu belanja cukup, anak pun puas main 🤣 yaah ini mah asumsi saya aja sih. Cocoklogi kalau kata anak jaman now. 


Sebelum pandemi kondisi tempat ini bagus banget dan selalu ramai. Apalagi kalau sore akhir pekan. Meski datang sendirian nggak kerasa deh jomblonya karena pasti ada aja yang bisa diajak ngobrol 🤪 Sekarang kondisinya sedikit memprihatinkan. Beberapa fasilitas ada yang rusak karena mungkin kurang dirawat akibat pandemi. Setahu saya tempat ini juga baru dua bulan terakhir dibukanya. Meski begitu tempat ini masih jadi tempat yang nyaman untuk menghabiskan akhir pekan. Jadi tempat bengong favorit deh 🤪


Kalau kalian gimana nih? Lebih suka menghabiskan weekend di rumah aja atau di luar kira-kira? Hihi 


Setelah balik, kita lanjut lagi ke tujuan berikutnya. Pantai Kedung Tumpang. Eits, nggak lupa kita mandi di masjid terdekat sekalian sholat. Brrr, rasanya seger banget akhirnya ketemu air haha. Tapi airnya dingin banget cyiin.

Lagi-lagi kami mengandalkan gomaps untuk ke tempat tujuan. Jangan lupa isi bensin kalian ya. Takutnya nggak cukup soalnya lumayan jauh juga dan diatas bukit nggak ada pom bensin (yaiyalah). Bismillah nggak nyasar.

Kita pun mulai memacu motor. Waktu kita mulai memasuki kawasan hutan, aku rada was-was. Liat gomaps jaraknya masih lumayan jauh. Kalo pulang malem-malem lewat hutan gini ngeri juga. Aku sempet diwarning juga sama temenku yang asli Tulungagung. Mana lagi musim begal membegal pula. Kalo begal hati sih nggak papa (eh?). Akhirnya aku pun doa aja dalam hati semoga cepet nyampe dan nggak malem baliknya Syukur-syukur kalo ada barengannya banyak. Lha ini jalanan sepi banget. Nggak ada pengendara lain juga. Aku pun mastiin lagi di gomaps berharap nggak nyasar. Tiba-tiba hpku no service. Lha! Asli aku panik. Akhirnya kita liat ibu-ibu penjual minuman di sisi jalan. Ini ibu nggak ngeri ya jualan sendirian ditengah hutan gini. Dan ternyata arah kita sudah bener. Melintaslah pick up. Ternyata ini kawasan penebangan pohon. Selang jalan beberapa kilo, jalanan sudah mulai nggak enak. Alhasil kita pun nggak bisa ngebut. Selain itu kanan kiri juga rumah warga.



Setelah sekitaran 2 jam kita pun akhirnya kita liat juga petunjuk jaalan menuju Pantai Kedung Tumpang. Asli seneng banget legaaaa! hehe. Karena perut udah keroncongan akhirnya kita pun mutusin buat makan terlebih dahulu. Mendekati jalanan kedung tumpang banyak yang jual makanan kok tenang aja. Setelah makan kita lanjut lagi. Ada belokan tulisan 'Pantai Kedung Tumpang' belok lah kita. Dan ternyata untuk mobil nggak bisa melewati batas ini. Jadi harus naik motor. Alhamdulilah kita terselamatkan hehe.

Mulai belokan ini, jalanan nggak lagi aspal, tapi makadam. Pelan-pelan ya preen nyetirnya. Kanan kiri pepohonan rindang. Seneng banget masih asri gini. Begitu beberapa ratus meter didepan ternyata mulai serem guys. Jalanan cuma cukup 2 motor, 2 arah. Dan kanan kiri nggak lagi pepohonan. Kita beneran deh diatas bukit.


Hati-hati ya kalo nyetir 
Begitulah penampakan jalanannya. Aku motonya aja takut-takut hehe. Dan jalanan ini nggak pendek. Jalananannya kayak gini terus sampe ditepi mau ke Kedung Tumpangnya. Kerasa lama bangeet nggak nyampe-nyampe. Hingga akhirnya beberapa menit kemudian sampelah kita diparkiran kedung tumpang.Alhamdulillah. Jangan lupa bayar 5000 per orang ya dan 2000 per motor. Ntar kalian dikasi tiket dan jangan sampe ilang. Itu ntar dibalikin lagi pas kalian keluar.

Setalah markir motor kita pun turun. Seger juga. Tapi mana pantai Kedung Tumpangnya? Ternyata kita kudu jalan kaki ke bawah guys. Lagi-lagi tertipu oleh ekspektasi. Kita pun menuruni tebing ini. Dan bisa dibilang jalanan untuk turunnya serem banget. Tanahnya licin. Tapi tenang ada tali temali kok yang bisa jadi pegangan. Sebenernya kalo menurutku ini tempat wisata yang rada bahaya juga sih. Karena nggak ada pengamanan. Setelah berjuang menurunin tanah yang licin berkelok-kelok dengan tali akhirnya kita pun sampe di 'Pantai Kedung Tumpang'. Kayaknya nggak cocok deh tempat ini dinamain pantai. Karena emang bukan pantai. Mungkin lebih cocok Tebing Kedung Tumpang. Akuu melihat sekeliling. Ada police line. Mungkin bagian ini bagian yang bahaya buat dilewati. Kita sampe disini sore sekitaran jam 3an dan masih banyak orang. Ngeliat bebatuan yang berongga dari kejauhan aku jadi pengen kesana. Mungkin itu 'kolam renangnya'. Oke melangkahlah kita dengan hati-hati pastinya. Ngeri juga kalo sampe kepleset. Bisa hancur kepala kalian seriusaaann. Kalo perlu pake helm ya guys. Yaaa, kalo kalian nggak malu sih haha.

Dengan perjuangan dan doa (disamping deg degan), akhirnya kita pun sampai di atas titik 'kolam'.


Nah, disinilah para pengunjung bisa berenang. Tapi, hati-hati ya liat ombaknya dulu. Kalo lagi Kenceng dan pasang mendingan kalian nggak berenang. Karena ombaknya tinggi banget bisa sampai tempat aku berdiri bahkan lebih. Karena dengan begitulah lubang-lubnag 'kolam' tersebut terbentuk. Ombak besar yang menghantam tebing . Pas aku kesana sore, jadi nggak berani ngapa-ngapain kecuali duduk liatin lautan luas dan lubang-lubang amazing. Mini waterfall. Mini pool. Kita juga nggak lama sih duduk disini, soalnya diperingatin untuk segera berangja, udah sore ombak lagi nggak bersahabat. Maka bergegaslah kita. Nah, pas sampai disisi aman tebing dan mau moto seketika itu juga ombak dateng dan hatiku tersayat liat posisiku tadi duduk. Kena ombak. Aku bayangin kalo tadi aku nggak cepet-cepet pergi. Selisih beberapa detik aja aku mungkin udah masuk koran.


Bye Kedung Tumpang!


Udah sore. Kita beranjak pergi. Ngeri ketelah ombak hehe. Kita pun naik dengan tingkat kewaspadaan yang sama kayak pas turun tadi. Sebenernya aku ngos-ngosan kuadrat tapi tak paksain aja karena takut pulang kemaleman. Sesampainya di parkiran aku legaaaaa bangeeettt! Alhamdulillah selamat. Kita pun balik ke Surabaya.

Seriusan guyysss tempat ini ngerii tapi keren siih. Jadi aku berhaarap sama pemerintah setempat agar mengkondisikan Wisata Kedung Tumpang ini dengan baik. Aman. Biar banyak yang bisa kesana dengan aman sentosa.

Sekian.
Salam Blogger!
DM.





Zdrast-vooy! 
Lagi nungguin hujan nih biar nostalgianya makin greget *halah opo ae mer. Btw, kali ini aku mau berbagi cerita ngetripku waktu liburan kemaren ke suatu tempat yang kekinian di instagram. Kemana yooo?? Tulungagung!! Yap. Kali ini aku bolang ke Tulungagung bareng temenku. Yipiiii. Sebelumnya aku nggak pernah kepikiran ke Tulungagung. Gara-gara liat di medsos (media sosial), dan mereka pada upload foto-foto alam Tulungagung aku jadinya penasaran kayak apa sih tempatnya?

Kita start berangkat hari Selasa 1 September 2015. Sok-sokan memulai bulan dengan refreshing gitu haha. Sempat terkendala kompor yang akan disewa bocor hingga akhirnya kita malem malem nyari persewaan muter muter disekitar kampus.Dan untungnya kita pun akhirnya dapet. Alhamdulillah.Setelah ngecek perlengkapan dan nata branag biar nyaman selama perjalanan, kita cus deh. Kita berangkat jam 6 pagi waktu lidah wetan, Surabaya. Daaann seperti biasa, kita naik motor biar fleksibel. Rutenya : Surabaya - Mojokerto - Jombang - Kediri -Tulungagung. Sebenernya kita berdua nggak ada yang tau Tulungagung hehe. Aku taunya sampe kediri aja, soalnya sering ikut mama jualan luar kota *curhat. Jadi dari Kediri ke Tulungagung kita mengandalakn gomaps (google maps).

Kita sampai di Tulungagung sekitar jam 9.30 WIB. Alhamdulillah kali ini gomaps bisa diandalkan dan gak nyasarin. Sesampainya di Tulungagung kita istirahat leyeh-leyeh sambil berfoto ria di Alun Alun.


Alun Alun Tulungagung 
Alun alunnya adem gitu, asri enak buat istirahat. Disana ternyata banyak burung merpatinya jadi makiin rame dan kalian juga bisa kasih makan burung merpatinya. Buat yang nggak bawa cemilan bisa beli cemilan burungnya di penjual disana. Sayangnya aku gak sempet foto bersama kawanan burung. Makin siang makin panas juga ternyata. Kriuukk. Oke aku sama temenku jalan sekitar alun-alun cari makanan. Susah bangeet cari warung padahal perut udah minta diisi. Kita cuma nemu satu warung depan masjid. Setelah makan, kita pun sholat dhuhur karena udah masuk waktu sholat.

Sehabisnya sholat, untuk menyakinkan diri biar gak nyasar aku pun tanya pak polisi yang kebetulan lagi sholat juga. Ternyata pak polisinya kurang tau arah ke Pantai Coro. Yap. Tujuan pertama kami adalah Pantai Coro yang bersebelahan dengan Tebing Banyu Mulok. Untung ada mas-mas yang lagi masang sepatu dengerin kita ngobrol dan dia nimbrung ngasih arah. Pantai Coro searah sama Pantai Popoh, jadi kita ngikutin petunjuk hijau ke Pantai Popoh aja biar gak nyasar. 'Hoalaa iya Banyu Mulok itu baru temuannya anak anak muda jaman sekarang' bapak polisinya pun cuma geleng-geleng. Bapak kurang gaul ih haha.


Setelah berterima kasih ria, kita pun lanjut ke Pantai Coro. Perjalanannya lumayan sekitar 1-1,5 jaman dari masjid deket alun alun. Tapi lama perjalannya gak akan kerasa, karena pemandangannya oke bangeettt. Yaaa, walaupun panas tapi kanan kiri cukup menghibur dengan bukit bukit pohon jati (kalo nggak salah). Apalagi kalo udah naik ke bukitnya lebih bagus lagi. Daaan lebih bagus lagi lagi lagi pas kalian udah mau nyampe kalian bisa liat lautan dan bukit hijau. AAARGH! AIR! *abaikan



sayang banget aku nggak bisa moto yang bagus huhu
Kita pun mutusin buat berhenti sejenak untuk menikmati pemandangan ini. Sayang banget aku nggak bisa moto yang bagus. Ah, pokoknya kalian kudu liat sendiri biar lega, Kita pun lanjut lagi. Dari sini udah lumayan deket kok. Jangan lupa bayar tiket masuk per orangnya 5.500 dan untuk motor 1.500. Dari pintu masuk tiket jalan aja terus sampe ada semacem padepokan. Nah, tenang, kalian nggak nyasar kok itu udah bener. Kalian bisa parkir di padepokan itu. Atau bisa juga parkir di rumah warga deket situ. Dan jangan lupa bilang ke tukang parkirnya ya kalo kalian mau nginep. Biar mereka nggak nungguin motor kalian sampe malem. Kasian. Soalnya kemaren kita gitu, lupa bilang dan orangnya nunggu sampe malem. Kan mereka takut aja kita nyasar gitu hehe. Maap ya mbak, mas.

Oh iya, sebenernya selama perjalanan kalian bakalan nemuin tulisan 'jalan pintas pantai coro' banyak banget di pohon. Tapi kita milih yang lurus aja soalnya yang jalan pintas itu jalannya lempung, berhubung kita pake motor matic ya kita milih jalan yang aspalan aja sampe padepokan. Trus dari padepokan juga bisa naik motor, tapi ya gitu jalanannya extrem.


Nah, dari parkiran padepokan ini kita mulai jalan kaki. Pertama aku kira jalan kakinya gak jauh-jauh amat, tapi ternyata lumayan juga. Buat kalian yang nggak kuat jalan, ada ojek motor kok kalian bisa bayar 15.000 per orangnya.

Buat yang haus atau laper ditengah perjalanan nggak usah khawatir. Selama perjalanan ada warung warung kecil kok. Tapi, mereka cuma buka siang sampe sore. Begitu malem, mereka hilang meninggalkan jejak terpal saja.

Taraaa!!! Akhirnya kita sampe di Pantai Coro setelah perjuangan yang melelahkan pemirsaa.



Pantai Coro. Source : mbah gugel 

Kita duduk melepas lelah di Pantai Coro sejenak sebelum lanjut lagi ke Tebing Banyu Mulok. Ngeliat air, aku jadi tergoda buat bertelanjang kaki menyusuri pantai. Skalian cari lokasi buat ngecamp. Pantai Coro ini bisa dibilang kecil dan susah juga ternyata kalo buat ngecamp. Karena airnya kalo malem pasang dan hampir seluruh pasir tertutupi air. Jadi nggak ada lahan kosong buat ngecamp. Setelah mastiin nggak ada lahan yang bisa dipakai buat ngecamp kita lanjut lagi mendaki gunung lewati lembah ke Tebing Banyu Mulok.


Kali ini jalan setapak yang kita lewati lebih bagus. Hijau, asri nggak kayak sebelumnya yang gersang. Sesampainya diatas kalian bakal disuguhin pemandangan yang indah banget.



maaf, lagi-lagi motoku kurang oke huhu


'Maka nikmat Tuhan kamu yang manakh yang kamu dustakan?' (QS. Ar-Rahman 55)

Setelah sampai diatas Tebing Banyu Mulok, kita duduk bentar menikmati terpaan angin dan cipratan air dari 'Banyu Mulok' tersebut. Banyu Mulok? Apaan sih mer maksudnya? Jadi tebing ini dikasih nama Banyu Mukok karena ada air yang naik ke atas tebing akibat dari ombak yang menghantam tebing tersebut. Maka terciptalah semburan air yang menyerupai air mancur, Dan semburan air mancur ini cuma ada di 1 titik tebing aja. Tingginya kira-kira bisa sampe 5-10m dek kalo nggak salah. Gitu lho guys. Ini deh aku kasih fotonya. (Tapi sorry ya kalo kurang bagus hehe)


foto ini aku ambil pas besok pagi harinya

Foto ini aku ambil pas kita mau balik. Bagus ya ada pelanginya juga gitu hehe.

Kita pun mutusin buat ngecamp diatas tebing ini. Setelah keliling dan akhirnya dapet spot kita diriin tenda sebelum malam tiba. Dan baru sadar, ternyata kitalah satu-satunya orang yang ngecamp disini. Padahal pas siang tadi kita liat ada tenda diatas, tapi mereka udah pulang aja meninggalkan jejak sampah. Ah, lagi-lagi jejak manusia macam itu. Padahal disekitar sini ada tulisan 'Bawa pulang sampahmu' Tapi ternyata nggak ngaruh juga ya. Hmmm, trus diapain ya biar mereka semua pada sadar. Jadi nggak cuma sekedar menikmati alam tanpa mau menjaganya gitu.... (oke stop ini bakalan nggak ada ujungnya kalo dibahas. Back to topic)
Kriuuuukk. Ah, panggilan tercinta lagi. Okelah kita masak... mie. Haha, habis capek ndaki eh makan mie lagi. Yaudah lah syukuri aja masih keisi ini perut. Setelah makan dan bikin susu untuk menghangatkan diri. Aku duduk-duduk deket tenda. Sedangkan temenku dia keliling entahlah ke alam mana.
Angin malam ini nggak seberapa dingin dan nggak kenceng juga. Padahal ini termasuk pantai selatan. Ya, beryukur juga sih karena aku nggak kuat dingin meheheh. Malam ini kita habiskan dengan berburu bintang. Langitnya bener-bener deh minta banget diperhatiin. Padahal udah di spot yang bagus gini, eh malah mendung hiks. Yaudah sabar aja. Okelah kita tunggu hingga akhirnya langit sedikit cerah dan memberikan harapan. Aku liat Milky Way! yuhuuu! tapi nggak lama mendung lagi ugh! Akhirnya aku pun mutusin buat tidur dan stel alarm buat bangun. Kan siapa tau ntar makin malem makin terang.

Bangun-bangun eeehh udah shubuh ajaaaa. Sedih *lebay. Yaudah deh aku sholat dan bangunin temenku sholat juga. Rasanya sholat di alam bebas itu gimanaaa gitu hehehe.

Habis sholat kita ke ke tebing paling ujung buat liat sunrise. Berharap banget bisa dapet sunrise yang oke. Anggep aja sebagai gantinya semalem nggak bisa liat bintang. Buat kalian yang mau ke ujung tebing, hati hati ya. Tebingnya rada licin. Dan aku harap kalian nggak melanggar batasan merah yang sudah dibuat penjaganya. Toh itu buat keselamatan kalian sendiri.


keliatan ujungnya tebing nggak sih? hehe 


ombaknya ngeri banget


Sambil nungguin si merah nonggol aku merhatiin hamparan laut yang luas. Dan disitu aku tersadar, ternyata aku sekecil ini? Aku nggak ada apa-apanya dibandingin lautan ini. Jadi, sepertinya manusi segede apa pun nggak layak menyombongkan diri. Siapapun itu. Termasuk presiden skalipun. Dari kecil aku suka banget sama air. Entah kenapa. Dan sekarang sepertinya aku tau jawabannya. Karena air adalah sumber kehidupan kita. Bahkan 70% dari tubuh kita adalah air. Yang kedua, air bisa menjadi cerminan diri kita. Anggap saja ajang intropeksi diiri. Ah, refreshing alam seejenak disela-sela kesibukan memang sangat diperlukan. Hingga akhirnya aku ngeri sendiri liat ombak yang nabrak tebing ini. 


Lagi-lagi alam tidak berpihak pada kita hiks. Si merah tak kunjung terlihat karena cuaca yang mendung. Sedih kuadraaattt! Karena targetku kesini pengen banget liat sunset sama sunrise. Lha kemarennya juga sunsetnya nggak seberapa. Tapi ya lumayan sih. Dan lebih banyak ngerinya pas maghrib kita duduk-duduk di ujung tebing. Super duper creepy feeling. Aku pun mutusin buat keliling ke sisi lain tebing ini. Karena kemaren temenku sudah keliling sedangkan aku belom sempet ke sisi lain, kita pun kesana. Disisi timur ini lebih bagus ternyata pemirsaaaa tapi sayang banget ombaknya gede dan lebih licin (mungkin pengaruh cipratan airnya dan embun)

Akhirnya kita pun balik ke tenda. Temenku asik bikin timelapse sedangkan aku menuju ke atas bukit. Lagi pengen duduk menikmati pagi diatas bukit. Rencananya sih duduk, tapi eh badan lama-lama doyong juga dan mata merem haha. Enak bro sist seriusan.

bangun-bangun tidak lupa selfie haha

Bangun-bangun aku balik ke tenda dan masak... mie lagi meheheh adanya ini sih. Nyesel juga nggak bawa nasi. Lagian siapa bakalan mikir perjalanan kesini segininya. Ah sudahlah toh alamnya memang bagus! Setelah masak mie dan bikin susu, kita rebahan sebentar sambil ngobrol. Menikmati alam disini untuk terakhir kalinya. Eh nggak ding jangan sampe yang terakhir! Tenang Banyu Mulok next time aku bakalan ngapelin kamu lagi lebih lama.

Tiba-tiba aku merasakan hasrat buang air kecil. Dan disini nggak ada toilet mbak bro mas bro. Alhasil kita pun memutuskan untuk turun ke Pantai Coro. Bye-bye Banyu Mulok!



jangan lupa bawa sampahmu!


bye ombak 

Older Posts

Follow by Email

1Minggu1Cerita

1minggu1cerita

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

LET’S BE FRIENDS

Blog archive

  • ▼  2021 (18)
    • ▼  February (4)
      • Happy February
      • Akhirnya Surabaya Punya Alun-Alun!
      • Ngalor Ngidul
      • Roti Bluder, Roti Peninggalan Belanda yang Super L...
    • ►  January (14)
  • ►  2020 (53)
    • ►  December (17)
    • ►  November (10)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (7)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (20)
    • ►  October (2)
    • ►  September (5)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2018 (63)
    • ►  December (1)
    • ►  November (12)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (8)
    • ►  May (4)
    • ►  April (6)
    • ►  March (7)
    • ►  February (8)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (15)
    • ►  December (6)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  June (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2016 (6)
    • ►  October (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2015 (22)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (6)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)

SUBSCRIBE NEWLETTER

recent posts

Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates