Dalam kegaiatan sehari-harimu, tentu kamu diliputi berbagai macam perasaan. Kadang senang, sedih, kecewa, atau bahkan marah. Nggak ada yang aneh dengan semua perasaan itu. Wajar. Yang bikin nggak wajar adalah saat perasaan itu berlangsung terus menerus dan mengganggu kegiatanmu. Pernah nggak sih kamu merasa saat kepalamu penuh dan nggak tahu mau meluapkannya sama siapa? Honestly, as an introvert, saya sering mengalaminya 🙂
Nyatanya nggak semua orang bisa meluapkan apa yang dia rasakan. Ke teman terbaiknya atau bahkan ke keluarganya sekalipun. Bukan karena nggak percaya, tapi terkadang ada perasaan nggak nyaman saat harus mengganggu orang lain. Atau ada pula yang memang lebih suka untuk tidak menceritakan perasaan yang sedang dialaminya atau masalahnya.
Tapi, kamu tahu nggak sih kalau memendam perasaan atau pikiran negatif dalam jangka waktu yang lama dapat berakibat buruk bagi kesehatanmu? Nggak mau kan masih umur 20an tapi udah sakit-sakitan? Nah, daripada membayar biaya pengobatan yang nggak murah, mending kamu lakukan hal sederhana lain secara rutin yang bisa membuatmu lebih lega dari hari ke hari dengan journaling.
Apa itu journaling?
Journaling atau kegiatan menulis jurnal adalah kegiatan menuliskan pikiran atau perasaan yang sedang kita rasakan ke dalam sebuah medium. Hal ini penting untuk dilakukan terutama buat kamu yang sering kebingungan bagaimana meluapkan emosi yang sedang kamu rasakan.
Kamu bebas menuliskan apa pun tanpa takut dihakimi oleh orang lain. Kamu juga nggak perlu merisaukan tata bahasa. Tulislah sesuai dengan bahasa yang membuatmu nyaman. Bisa dalam bahasa Indonesia, bahasa inggris, atau daerah sekalipun. Nggak perlu juga harus berpatokan dengan PUEBI. Tenang, ini bukan ujian bahasa kok. Just express yourself! 😉
Manfaat journaling
Saya pribadi sebenernya udah suka journaling sejak sd dan hal itu masih saya lakukan sampai sekarang. Meski terkadang sering juga vakum, tapi saya selalu kembali lagi buat ‘curhat’ di buku tulis saya. Sampai sekarang saya nggak tahu pasti sudah berapa banyak buku yang sudah tamat 🤣
Setelah vakum beberapa lama, saya belakangan balik lagi dengan kebiasaan ini. Dan, satu hal yang baru saya sadari. Saya menuliskan semua perasaan saya, saya secara otomatis juga sedang menganalisa perasaan tersebut. Saya jadi lebih paham gambaran umum dari masalah satau perasaan yang sedang saya hadapi. Setelah sekian lama saya baru sadar kalau saya begini dan begitu setelah saya baca ulang tulisan saya kemarin. Setelahnya pun saya jadi tahu apa yang akan saya lakukan. Seolah saya menemukan solusinya.
Saat sedang menulis pun saya merasakan ada kelegaan dalam hati. Seolah gumpalan awan hitam yang menelimuti hati dan pikiran mengalir dari hati atau pikiran ke pena yang sedang saya gunakan. Dan bahkan, selain lega saya juga jadi merasa, “Eh, kayaknya harusnya saya nggak ngerasa segalau ini deh. Masalahnya cuma gini doang. Astaga ngapain ya tadi aku galau banget?” 🤣 saya nggak tahu kalian juga sama begini atau nggak. Tapi, ini seringkali terjadi di saya hehe. Dari galau lalu sadar sampai akhirnya balik happy lagi.
Dengan mengeluarkan semua uneg-uneg ke dalam tulisan kamu juga sedang berusaha untuk menjaga kesehatan mentalmu agar tetap baik-baik aja. Jangan pernah meremehkan perasaanmu sekecil apa pun. Karena hal kecil yang dibiarkan menumpuk berlarut-larut bakalan jadi sesuatu yang nggak diinginkan ke depannya 🙂
Selain itu, menurut video Satu Persen yang saya tonton, journaling juga punya manfaat untuk mengasah otak kiri khususnya bagian analitical dan rasional. Buat kalian yang sedang memahami diri sendiri, bisa banget nih nontonin video Satu Persen di Youtube atau bisa juga ngikutin Instagram-nya. Banyak banget pembahasan psikologi yang membantu kita untuk mengenal diri sendiri.
Cara memulai journaling
Nggak ada waktu yang pasti kapan harus melakukan journaling. Senyamannya aja. Kalau saya pribadi lebih sering melakukannya malam hari. Sekalian refleksi diri kira-kira seharian udah ngapain aja. Tapi, kalau kalian lebih nyaman pagi karena mungkin lebih semangat juga nggak ada masalah.
Journaling juga nggak butuh waktu yang lama. Mau 10 menit atau lebih juga boleh banget. Yang penting mah lega aja. Kegiatan ini nggak akan terlihat hasilnya kalau hanya dilakukan sekali atau dua kali aja. Dengan konsisten melakukan kegiatan ini 10 menit setiap hari, baru deh bakalan kelihatan hasilnya.
Kegiatan ini bisa dilakukan oleh siapa pun, berapa pun umurnya, apa pun pekerjaannya, introvert atau extrovert (mostly introvert sih setahu saya ehhe), dan yang jelas kegiatan healing ini gratis 😆 Jadi, apakah masih ada alasan untuk nggak mencobanya? Hehe
Selamat mencobaaaa~