• Home
  • Travel
  • Review
    • Film
    • Book
  • Jurnal
    • Event
    • My Space
  • About

                        D e a     M e r i n a

“Don't be pushed around by the fears in your mind. Be led by the dreams in your heart.” ― Roy T. Bennett, The Light in the Heart

Powered by Blogger.

 


Hari ini saya dapat oleh-oleh dari salah seorang kerabat yang baru saja dari Madiun. Sebelumnya saya nggak pernah tahu keberadaan roti ini. Keberadaannya saja nggak pernah tahu, tentunya rasanya pun saya nggak tahuuuuu. Meski saya punya saudara di sana dan beberapa kali ke sana 😬

Pertama kali saya diberi roti bluder ini saya kira ini seperti roti biasa saja yang ada rasa-rasanya. Karena di plastiknya tertulis varian rasa. Nggak ada deh ekspektasi gimana-gimana. Eh, nggak tahunya begitu gigitan pertama, alamak! Lembut bangeettt pemirsaaaaa~ 😍


Saya cukup shock (lebay). Awalnya saya bingung mau coba rasa apa dulu, ada coklat, kacang, gold cheese, dan coklat keju. Pilihan pertama pun jatuh pada gold cheese dan langsung sukaaakkk 🤤 Tapi beneran karena nggak nyangka rasanya bakalan selembut itu. Perpaduan rasa kejunya juga enak bingittss. Saya pun langsung browsing merek roti ini. Cokro Bluder Madiun. 


Usut punya usut, roti klasik ini ternyata oleh-oleh khas Madiun yang merupakan peninggalan Belanda semasa menjajah Indonesia. Roti ini menjadi santapan wajib tentara Belanda pada saat itu. Teksturnya yang lembut membuat kue bluder ini jadi ciri khas dan ikon kuliner kota Madiun, Jawa Timur. 


Baca juga: Nyobain Nasi Bete Surabaya

Yang bikin roti ini sangat lembut tentunya campuran adonannya yang menggunakan banyak telur. Tentunya dulu roti ini hanya roti polosan tanpa varian rasa. Seiring berjalannya waktu masyarakat pun mengkreasikan roti ini dalam berbagai varian rasa agar lebih nikmat 😆 


Cokro Bluder merupakan toko roti bluder tertua yang sudah berdiri sejak 1989. Makanya nggak heran kalau toko inilah yang menjadi acuan setiap wisatawan ingin menikmati roti bluder yang menjadi ikon kuliner Madiun 😁 


Meski semakin lama banyak pula bermunculan toko yang juga menjual roti bluder. Bahkan sewaktu saya iseng buka di Gofood, ada juga beberapa toko yang menjual roti bluder di Surabaya. Kalau menurut websitenya sih mereka memang open reseller. Jadi harusnya rasanya sih sama. Tapi saya belum coba mungkin lain waktu akan saya coba 😊 


Harganya yang sangat terjangkau membuat siapa pun bisa dengan mudah mencicipi rasa roti bluder peninggalan bangsa Eropa ini. Harganya dipatok mulai dari Rp9.000/pcs 😆 Bukan hanya menjual roti bluder, Cokro Bluder juga menjual beberapa roti lainnya seperti spiku, roti sobek, roti kering, dll. 


Teman-teman ada yang pernah cobain roti bluder juga nggak nih? Atau ada yang baru tahu juga kayak saya? 😆





 

Kerja di masa pandemi ini bisa di bilang gampag-gampang susah. Gampangnya apa? Bisa kerja dari mana aja. Susahnya? Kadang kalau bosen di rumah atau listrik lagi mati bakal ribet cari tempat huft. Beruntung di Surabaya sendiri banyak banget pilihan coworking space. Yang berbayar ada banyak dan nggak berbayar pun ada lho, jangan salah. 



Koridor Coworking Space adalah satu-satunya coworking space yang difailitasi oleh pemerintah kota Surabaya. Kalau kalian tahu drama Start-Up, ya kurang lebih seperti itulah. Kalian bisa pakai fasilitas ini sepuasnya dengan gratis. Tersedia komputer juga nih buat yang nggak bawa laptop. 


Sebelumnya, saya sudah pernah review tempat ini. Lengkapnya bisa dibaca di sini ya.


Daftar via website


Koridor


Kalau dulu sebelum pandemi kamu bisa masuk kapan aja, nah sekarang karena di batasi jumlah pengunjungnya, kalian harus daftar dulu via website resmi Koridor. Setelah daftar pastikan kamu sudah registrasi. Setelahnya kamu bisa langsung pilih mau duduk di mana. Ada ruang Paduraksa dan Baur yang bisa kamu pakai. Untuk ruang seminarnya di bagian dalam sementara di tutup. 


Setelah pilih tempat duduk, jangan lupa juga pastikan jam kunjunganmu. Jangan sampai salah jam ya. Karena Koridor nggak memperbolehkan kamu masuk sebelum atau 10 menit setelahnya. Jadi nggak boleh terlabat. Kalau kamu sampai terlambat, kamu akan di skors alias nggak bisa pakai ruangan selama 7 hari. Saya pernah nih begini karena telat 30 menit huhu. Setelah isi jam, jangan lupa juga isi tujuan kedatangan ya. Fyi, selain alasan bekerja atau urusan tugas nggak dibolehkan. Misalnya kamu mau datang untuk sekadar duduk-duduk cantik atau baca buku nggak bakal deh diijinkan. Meski terlihat kejam, tapi ini aturan yang masuk akal sih. Jadi buat yang emang butuh aja tempat ini disediakan. 


Setelah pesananmu terkonfirmasi, sudah deh tinggal datang tepat waktu. Nanti saat tiba, kamu akan di minta untuk scan QR code dari pesananmu tersebut. 


Fasilitas 




Kalau dulu dibuka 24 jam, sekarang hanya beroperasi mulai dari jam 08.00-21.00 dengan jeda setiap sesi 3 jam. Lengkapnya bisa diihat di website atau instagram ya. Untuk tempat parkir, karena sekarang tempat parkirnya dijadikan kantin, jadi kaliaan bisa parkir di lantai 5 atau di parkiran basement TEC.

Buat saya pribadi, tempat ini jadi tempat favorit. Meski sekarang hanya pakai kipas, tapi dengan ketenangan yang disediakan tetap menjadi piihan. Apalagi karena pandemi ini jumlah pengunjung dikurangi, jadi makin kondusif. Karena belakangan sebelum pandemi tempat ini bener-bener ramai. Mulai dari anak muda sampai orang dewasa. Baguslah, seenggaknya mereka memanfaatkan tempat ini dengan baik. 


Selain suasananya yang kondusif, tempat ini punya kantin di lantai 1 yang jadi satu sama tempat jual souvenir. Jadi kalau lapar tinggal turun (fyi, Koridor ada di lantai 3) sambil cuci mata dan biar nggak jenuh duduk terus. Buat yang salat, mushollanya ada di lantai 2. Biasanya sih ada mukenah tapi lagi-lagi karena pandemi jadi dianjurkan untuk bawa mukenah sendiri ya.

Selain untuk umum, tempat ini juga punya ruangan khusus yang digunakan startup pilihan. Saya pernah masuk waktu ada event lomba foto dan ruangannya bener-bener nyaman bangeetttt. Salut banget sama pemerintah kota Surabaya yang udah peduli dengan perkembangan zaman dan memfasilitasi anak-anak muda 💐


Semoga aja bakalan ada lebih banyak tempat kayak Koridor. Mungkin bisa dibuat yang bener-bener menyerupai Sandbox? 🤪






 

Semenjak pandemi, saya punya kebiasaan baru yang saya lakukan. Bersepeda. Kalau di bilang latah dengan tren belakangan, saya mengakuinya haha. Sebenernya saya sudah berniat untuk rajin bersepeda tahun 2019 lalu, tapi yaa namanya juga manusia. Kalau nggak penuh dengan wacana itu nggak afdal 🤪 Mungkin karena ngerasa sendirian jadi kurang semangat. Bulan Mei lalu, ngeliat orang-orang bersepeda saya pun tergiur untuk ikutan mengayuh. 

Sebelum pandemi, di Jalan Darmo setiap hari Minggu pasti ditutup khusus untuk Car Free Day. jalanan ini bakalan penuh sama orang dengan berbagai kegiatan. Ada yang main bulu tangkis, sepak bola, lompat tali (skipping), bersepeda, atau bahkan makan 😆 Nah biasanya kelar olahraga saya pun pasti menyempatkan diri untuk beli makanan ringan. Alias nyobain beragam makanan aneh haha. 


Baca juga: Atlantis Land Surabaya, Taman Hiburan yang Bikin Pusing

Tapi, itu sebelum pandemi. Semenjak pandemi, jalanan ini jadi nggak pernah dipakai untuk CFD alias ya dibuka aja seperti biasa. Sebagai gantinya, setiap hari Minggu kanan kiri jalanan pasti bakal padat dengan pesepeda. Jadi, jalur sepedanya macet, ngantri saking padatnya haha. Jalanan ini memang enak banget buat dilewati karena banyaknya pohon yang rindang 🌳 dan trotoarnya yang besar. Nggak jarang orang-orang pada berhenti dan istirahat sejenak di trotoar. 


Hiasan natal di depan Tunjungan Plaza (TP)


Kemarin saya dan teman saya juga bersepeda lewat jalur ini. Kami memutuskan untuk ke Jalan Panggung. Kami janjian bertemu di Rumah Sakit Islam. Tapi, saya bablas ke Kebun Binatang Surabaya, miskom 🤣. Kami berangkat sekitar jam 07.30. 


Kami bersepedanya mah santai aja. Nggak gopoh. Nggak ada yang dikejar juga. Dengan bersepeda saya bisa lebih santai menikmati kanan kiri jalanan. Biasanya saya jadi tahu beberapa toko yang nggak saya sadari keberadaannya sebelumnya. Padahal saya cari-cari selama ini haha.





Selain Jalan Darmo yang rindang, saya juga suka view Jalan Basuki Rahmat yang ada beberapa gedung bertingkatnya. Jalanan ini khas Surabaya banget. Karena sudah masuk Surabaya Pusat. Sayangnya kemarin lagi mendung. Kalau lagi cerah bagus banget kombinasi langit biru + gedung bertingkat yang nggak banyak. Di jalanan ini kami juga lewat mall yang jadi ikon Surabaya, Tunjungan Plaza 1-6 😄 Lalu lanjut lewat Tugu Pahlawan hingga sampai ke Jalan Panggung. 





Sesampainya di Jalan Panggung yang kami lakukan adalah apalagi kalau bukan foto-foto 😆  Jalanan ini terbilang unik karena kanan kiri adalah pertokohan yang dindingnya di cat warna-warni. Kalau kalian tahu Kampung Warna di Malang, yap sejenis itu. Bedanya ini di dataran rendah bukan di perbukitan. 


Setelah puas foto-foto kami lanjut lagi jalan tanpa tujuan yang berujung sampai di Kawasan Ampel. Nah, karena sudah sampai di tempat ini, nggak afdal rasanya kalau nggak nyobain Nasi Bete Bu Karmini 🤪  Saya pribadi belum pernah nyobain makanya begitu diajakin temen saya, tanpa pikir panjang saya pun “Oke cus!” Kami pun menuju Jalan Petukangan Ampel.


Setelah drama banyak gang ditutup karena lagi Pilkada, akhirnya kami pun sampaaaiiiii. Alhamdulillah. Saya duduk manis dan temen saya antri. Melihat antriannya yang nggak begitu ramai, saya pun berpikir paling hanya menunggu 10-15 menit. Ternyata saya salah dong. Kami menunggu sampai 45 menit. Makin siang pun tempat ini makin ramai. 





Di dalam satu porsi Nasi Bete terdiri dari cumi, ikan tongkol, dan peyek. Ikan tongkolnya ini yang jadi ciri khas dan pedeees bangeeetttt. Saya yang nggak begitu doyan pedes pun udah request kalau bumbu tongkolnya dikiiit aja. Buat saya makan itu untuk dinikmati, bukan untuk menyiksa perut 😆 Oh ya, kalau kamu nggak suka cumi bisa pilih lauk yang lain, seperti kepiting, lele, sate cecek, bandeng, ayam, telur, dan banyak lainnya. Bukan cuma makan di tempat, ternyata warung ini juga tersedia di GoFood dan yang order udah dari mana-mana (saya sempat dengar obrolan para driver GoFood hehe).


Setelah perut kenyang hati senang, kami pun mengayuh pulaang. Over all, libur singkat di tengah minggu kemarin cukup menyenangkan karena saya bisa mengunjungi tempat baru dan mencoba kuliner yang belum pernah saya coba selama 25 tahun tinggal di Surabaya haha. 


Kalau temen-temen ada yang punya kebiasaan baru juga nggak di masa pandemi ini? 😆




Berjamurnya cafe-cafe di setiap sudut kota Surabaya bikin saya lega sekaligus was-was. Saya lega karena akhirnya punya banyak opsi tempat untuk me time dan saya was-was karena sedang berusaha hidup sehat mengurangi gula 🤪 Saya yang sudah berumur ini jelas nggak mau sakit-sakitan di kemudian hari hanya karena nggak bisa mengontrol nafsu jajan di usia ini. 


Kebiasaan di Surabaya kalau lagi musim hujan adalah mati lampu. Meski nggak sering tapi kerap terjadi, teman-teman. Saya jadi ingat dulu waktu tinggal di Balikpapan seriing bangeet mati lampu. Bukan lagi dalam hitungan jam, tapi harian. Karena kondisi itulah nggak heran kalau beberapa rumah di sana pada disediakan genset. Kebayang nggak sih gimana tidur dengan suara merdu genset 🤣


Oke, back to topic!


Nah, kebetulan hari ini rumah saya mati lampu di jam yang nggak tepat. Alias pas lagi jam kerja. Saya yang lagi crosscheck kerjaan jadi shock. Saya emang suka kalo di kasih kejutan. Tapi kalau kejutannya mati lampu pas lagi kerja itu sangat nggak suka mon maap 😫 Jadinya saya pun buru-buru pergi buat cari tempat ‘bertapa’.


Kepikiran Libreria Eatery sih cuma di saat yang sama saya pengen nyobain salah satu cafe yang lebih deket dari rumah. Buat temen-temen yang hobi duduk manis di cafe bisa deh baca review-nya di sini. 


Cafe Arung Senja


Cafe yang pengen saya cobain namanya Arung Senja. Sebenernya saya sudah pernah ke tempat ini bareng temen-temen. Tapi, pengen aja gitu nyobain dalam versi ‘serius’. Cafe yang satu ini lokasinya di daerah Ketintang. Tempatnya terbilang kecil. Tersedia 6 meja yang berbeda-beda. Daan yang bikin saya nyaman adalah meski tempatnya kecil tapi pengaturan mejanya nggak berdekatan. Jadi tiap orang punya space-nya sendiri-sendiri yang cukup luas 🌻


Karena kerjaan saya berhubungan dengan video sejujurnya rada-rada dag-dig-dug dengan kecepatan internetnya. Tapi, alhamdulillah waktu download video aman jayaa teman-teman 😌 begitu pula waktu kirim video juga aman. Saya pun jadi tenang. 


Iced Chorcoal Latte versi Arung Senja


Cafe Arung Senja ini selain tempatnya yang nyaman, minumannya juga enak. Tadi saya nyobain Iced Charcoal Latte. Minuman yang warnanya abu-abu ini bikin saya berpikir rasanya mungkin rada pahit karena ada kopinya. Tapi, ternyata saya salah. Rasanya manis enaakkk. Dan ini bukan termasuk kopi dan nggak ada kafeinnya 😱 sotoy sih haha

Suasana enak, wifi kenceng, minuman juga enak. Tidak diragukan lagi teman-teman. Terima kasih untuk Cafe Arung Senja yang sudah menyelamatkan hari saya hari ini. Kerjaan aman, hati senang 💐


Btw, kalian sudah pernah cobain minuman yang satu ini? 




Kalau Batu punya Jatim Park sebagai tempat hiburan, Surabaya punya Atlantis Land. Baru dibuka tahun 2019 lalu, sayangnya karena pandemi tempat wisata ini pun kena imbasnya.  Sempat tutup pada bulan Maret hingga Juni, sekarang sudah beroperasi lagi. Beberapa waktu lalu saya dan teman-teman saya pun mencoba mengunjungi Atlantis Land. Sayangnya ada beberapa wahana yang nggak beroperasi, salah satunya adalah istana es. Padahal kayaknya seru ngadem di sini karena cuaca Surabaya yang super panas pemirsaaaa. 

Baca juga: Naik Perahu di Wisata Mangrove Gunung Anyar

Atlantis Land ini berada di kawasan Kenjeran Park Surabaya yang baru. Fyi, Wisata Pantai Kenjeran terbagi jadi 2, yang lama dan baru. Pantai satu-satunya di Surabaya. Dan ke dua tempat ini termasuk tempat yang oke banget buat foto-foto. 


Untuk ke Atlantis Land jangan lupa langsung beli tiketnya di pintu masuk Kenjeran Park. harga tiket weekdays Rp80.000 dan weekend Rp100.000. Tiket ini sudah mencakup semua wahana. Jadi kamu nggak perlu ribet-ribet bayar lagi sewaktu sudah masuk Atlantis Land 😆


Jujur, saya sendiri baru pertama kali ke Atlantis Land ini haha. Entah kenapa kayak kurang minat gitu pada awalnya. Yah, namanya juga orang, ibarat kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Ternyata saya salah. Tempat ini menawarkan beberapa wahana yang cukup seru. 


Istana Patung Lilin

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Istana Patung Lilin. Sesuai namanya, di tempat ini banyak banget patung lilin beberapa artis hingga presiden, kayak Johny Deep, Jackie Chan, Barack Obama, Jokowi, dan masih banyak lainnya. Setelah itu kami langsung mencoba wahana extreme. Inilah yang saya tunggu-tunggu akhirnyaaa bisa teriak-teriaaakkk. 


Wahana Viking


Nah, wahana pertama yang kami coba adalah Dark Coaster. Yang dimaksud dengan dark di sini adalah Roller Coaster-nya masuk ke dalam ruangan, makanya gelap 🤣 lumayan lah saya bisa teriak. Durasi wahana ini kurang lebih 10 menit. Cukup menyenangkan sih buat saya yang udah kanget berat main beginian. Setelahnya kami naik wahana Viking dan dilanjut dengan naik Car Dancer. Wahana yang satu ini asli bikin saya pusing. Karena sesuai namanya dance, bener-bener muter 360 derajat. Belum lagi durasinya 4 menit 😫


Saya jadi inget dulu waktu masih SD pernah naik Roller Coaster yang ada di Taman Hiburan Remaja SUrabaya (THR). oh ya, di taman bermain ini dulu tiap kali anak-anak SD pada rapotan pasti ada promo. Kalau ranking 1-10 besar bakalan dapet potongan harga 🤣 yaampun saya jadi kangen banget. Sayang banget sekarang tempat ini sudah ditutup. Nah, dulu sewaktu saya naik Roller Coaster outdoor) saking hebohnya saya sepatu saya lepas dan angkat tinggi-tinggi pakai tangan sambil teriak-teriak 😆 Dan di tengah permainan sepatu saya jatuh dong hahahaha. Malu banget asli kelar main harus nyeker nyari sepatu dan nggak ketemu!  🤣

Setelah dibuat pusing, kami lanjut naik flying chair. Ah, siapa sih yang bisa nolak naik ayunan 😆 kalau naik ini rasanya lebih seru kalau malam hari. Suasananya bakalan lebih syahdu~ haha


Setelah capek teriak-teraik, kami pun istirahat sebentar untuk ishoma (istirahat, salat, makan). Kami di jamu oleh markom Atlantis dengan makanan kekinian, Ayam Geprek. Siang-siang makan yang pedes-pedes, mantappu jiwa banget dah haha. Setelah perut kenyang hati senang, kami lanjuttt lagiiii.


Karena sudah jam 4 sore, kami main Bom Bom Car. sejujurnya, saya suka banget hal yang berhubungan dengan nyetir 🤣 rada aneh sih tapi yaa begitulah faktanya haha. Kelar tabrak-tabrakan berjamaah, rencananya kami akan nyobain wahana air Tornado Slide dan Boomerang Slide. Sayangnya petugasnya sudah pulang jadiiii, kami memutuskan buat muter-muter aja. 


Berhubung kami kemari di akhir pekan, kegiatan kami di sini pun ditutup dengan atraksi freestyle motor. Saya liatnya rada serem gitu sih ngeliat mereka muter-muter pake motor dengan kecepatan tinggi. Ngeliat 1 orang di dalam aja rasany udah buat saya ngeri, apalagi 2 orang sekaligus.





Atlantis Land ini buka dari jam 7 pagi sampai jam 17.30. Yang spesial di sini adalah kalau weekend bakalan ada atraksi khusus kayak air mancur, freestyle motor, dan bola maut. Bukan cuma wahana extreme, di sini juga ada wahana khusus untuk anak-anak. Cocok banget buat yang mau liburan bareng keluarga.


Saya pribadi seneng banget akhirnya bisa naik wahana yang bikin saya teriak-teriak 🤪 kalau temen-teme gimana? Suka wahanaa yang anteng syahdu atau yang bikin teriak-teriak juga? Atau punya pengalaman lucu di taman hiburan kayak saya jaman bocah? 🤣



Menghabiskan waktu bareng temen itu bagi saya waktu yang sakral. Saya bisa lupa waktu kalau udah keasikan ngobrolin ini itu. Mulai dari cerita receh sampai pembicaraan serius. Biasanya sih saya lebih suka dateng ke rumah sahabat saya. Enak aja gitu bisa cerita sambil guling-guling 🤪 Tapi nggak jarang juga kalau temen-temen saya ngusulin ketemu di luar sambil cari suasana baru. 

Baca juga: Naik Perahu di Wisata Mangrove Gunung Anyar

DI Surabaya, bisa di bilang banyak banget tempat-tempat nongkrong dengan berbagai konsep. Mulai dari yang biasa sampai yang unik. Salah satu cafe favorit saya adalah Libreria Eatery. Lokasinya ada di jalan Ngagel. Kalau kalian tahu toko buku Uranus, nah sebelahan banget deh sama toko buku ini. 







Seperti cafe pada umumnya, Libreria buka mulai dari jam 10.00-21.00. Yang bikin cafe ini cozy adalah suasananya. Ruangannya nggak luas, juga nggak sempit. Pengunjung di sini juga nggak pernah benar-benar penuh. Hal itu juga yang bikin saya suka. Penataan interiornya yang unik juga menarik di padukan dengan cahaya lampu warna kuning bikin suasana jadi makin nyaman. Salah satu sisi dindingnya ada jendela ukuran besar yang menghadap ke jalan. Saya dan sahabat saya suka banget duduk di spot ini. Bisa sekalian kena cahaya matahari waktu golden hour 😂





Makanan dan minuman di sini juga cukup enak. Saya suka banget peach tea di sini. Segar dan manis. Waffle-nya juga enaak banget lembut 🤤 Harga menu di sini mulai dari Rp18.000. 




Di salah satu sudut ruangannya rak buku yang berisi berbagai macam buku yang bisa kamu baca. Nggak boleh dibawa pulang ya tapi 😂 Bukunya juga bagus-bagus. Semuanya buku impor. Saya pernah baca buku yang cocok buat saya. Saking keasikannya baca buku, saya nggak ngeh kalau sudah waktunya tutup. Padahal saya belum selesai bacanya. Pengen bawa pulang tapi nggak boleh haha. 


Oh ya, biasanya kalau saya menghabiskan waktu berlama-lama di cafe saya harus pastiin cafe itu ada mushollanya. Di Libreria memang nggak ada mushollanya. Tapi, bisa numpang salat di musholla Uranus. Jadi aman deh. 


Kalau kalian gimana, ada cafe yang sering dikunjungi? Kasih tahu dong siaa tahu saya bisa mampir 😆


Older Posts

Follow by Email

1Minggu1Cerita

1minggu1cerita

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

LET’S BE FRIENDS

Blog archive

  • ▼  2021 (18)
    • ▼  February (4)
      • Happy February
      • Akhirnya Surabaya Punya Alun-Alun!
      • Ngalor Ngidul
      • Roti Bluder, Roti Peninggalan Belanda yang Super L...
    • ►  January (14)
  • ►  2020 (53)
    • ►  December (17)
    • ►  November (10)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (7)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (20)
    • ►  October (2)
    • ►  September (5)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2018 (63)
    • ►  December (1)
    • ►  November (12)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (8)
    • ►  May (4)
    • ►  April (6)
    • ►  March (7)
    • ►  February (8)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (15)
    • ►  December (6)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  June (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2016 (6)
    • ►  October (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2015 (22)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (6)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)

SUBSCRIBE NEWLETTER

recent posts

Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates