• Home
  • Travel
  • Review
    • Film
    • Book
  • Jurnal
    • Event
    • My Space
  • About

                        D e a     M e r i n a

“Don't be pushed around by the fears in your mind. Be led by the dreams in your heart.” ― Roy T. Bennett, The Light in the Heart

Powered by Blogger.


Punya kulit wajah cerah dan sehat memanglah impian semua orang. Baik laki-laki maupun perempuan. Untuk mendapatkannya pun nggak cukup dengan hanya menggunakan pelembab aja nih. Dengan bantuan serum yang mengandung Vitamin C bakalan bikin kulitmu lebih cerah dan yang pastinya membantu menunda penuaan dini. Siapa sih yang menolak tetap terlihat awet muda? 😆


Kebutuhan kulit di setiap usia tentu berbeda. Di usia saya yang nggak tua dan nggam muda ini (tetap menolak di bilang tua), kebutuhan kulit akan Vitamin C sangat terbantu dengan menggunakan serum. Setelah review eBright Skin Sunscreen Cream minggu lalu, nah sekarang saya mau berbagi pengalaman menggunakan produk dari eBright Skin Essential C-Bright Serum 😉





Essential C-Bright Serum

BPOM NA18191905171

Halal 00150095890519


Harga : IDR 125K

Netto : 20 ml

Shoppe            : Egyptian Beauty Skin

Website           : eBright Skin


Cara Pakai:

Tuang 2-3 tetes cairan ke telapak tangan. Oleskan tipis merata ke seluruh wajah. Tunggu 5-10 menit hingga serum meresap. Dapat dilanjutkan dengan pemakaian day cream/night cream untuk hasil maksimal.

Usia Minimal Pemakaian: 15 Tahun

Ingredients:

Aqua, Butylene Glycol, Ethyl Ascorbic Acid, DMDM Hydantoin, Gluthathione, Xantan Gum, Allantoin, Dipotassium Glycyrrchizinate, Fragrance. 


Review 


Saya menggunakan eBright Skin Essential C-Bright Serum berbarengan dengan eBright Skin Sunscreen Cream. Jadi ini sudah memasuki pemakaian minggu ke-3. 


eBright Skin Essential C-Bright Serum ini punya tekstur cair jadi cepat meresap ke dalam kulit. Surprisingly, setelahnya pun kulit jadi terlihat lebih sehat dan segar. Sukaaakk banget! 😆 Ini nih yang bikin kaum hawa bahagia. Awalnya saya rada ragu karena takut wajah saya jadi bruntusan hehe. Syukurlah nggak dan kayaknya malah jidat saya yang sebelumnya bruntusan banyak bangeeet udah berkurang sedikit. 


Baca juga: Review Skincare eBright Skin Sunscreen Cream

Essential serum ini memiliki kandungan gluthatione yang merupakan antioksidan tinggi yang mampu menangkal radikal bebas, detoxifying, dan mampu membantu proses regenerasi sel tubuh. Selain itu gluthatione juga berfungsi menghambat eumelanin (zat yang menyebabkan kulit menjadi lebih gelap), menjadi pheomelanin yang membuat wajah lebih cerah. Meski sebenarnya tubuh kita mampu memproduksi gluthatione ini, namun seiring dengan bertambahnya usia dan meningkatnya intensitas paparan radikal bebas, gluthatione alami dalam tubuh pun dapat menurun 😬 


Kalau banyak banget yang bilang bikin glowing, kayaknya saya nggak merasakan perubahan yang signifikan sih. Mungkin karena berbahan dasar alami jadi butuh waktu lebih lama kali ya🤔 Tapii, yang saya suka adalah dark spot di beberapa bagian memang memudar sedikit. Sampai hari ini serum ini sudah mau habis sih, sekitar 1 minggu pemakaian lagi. Jadi untuk 1 tube ini sepertinya memang untuk pemakaian 1 bulan.


eBright Skin Essential C-Bright Serum ini bisa digunakan untuk semua jenis kulit ya. Aromanya jeruknya juga enak banget suka banget. Jadi makin kerasa seger aja gitu setelah pakai. Sayangnya packaging serum ini menurut saya kurang travel friendly. Karena biasanya serum yang saya pakai ukurannya setengah dari ini hehe 😬


Saya juga punya masalah pori-pori wajah yang besar di sekitar hidung. Saya kira awalnya bisa bikin pori-pori saya mengecil sedikitlah seenggaknya. Padahal saya udah rutin pakai 2 kali sehari. Tapi ternyata nggak ngefek di saya haha. Sepertinya perihal pori-pori ini harus pakai perawatan tertentu 😬  


eBright Skin Essential C-Bright Serum aman dipakai karena sudah terdaftar BPOM dan MUI alias halal hihi. Udah deh, kalau udah terdaftar di dua ini saya mah percaya aja 😉


Over all, eBright Skin Essential C-Bright Serum kurang begitu cocok di saya. Nah, buat mas-mas atau mbak-mbak yang lagi nyari serum lokal yang berbahan dasar alami, sila dicoba eBright Skin Essential C-Bright Serum ini. Kalau pun produk ini nggak begitu cocok di saya, siapa tahu cocok buat kalian cocok yakaannn? 😌







Judul                 : You are a Badass

Author : Jen Sincero

Publisher         : BACA (Bentara Aksara Cahaya)

Published : 2018

Pages : 274

Genre : Self-improvement



Sebuah pertanyaan mendasar yang nggak semua orang tahu jawabannya, apa tujuan hidupmu?


Itu adalah inti dari semua hal yang akan kita lakukan bukan? Di buku ini, Jen Sincero menekankan kita untuk menemukan panggilan jiwa kita yang sebenarnya. Karena selama kita belum menemukan jawaban yang menyakinkan hati, maka setiap langka yang kita ambil nggak akan menemukan arah yang benar. 


Setelah mengetahuinya, lagi-lagi, kita harus bercermin kepada anak kecil. Mereka selalu mampu membuat apapun yang mereka lakukan tampak menyenangkan dan tanpa rasa takut atau pun khawatir sedikit pun. Kalau pun mereka terjatuh saat belajar berjalan, mereka akn tetap mencobanya hingga berhasil dan puas. Mereka belum belajar mencemaskan apa yang orang pikirkan tentang diri mereka. Semangat inilah yang seharusnya tetap kita pegang erat hingga saat ini. 


Fokus dengan hal-hal yang membuat kita tertarik dengan begitu Sumber Energi (Tuhan/semesta) akan turut serta memberikan apa yang kita inginkan. Jen juga selalu mengingatkan kita untuk selalu menghadapi si Lalai Besar (setiap gangguan dalam mencapai tujuan) dengan lebih yakin. Karena keyakinan kita pada Sumber Energi akan membuat segalanya jauh lebih mudah. 


Mencintai diri sendiri juga merupakan hal terpenting dalam mengapai setiap tujuan. Karena menruut Jen, kita nggak akan pernah meraih tujuan kalau nggak bisa mencintai diri sediri dengan baik. 


Setelah merencanakan semua tujuan dengan baik, jangan lupa untuk bergerak. Karena banyaknya rencana dan teori-teori itu nggak akan membuahkan hasil kalau nggak ada langka pertama. Jalani dan peka terhadap setiap peluang yang ada. Termasuk setiap masalah yang menghampiri. Setidaknya pasti ada sesuatu di balik masalah tersebut (hikmah). 


Hal terakhir setelah semua itu adalah pasrah. 


Review


Over all, buku ini ringan banget untuk dibaca di sela-sela kegiatan. Meski ringan, tetap terasa tamparan demi tamparan sih sewaktu membacanya haha. Sebenernya buku ini lebih dulu selesai saya baca sebelum buku Quantum Ikhlas, tapi baru sempat saya tulis sekarang hehe 🙈 


Baca juga: Review Buku Young on Top Updated

Sengaja memang membaca buku motivasi di awal tahun. Biar frekuensinya naik terus haha🤪. Apalagi di situasi pandemi seperti ini dan saya juga masih work from home nggak tahu deh sampai kapan. Sebenernya semua buku motivasi punya inti yang sama. Menemukan tujuan hidup, melakukan langka pertama, dan berserah. 


Kalau di buku Quantum Ikhlas lebih menekankan niat di hati, di buku You are a Badass ini lebih membenahi pola pikir. Meski intinya sama-sama menemukan tujuan hidup, tapi nggak ada salahnya juga baca kedua buku karena point of view penulis juga berbeda-beda😁. 


Buat saya sendiri selama baca buku ini saya berasa di kompori. Saya juga jadi sadar mengenai beberapa kebiasaan yang salah. Jen Sincero menjelaskan dengan detail setiap langka yang harus kita lakukan/perbaiki dalam hidup. Selama baca buku ini saya seperti mendengar Jen Sincero sedang berbicara langsung pada saya dengan menggebu-gebu. Mungkin gemas liat saya yang semangatnya naik turun 🥴


Buat teman-teman yang sedang lesu dan butuh ‘kompor’, nah buku ini sepertinya cocok untuk kalian baca 😆 Atau, ada yang punya rekomendasi buku motivasi lain? 




Judul                 : Quantum Ikhlas

Author : Erbe Sentanu

Publisher         : Elex Media

Published : 2007

Pages : 221

Genre : Self-development



Buku Quantum Ikhlas ini memang bisa di bilang buku yang sudah lamaaaa sekali. Saya pun baru tahu kalau cetakan pertama ini di tahun 2007 yang berarti jaman saya smp hehe. Yang baru bisa saya selesaikan di tahun ini. Sebenernya sih sudah sempat baca tapi nggak kelar beberapa tahun lalu, daaaannnn padahal buku ini bisa selesai dalam 2 hari baca huhu. Hmm, memang ya, setiap buku punya timing-nya sendiri untuk dibaca hehe 😆


Seperti buku self-develompent kebanyakan, buku ini mengulik rahasia kesuksesan hidup. Sukses di sini banyak ya terjemahannya. Bergantung pada setiap orang. Ada yang mengidentikkann sebagai kekayaan material, kebahagiaan hati, atau validasi dari lingkungan sekitar.


Apapun itu identifikasi sukses, kalau kebanyakan buku meminta kita untuk positive thinking, di buku ini kita diminta untuk positive feeling. Hla ini juga berkaitan dengan alam bawah sadar. Berdasarkan pada ilmu fiika quantum, sesuatu yang tampak berasal dari kehampaan. Demikian dengan nasib kita merupakan cerminan dari hati kita 😌  


Seorang anak bertanya, dari mana asal langit, bumi, dan seluruh isinya? 🤔 Ayahnya memintanya untuk mengambil buah kering yang berserakan di tanah lalu membelahnya. Saat sang anak menemukan biji kering di dalamnya, ayahnya tetap memintanya untuk terus membelahnya. Hingga sang anak menemukan bahwa biji tersebut kosong. 





Baca juga: Review Buku Padang Bulan by Andrea Hirata

Sewaktu membaca buku ini, saya jadi bertanya-tanya. Kenapa ya waktu kecil itu semuanya kelihatan gampang banget dapat sesuatu, seru, menyenangkan, pokoknya excited banget lah. Beranjak dewasa kita jadi lebih was-was karena berpikir ini itu termasuk berbagai kekhawatiran yang menghantui. Karena sewaktu kecil kita fokus dengan present moment. Fokus dengan apa yang sedang kita alami saat itu. Nggak mikir masa lalu atau galau sama masa depan 😉  


Buku ini juga menganjurkan kita untuk selalu memiliki jiwa ‘anak-anak’ yang nggak pernah takut mencoba dan selalu bersungguh-sungguh mengerjakan sesuatu. Ikhlas dan berprasangka baik terhadap yang lain. Selalu bersyukur pada apa yang kita dapat 🙂 


Semakin dewasa, kita jadi punya prasangka dan pikiran negatif yang merasuk ke dalam hati. Yang bikin kita lupa dengan kebaikan, kelebihan, dan potensi diri. Seperti beberapa kepercayaan yang umumnya dilontarkan, hidup itu susah dan penuh penderitaan, rezeki itu susah dicari dan nggak akan pernah cukup, dan ikhlas itu susah dan sulit dilakukan. Semua pikiran ini berasal dari hati yang khawatir. Yang nggak percaya diri 😣 


Law of attraction. Karena doktrin tersebut, alhasil kehidupan kita pun nggak jauh dari semua pikiran itu. Alam memberikan apa yang kita rasakan, yakini. 


Otak kita terbagi menjadi empat kategori gelombang otak, yaitu beta, alfa theta, dan delta. 

  • Beta merupakan frekuensi otak saat dalam kondisi terjaga atau sadar penuh dan didominasi oleh logika. Saat berada di gelombang ini, otak kiri sedang aktif digunakan untuk berpikir sehingga gelombangnya meninggi. Gelombang tinggi ini akan membuat otak mengeluarkan hormon kortisol dan norefinefrin yang menyebabkan cemas, marah, khawatir, dan stres.

  • Alfa merupakan tombol ikhlas yang kita cari untuk masuk ke alam bawah sadar. Orang yang sedang rileks, melamun, atau berkhayal sedang dalam frekuensi ini. Dalam kondisi ini, otak akan memproduksi hormon serotonin dan endorfin yang membuat imunitas meningkat. 

  • Theta merupakan frekuensi saat sedang bermimpi. Dalam kondisi ini pikiran menjadi kreatif dan inspiratif. Orang yang dalam gelombang ini berada dalam kondisi khusyuk.

  • Delta merupakan frekuensi terendah saat tidur pulas, tidak sadar, tidak berpikir. Saat berada di gelombang ini otak mengeluarkan hormon HGH (Human Growth Hormone/hormon pertumbuhan) yang dapat membuat orang awet muda. 


Untuk mencapai positive feeling atau keadaa ikhlas (gelombang alfa) buku ini bakalan nuntun kita perlahan dengan CD yang ada di dalamnya. Musiknya berupa suara alam seperti gemericik air, guntur, suara kodok, dll. 


Tapi, sebelum itu ada 3 hal yang perlu dipahami, yaitu DOA. Direction, meminta dengan niat yang jelas. Bagian ini bikin saya ingat ada saat-saat di waktu saya selsai salat, aya bingung nggak tahu mau minta apa sama Tuhan. Bahkan, dulu sewaktu umroh pun begitu. Udah di depan Ka’bah dan saya nggak bisa doa yang beneran. Alhasil, saya cuma doa sekadarnya. Di situ saya jadi paham, mungkin saya belum begitu tahu dan yakin apa yang sebenarnya saya mau 😣 


Obedience, yakin bahwa doa akan terkabul. Sama seperti kita sudah memnta tapi hati sebenarnya nggak begitu yakin akan dikabulkan. Nah, ini juga yang sering terjadi pada saya. Ragu.  Acceptance, merasakan saat doa terkabul. Membayangkan seolah-olah kita merasakan secara riil semua doa terkabul beserta visualisasinyalah yang membuat hati semakin mantap dengan apa yang kita inginkan. Jadi, minta-yakin-terima.


Intin dari buku ini sih sebenarnya sederhana, ikhlas untuk menerima. Tapi, bukan serta merta kita nggak boleh meminta (berdoa) ya. Tapi, untuk mencapai ke sana kita butuh proses yang lumayan panjang hehe. Karena beberapa dari kita toh isi kepala dan hatinya sudah terkena ‘virus’ hehe 🙂 




Banyak yang bilang kalau di rumah aja, apalagi semenjak pandemi, kulit bakalan tetap kinclong karena nggak terpapar sinar UVA dan UVB dari matahari. Ternyata nggak gitu dong konsepnya. Meski di rumah pemakaian skincare pun tetep harus jalan. Apalagi makin ke sini makin banyak kegiatan yang menuntut kita buat stanby di depan layar. Meski di rumah aja, ya kulit bisa jadi kusam, genk 😩


Saya sendiri juga masih work from home (wfh) dan karena tuntutan pekerjaan saya kudu mantengin laptop dan hp berjam-jam. Tentunya nggak ada yang mau dong kulit wajah jadi kering dan nggak terawat karena radiasi monitor. Kebetulan kemarin sunscreen saya habis, dan rasanya lagi pengen coba-coba produk lokal. Setelah memilah-milah saya pun memantapkan hati untuk cobain pakai ‘eBright Skin Sunscreen Cream’ 😌 





Harga: Rp60.000

Netto: 10gr

Shopee: Egyptian Beauty Skin

Website: eBright Skin


Cara pemakaian: 

Oleskan krim tipis dan merata ke seluruh wajah setelah menggunakan krim siang, hindari daerah mata, mulut dan lipatan hidung.

Note:

Penggunaan sunscreen dipakai minimal 15 menit sebelum terpapar sinar matahari langsung. Karena saat baru diaplikasikan, keadaan sunscreen masih basah dan mudah terhapus. Jadi waktu tunggu tersebut beguna untuk membuat sunscreen sudah dalam keadaan kering dan membentuk lapisan yang lebih sulit terhapus apabila terkena gesekan.

Usia Minimal Pemakaian: 15 Tahun


 Review 

Saya sudah pakai produk ini sejak tanggal 3 Januari, berarti sudah berjalan 12 hari. Daaaan sejauh iniii, alhamdulillah nggak ada masalah apa-apa. Super happy! 😆 Awalnya sempet was-was takut kalau nggak cocok di kulit saya dan bikin berjerawat. Tapi, syukurlah bener-bener nggak ada masalah apapun. Mungkin karena terbuat dari bahan dasar yang alami. 


eBright Skin Sunscreen ini punya tekstur ringan. Krimnya berwarna sedikit kekuningan dan ada sedikit aroma wangi yang menyenangkan 🥰 Meski ringan, bakalan lebih baik kalau setelah mengoleskan krim ini di wajah, tunggu sekitar 2-3 menit. Supaya krimnya lebih meresap lagi dan nggak meninggalkan whitecast. Baru deh pakai skincare atau make-up lagi. 


Baca juga: Review Hotel Regantris, Hotelnya Orang Seni

Dengan menggunakan sunscreen ini saya jadi ngerasa aman dari paparan radiasi layar monitor. Memiliki SPF 30 bikin ampuh melindungi kulitmu dari UVA dan UVB. Selain melindungi kulit dari paparan sinar matahari, krim ini juga mengandung Titanium Dioxide dan Vitamin E. Makanya nggak heran waktu saya pakai, kulit wajah saya jadi terasa lembab. Awalnya sih saya pikir bakal terasa lengket dan sedikit panas di wajah, ternyata nggak dong~ 🤪


eBright Skin Sunscreen ini bisa digunakan untuk semua jenis kulit karena teksturnya yang ringan dan mudah terserap oleh kulit. Jadi, aman untuk penggunaan daily. Yang bikin suka lagi adalah kemasannya yang menggunakan tube kecil. Jadi gampang banget kalau dibawa-bawa. Kebahagiaan tersendiri untuk manusia yang hobi ngeluyur haha 💃🏼 


Sunscreen ini juga sudah terdaftar di BPOM dan logo MUI juga. Jadi nggak usah ragu lagi deh kalau udah terdaftar di keduanya 😌 Ini salah satu hal yang paling penting. Betul tidak teman-teman? 





Over all, sunscreen ini cocok buat saya. Buat teman-teman yang lagi bingung nyari sunscreen lokal yang ringan dan affordable bisa banget cobain eBright Skin SUnscreen Cream ini. Siapa tahu cocok? Ibarat kata pepatah, tak kenal maka tak sayang, yakan? 🤪



Sepagi tadi, saat urusan rumah sudah beres, saya duduk termenung di ranjang. Menimbang-nimbang apa yang bakalan saya lakukan hari ini. To do list yang sudah dibuat semalam seakan nggak membuat saya bergairah. Secara spontan saya membuka Instagram 👀


Semenjak bulan Desember lalu, saya mengurangi banyak kegiatan di media sosial, terutama Instagram yang efeknya memang begitu hebat buat saya. Sewaktu melihat postingan seorang teman yang mengikuti event #30haribercerita, saya jadi rindu untuk ikutan. Padahal hampir di awal bulan setiap tahun saya selalu ikutan. Tapi, entah deh kenapa belakangan jadi susah sekali menulis seperti dulu 🙄 


Saya pun pada akhirnya iseng bikin status di Whatsapp. Meminta teman-teman untuk memberikan saya 1 kata yang akan saya jadikan topik. Setelah terkumpul saya bakalan posting di instagram sesuai dengan topik yang diberikan teman-teman. Ternyata banyak jugaaaa, sepertinya bakalan cukup sampai bulan depan (sedikit menyesal jadinya 🤣nggak ding canda hehe). 


Baca juga: Minimalis

Dalam rangka mengumpulkan topik tantangan menulis untuk diri sendiri ini, saya selalu bertanya alasan teman-teman yang mengusulkan topik tersebut. Nggak disangka, hari ini saya mendapat banyak cerita yang nggak pernah saya sangka sebelumnya 😶


Sabar




Alasan ini membuat saya totally speechless 😣 Saya jadi ingat saat saya dapat kabar nggak menyenangkan dari teman yang lain. Penjelasan ini membuat saya sadar dan lebih berhati-hati saat akan berucap. Meski kata-kata ini seringkali ditujukan dengan niat baik entah untuk menghibur atau menguatkan, ternyata begitulah yang dirasakan si penerima kata. Meski nggak semua juga sih. 


Saya baru tahu kalau teman saya merasakan semua itu. Padahal mungkin saya termasuk salah satu yang mengucapkan kata ‘sabar’ juga buatnya kemarin. Syukurlah sekarang saya jadi tahu perasaannya 🙂 semoga ke depannya saya bisa lebih memodifikasi kata sabar supaya lebih mudah di terima. 


Syukur




Saya shock banget waktu baca ini. Saya langsung berpikir, Yaampun aku udah ngomong apa sampai begini? 😱 Karena saya pribadi pun lupa apa yang kami obrolkan waktu itu. Terbersit perasaan bersalah dan harap-harap cemas supaya ucapan saya saat itu nggak berdampak negatif kepada kehidupan teman saya ini.  


Syukurnya, teman saya ini baik-baik saja dan benar-benar bersyukur akan keputusan yang dibuatnya saat itu 😉 Karena setelahnya covid melanda. Nggak bayangin gimana kalau teman saya ini nggak bisa pulang. Alamak, istri dan anaknya cemaneee?


Lagi-lagi, kita nggak pernah tahu apa dampak kata-kata kita ke orang lain. Meski cuma obrolan lalu sambil nyemil popcorn sewaktu nonton film. Atau basa-basi di kereta sama orang yang duduk di sebelah kita yang nggak kita kenal sebelumnya. Saya cuma berdoa, apapun yang pernah saya katakan ke orang lain nggak bikin efek negatif ke kehidupan mereka 🙂 Aamiin. 


Hari ini saya jadi bersyukur dengan keisengan yang saya lakukan. Ternyata Tuhan kasih saya kejenuhan supaya saya komunikasi dengan teman-teman. Karena memang saya malas sekali sebenarnya pegang hp. Saya nggak begitu suka chatting. Mending telpon sih buat saya lebih terasa kalau komunikasi hehe. Di masa pandemi ini saya bener-bener kudu berusaha untuk keep in touch dengan teman-teman. Mau nggak mau, suka nggak suka. Jangan sampai deh kelar pandemi saya jadi ansos 🙃 


Kalau nggak gitu, mungkin saya nggak akan tahu kabar teman saya atau perasaan mereka. Padahal tadi saya sempat menyesal karena saya jadi setengah hari menghabiskan waktu dengan ponsel. Soalnya waktu kelar ngebalesin chat teman-teman tahu-tahu udah jam 3 aja dong 😬


Sebenarnya dari setiap kata yang diberikan teman-teman saya jadi tahu apa yang sedang mereka rasakan saat ini. Apa yang mengganggu pikiran mereka tanpa sadar. Semoga aja mereka semua tetap kuat menjalani hari-hari 🌻


Newer Posts
Older Posts

Follow by Email

1Minggu1Cerita

1minggu1cerita

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

LET’S BE FRIENDS

Blog archive

  • ▼  2021 (18)
    • ▼  February (4)
      • Happy February
      • Akhirnya Surabaya Punya Alun-Alun!
      • Ngalor Ngidul
      • Roti Bluder, Roti Peninggalan Belanda yang Super L...
    • ►  January (14)
  • ►  2020 (53)
    • ►  December (17)
    • ►  November (10)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (7)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (20)
    • ►  October (2)
    • ►  September (5)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2018 (63)
    • ►  December (1)
    • ►  November (12)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (8)
    • ►  May (4)
    • ►  April (6)
    • ►  March (7)
    • ►  February (8)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (15)
    • ►  December (6)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  June (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2016 (6)
    • ►  October (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2015 (22)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (6)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)

SUBSCRIBE NEWLETTER

recent posts

Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates