Beberapa pekan terakhir aku
layaknya tersadarkan akan sesuatu. Seseorang bisa berubah karena sebuah
masalah. Untuk hal ini, aku yakin yang kamu pikirkan adalah sifat orang
tersebut, karakter. Tetapi tidak. Bukan itu yang aku maksud bisa beruabah
disini. Melainkan wajahnya. Wajah? Ya. Ternyata wajah seseorang bisa berubah
karena masalah. Entah ya. Tapi ini menurutku sih dari hasil pengamatanku
sendiri dengan orang-orang terdekat.
In this case, anak kecil. Jadi aku
kenal banget sama seorang bocah. Dia dilahirkan dengan kebahagiaan. Hidup dilingkungan
yang baginya menyenangkan. Melenakan. Dia tak tahu menahu akan persoalan yang
ia hadapi didepan. Orang tuanya selalu memberikan semua hal yang membahagiakan.
Yang ia tahu ia selalu bisa tertawa setiap harinya dan makan makanan bergizi. Ia
merupakan anak yang sangat amat periang, cerdas dan suka melucu. Aset terbaik
sebuah keluarga.
Hingga usianya genap 4 tahun. dia
mulai mengenal sebuah masalah. Dunia yang ia hadapi, nyatanya tak seindah yang
ia jalani selama ini. Suatu ketika tragedi tersebut menimpanya. Mau tak mau,
dengan usia yang sangat amat dini ia harus bisa menghadapinya. Menjalaninya. Perlahan-lahan,
kelucuan yang nampak diwajahnya mulai memudar. Seakan tergantikan dengan garis
kedewasaan. Wajahnya kini tak lagi sesegar dulu. Ada suatu aura yang membuat
wajahnya nampak ingin dihibur. Memelas. Hatinya lembut. Karena semasa ia balita
pun tak pernah diajarkan untuk memukul. Semenjak lahir ia mendapatkan perlakuan
yang sangat baik. Pendidikan yang dijamin. Tetapi, kini semuanya telah berubah.
Daya ingatnya mulai menurun. Tubuhnya semakin kecil. Pipi tambunnya kini tlah
menguap digerus kesedihan. Semua didikan baik dimasa ia balita sedikit banyak
menguap jua. Tercemari dengan pola asuh yang tak baik. Dipukul, dibentak. Tetapi,
dari semua hal itu ada sesuatu kebaikan yang tumbuh. Kesabaran dan kedewasaan. Ia
dipaksa keadaan untuk dewasa di usianya yang sangat belia.
Hal yang aku takutkan adalah
kejadian buruk yang menimpanya bisa menjadi trauma baginya. Terutama kekerasan
yang ia alami secara langsung. Membuatnya takut untuk bertindak karena akan
menerima hukuman pukulan. Dan ini bisa jadi mematikan kreatifitas seorang anak.
Karna bagaimanapun seorang anak yang dikekang akan selalu diajarkan mengenai
batasan yang terlalu ketat. Sehingga dia tak akan berpikir out of the box. Karena
saat ia ingin melangkah lebih dia berpikir “Ah, nanti aku dimarahi”.
Setiap kejadian tak ada yang sia-sia.
Selalu memiliki hikmahnya tersendiri. Semoga saja Tuhan selalu melindunginya. Tanpa
luput satu hal pun. Dan kelak, ia akan menjadi sosok yang bijaksana dengan
kelembutan hatinya. Semoga.
0 comments