Lima Belas Menit
Pagi ini suasananya mendung. Membuatku
untuk enggan segera beranjak beraktivitas. Sekelebat pemikiran tiba-tiba
muncul.
“kalo aku nggak kayak
gini, kira-kira orang lain akan memperlakukan aku sama nggak ya?”
Sebenernya, kalo boleh jujur. Sering
banget kalimat diatas terlintas. Kadang aku mikir, mungkin ada sesuatu yang
membuat orang lain untuk bertahan disekeliling kita. Entah itu yang nampak
(fisik) atau nggak (inner beauty).
Sepuluh menit. Gimana kalo aku? Kira-kira
apa ya yang bikin orang lain ada di sekelilingku? Kalo misalnya aku nggak
jilbaban apa orang-orang itu bakalan tetep ada di sampingku? Kalo aku pendek,
apa mereka masih mau temenan sama aku? Kalo aku suka marah-marah, apa
orang-orang ini bakalan tetep bertahan di sekelilingku?
Tujuh menit. Aku harap sih apa
yang orang-orang sekelilingku pilih untuk bertahan disekelilingku bukan karna
sesuatu yang nampak. Kadang aku ngerasa nggak adil. Aku nggak terima kalo ada
orang yang pilih-pilih komunikasi karena fisik belaka. Itu memuakkan. Harusnya,
kamu memilih untuk mau berkomunikasi dengan seseorang, karena kemampuan
komunikasinya termasuk isi percakapan itu.
Empat menit. Karena seringkali
hal itu menyulitkan. Membuat aku menimbang-nimbang. Apa dia benar-benar ingin
berada disekelilingku? Atau hanya ingin mendapatkan sesuatu? Apakah wajar aku
berpikir seperti? aku hanya ingin mendapatkan keikhlasan dari orang-orang disekelilingku. itu saja.
Baiklah. Waktuku sudah habis. Dan
aku harus segera beranjak untuk bersiap.
0 comments