Judul :
Norwegian Wood
Penulis : Haruki Murakami
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Halaman : 426 halaman
Dipublikasi : Juli 2005
Toru Watanabe. Tokoh
utama dalam cerita ini yang bercerita mengenai kehidupan sosialnya semasa SMA. Ia
memiliki sahabat karib satu-satunya bernama Kizuki. Pun sebaliknya bagi Kizuki.
Kizuki memiliki kekasih yang bernama Naoko. Mereka selalu pergi kemana pun
bertiga. Persahabatan yang saling melengkapi. Kizuki selalu bisa menjadi
penengah antara Watanabe dan Naoko. Itulah kelebihan Kizuki, mampu mencairkan
suasana. Watanabe pun sempat berrtanya-tanya, mengapa Kizuki hanya memilih ia
sebagai sahabat karibnya padahal ia
sangat mudah untuk bergaul.
Sepulang sekolah
Kizuki dan Watanabe pergi untuk bermain biliard. Betapa terkejutnya Watanabe saat
mendengar kabar sepulangnya bahwa Kizuki ditemukan gantung diri. Kejadian itu
membuat Watanabe kehilangan dan memutuskan untuk kuliah di Tokyo. Begitupula Naoko.
Kepergian Kizuki membuatnya begitu terpukul. Lubang besar mulai mengaga dalam
hati mereka berdua.
Di Tokyo Watanabe
dan Naoko berusaha untuk memulai lembaran baru. Mereka berdua sering bertemu. Hari
Minggu adalah hari bersama Naoko. Mereka menghabiskan waktu dengan berjalan
mengelilingi kota. Perlahan-lahan mereka pun saling membutuhkan. Entah ikatan
apa yang sebenarnya mereka miliki. Mungkin karena mereka memiliki kesamaan,
ditinggalkan oleh seseorang yang begitu dekat. Kizuki.
Suatu hari saat
merayakan ulang tahun Naoko di apartemennya, Naoko menghilang tanpa jejak.
Watanabe merasa kehilangan teman satu-satunya ia bisa berbagi banyak hal. Ia pun
melampiaskannya dengan banyak berkencan dengan wanita yang ia temui bersama
Nagasawa di tempat hiburan. Tapi, itu semua tetap tak mampu menggantikan sosok
Naoko. Hingga ia bertemu dengan Midori, teman sekampusnya yang berpenampilan
nyentrik. Midori begitu berbeda dengan Naoko. Midori sangat terbuka dan
blak-blakan mengenai banyak hal. Termasuk kehidupan pribadinya. Perbedaan sifat
mereka justru membuat Watanabe merasa hidup kembali. Di saat yang sama, ia
mendengar kabar mengenai Naoko. Kebimbangan pun mehinggapi hati Watanabe.
Haruki Murakami menggambarkan
begitu hebatnya dampak dari kehilangan dari cerita setiap tokoh. Mulai dari Naoko
yang ditinggal kakak dan kekasihnya dengan cara yang sama, yaitu gantung diri.
Watanabe yang kehilangan Kizuki selepas ia bersenang-senang semasa SMA. Midori
yang kedua orang tuanya meninggal karena sakit kanker dan sempat berujar menyesal
melahirkan Midori. Meski pun begitu, ia tetap berusaha untuk berbakti kepada
kedua orang tuanya di akhir waktu mereka. Reiko yang sempat meragukan dirinya
karena mengalami pelecehan yang dilakukan murid perempuannya yang berusia 13
tahun dan memutuskan untuk meninggalkan suami dan anaknya.
Buku ini
menggambarkan kesepian dengan sangat jelas hingga saya seperti mampu merasakan
apa yang tokoh-tokoh itu rasakan. Deskripsi masalah kejiwaan mereka membuat
saya ikutan gila. Sampai-sampai saya sempat merasa tidak saggup untuk
menyelesaikan buku ini. Kehilangan memang tidak akan pernah mudah. Sekeras apapun
kita mencoba menyembuhkan, pasti ada bagian dari diri kita yang akan tetap
merasa hampa.
Sayangnya ada
bagian diakhir cerita yang membuat saya bertanya-tanya bagaimana bisa mereka
melakukan itu. Atas dasar apa kejadian itu bisa terjadi? Selain itu akhir
cerita dari buku ini juga menggantung. Jadi untuk yang menyukai akhir cerita
menggantung mungkin akan puas dengan buku ini.
Waaahh..jadi penasaran bwt baca bukunya nih mba 😊😊 saya kebetulan belum pnh membaca novel karya org jepan
ReplyDeletesilahkan silahkaaann. bagus kok buku ini. dpt banget feelnya sampe saya sempet nangis juga di beberapa bagian hehe
DeletePenasaran..... Bagus kayaknya..:D
ReplyDeleteYakin Kizuki meninggal gantung diri? Bukannya menghirup gas di mobil?
ReplyDelete