• Promo
  • Home
  • Travel
  • Beauty
  • Review
    • Film
    • Book
  • Journal
    • Journal
    • Portfolio
    • Cerita Karir
  • Lifestyle
  • Blog
    • Blogging
    • BPN Challenge
  • Fiction
Powered by Blogger.


Heyhooo, teman-teman!


Udah lumayan lama juga saya nggak update per-skincare-an duniawi di blog hehe. Kali ini saya mau kasih teman-teman racun 2 produk dari Scarlett, yaitu Brightly Ever After Serum dan Whitening Facial Wash. Berhubung kemarin serum saya habis dan banyak banget review produk Scarlett yang bermunculan, saya pun akhirnya beli juga haha. Ini pertama kalinya saya cobain produk Scarlett. Finally! 💃🏼


Scarlett ada face care nya? Iya, bund. Setelah sukses dengan lotionnya yang fenomenal, sampai jadi lotion terlaris di Sociolla lho, akhirnya Scarlett mengeluarkan serum dan facial wash jugaaa yeaayyy! 💕


Fyi, Scarlett punya 2 produk serum, yaitu Acne Serum (warna ungu) untuk kulit berjerawat dan Brightly Ever After Serum (warna pink) untuk mencerahkan kulit. Karena kulit saya kombinasi dan bukan yang termasuk berjerawat, kecuali jerawat bulanan (ini pun kadang-kadang banget), makanya saya cobain yang Brightly Ever After Serum 😆 


Kira-kira apakah face care nya bakalan se fenomenal body care nya? Naaah, setelah pemakaian semua produk selama 2 minggu, mari kita review~


Brightly Ever After Serum 




Harga : Rp75.000

Netto : 15ml

BPOM : RI NA 18201900972

Pembelian : Scarlett 


Cara pemakaian 

  1. Teteskan 2-3 drop serum 

  2. Usap dan pijat perlahan sampai merata pada kulit wajah

  3. Diamkan beberapa saat agar serum meresap ke kulit 





Packaging


Produk ini kemasannya didominasi warna pink dan putih. Design nya kalem banget saya suka 💕 Bagian depan ada informasi nama produk + ingredients unggulan. Lalu, di bagian samping ada stiker hologram dan QR code yang bisa kita scan langsung untuk mengecek detail produk. Teman-teman jangan sampai ketipu sama produk palsu ya. Karena yang asli semuanya ada stiker hologram ini. Di bagian bawah ada kode BPOM dan tanggal expired 😉 





Begitu buka kemasannya, botol serumnya dilindungi sama plastik lagi. Jadi aman nggak bakalan kegenjet sewaktu pengiriman 😍 Botol serum ini bahannya kaca tebal yang tampak kokoh dengan pipet karet yang memudahkan pengaplikasiannya.  


Baca juga: Bingung Belanja Skincare 

Ingredients 


  • Lavender Water: melawan bakteri penyebab jerawat, mengatasi peradangan pada kulit, melakukan detoksifikasi kulit, dan meningkatkan sirkulasi darah serta menghaluskan kulit

  • Phyto Whitening: mencerahkan wajah tanpa menyebabkan iritasi

  • Niacinamide: melembabkan kulit, mengatasi jerawat, menyamarkan noda hitam,dan mencegah melasma

  • Glutathione: meningkatkan kelembaban dan elastisitas kulit, memberikan perlindungan dari radikal bebas, membuat kulit lebih sehat dan terlihat glowing 

  • Vitamin C: membantu menghilangkan flek & bekas jerawat, mencegah dan melindungi kerusakan sel dan jaringan kulit akibat paparan radikal bebas yang menyebabkan penuaan dini pada kulit



Review 




Pertama kali pakai Brightly Ever After Serum ini ada wangi yang aneh dan sedikit menyengat. Tapi, nggak lama ilang kok. Wanginya bukan wangi harum fragrance ya. Karena  Brightly Ever After Serum ini nggak mengandung fragrance dan alkohol yang cocok banget buat kulit sensitif 🥰 

Baca juga: Kuliah Salah Jurusan

Tekstur cairnya bikin serum ini mudah meresap. Jadi enak banget kalau pakai skincare selanjutnya nggak perlu nunggu lama. Setelahnya juga nggak bikin kulit terasa lengket 😆 Jadi ringan banget di wajah 💕 Serum ini bisa dipakai di pagi dan malam hari. Kemarin saya pakai 2 kali sehari. Kalau pakai di pagi hari. jangan lupa juga untuk mengaplikasikan sunscreen yaa  


Selama 2 minggu pemakaian serum ini cukup bikin saya happy. Bekas jerawat saya lumayan memudar dan wajah saya terlihat sedikit lebih cerah. Mungkin setelah pemakaian sebulan lebih semua bekas jerawat bakalan ilang. Nggak sabar! ✨


Facial wash 




Harga : Rp75.000

Netto : 100ml

BPOM : RI NA 18181202303

Instagram : Scarlett 



Packaging 




Kemasan facial wash ini nggak beda jauh dengan serumnya. Didominasi warna pink dan putih yang membuat kesan feminim. Gemesh banget sih asli! 🥺 Bagian depan kemasan tertera nama dan informasi kandungan facial wash.


Begitu box nya dibuka, di dalam ada kerdus pelindung lagi. Meski sederhana, tapi hal kayak gini menurut saya jadi poin plus produk karena jadi jaminan produk nggak akan rusak sampai di tangan konsumen 😉 





Facial wash Scarlett ini berbentuk botol plastik dengan tutup flip top yang aman. Yang paling bikin gemesh adalah botolnya yang transparan bikin kita bisa lihat isi dari facial wash ini. Gemesh banget kan warna pink gini terus ada rose petal nya juga 🥰 Nggak lupa juga ada stiker hologram di botolnya sebagai bukti keaslian produk.  


Ingredients 

  • Glutathione: meningkatkan kelembaban dan elastisitas kulit. Memberikan perlindungan dari radikal bebas serta mencerahkan kulit 

  • Vitamin E: melembapkan kulit, membantu mengatasi peradangan dan menenagkan kulit

  • Rose petals: menyegarkan kulit wajah 

  • Aloe Vera: menenangkan kulit dan meredakan peradangan kulit. Serta melembabkan dan menghaluskan kulit wajah 


Review




Facial wash
ini punya cairan yang nggak terlalu encer dan bukan yang kental juga. Berwarna bening dengan bulir-bulir scrub halus warna pink yang membantu mengangkat kotoran. Tenang, meski ada buliran scrub nya tapi nggak kerasa perih atau sakit di wajah kok. Justru kerasa lembut banget 😆


Sewaktu mengaplikasikan ke wajah, facial wash ini wanginya enak banget. Wangi bunganya lembut dan manis bikin segar tapi nggak menyengat yang berlebihan gitu. Busanya juga nggak banyak kayak facial foam. Jadi aman nggak bakalan bikin kulit kering 💃🏼


Baca juga: Review Pop! Hotel Diponegoro Surabaya

Setelah dibilas, wajah terasa bersih tapi bukan yang bikin kering atau ketarik gitu. Tetap terasa lembab dan bikin kulit wajah halus juga. Kayaknya sih berkat adanyan kandungan Aloe Vera.


Overall, Facial Wash Scarlett ini oke buat kulit wajah saya yang termasuk jenis kombinasi. Hasil akhir yang nggak bikin kulit kering tapi tetap lembab dan segar. Wanginya emang juara banget sih Scarlett ini. Ah iya, packaging juga sangat menarik dengan botol transparan yang bikin kita bisa lihat kandungan di dalamnya. Dan yang paling penting travel friendly😆


Buat teman-teman yang penasaran sama produk Scarlett bisa langsung cus ke Instagram Scarlett yaw. Jangan sampai beli yang palsu. Karena semua harga produk Scarlett Rp75.000/pcs ✨



 

Semoga teman-teman nggak bingung dengan judul tulisan ini. Maafkan karena saya nggak menemukan judul yang tepat. Semoga masih dimaafkan karena masih bulan syawal hehe 😜 

Di sini yang saya maksud jentik itu bahasa Jawa dari kelingking. Yaps, Jari paling mungil kita. Apakah ada yang berpikir ‘jentik-jentik nyamuk’? Btw, nyamuk lagi ganas-ganasnya nggak sih belakangan? Saya jadi serem liat story Instagram teman ada beberapa yang kena DB. Teman-teman jangan lupa semprot rumah dan jaga asupan makanan yaa 😉 


Back to topic!


Jadi, ceritanya jentik tangan saya yang kanan lagi sakit banget hari ini. Padahal load saya hari ini nggak begitu banyaak megang mouse. Malahan santai kayak di pantai. Tapi, nggak tahu kenapa kok rasanya kemeng banget 😣 Saya pun cuma mikir kalau saya kurang gerak aja. Tangan jadi kaku gitu. Atau bentuk mouse saya aja yang nggak fit sama jari saya. Karena teman saya pernah bilang kalau tiap tangan itu punya pasangan mouse nya sendiri-sendiri.





Teman saya pun menyarankan saya untuk membeli mouse ergonomic yang bentuknya nggak wajar gini. Jujur saya baru tahu ada mouse model begini dan harganya yang nggak bersahabat di kantong dan hati saya 😱


Asli ya. Di umur 20an ini kalau ada anggota tubuh yang sakit itu auto overthinking gitu. Apakah ini saya aja atau teman-teman juga? Jadi parno gitu mikirnya ke mana-mana. Kayak awal-awal pandemi tahun 2020 kemarin, kaki kanan saya kalau dibuat duduk bersila bentar langsung bengkak 😅 Semenjak saya mendaki Gunung Lawu kaki saya emang jadi sering bengkak gitu.


Baca juga: Review Drama Korea Mouse (2021)

Saya langsung panik dan konsul sama temen saya yang dokter. Katanya sih, saya kurang gerak. Ya emang! Haha 😆 saya pun cobain HIIT workout di rumah atau kadang juga aerobic. Tapi, ternyata masih aja bengkak. Lalu, kata teman saya diminta cobain olahraga lain yang lebih slow. Barulah setelahnya saya cobain yoga yang lebih kalem. Dan sejauh ini cocok banget buat saya hehe 😜 




Nah, dalam rangka melatih tangan biar nggak kaku, saya pun berniat beli hand gripper di Miniso sore tadi dengan seorang teman. Sejujurnya saya nggak tahu mau beli di mana lagi benda ini hehe. Saya cuma ingat kalo Miniso itu toserba alias toko serba ada. Karena setahu saya Miniso jual yoga mat, saya pun berpikir kayaknya Miniso juga jual hand gripper deh 🤔 


Begitu sampai di Miniso, voila! Dapet dong hand gripper nya seketika. Saya cari yang warnanya matching sama yoga mat saya (dasar wanita ya selalu sukanya matching matching-in 😝). Di raknya sih tulisannya Rp49.000. Saya pun menganggapnya harga yang wajar. Begitu saya bawa ke kasir, masnya bilang lagi ada potongan jadi harganya Rp5.000 aja. 


Ha?


Saya dan teman saya pun sama-sama melongo mandangin masnya 😮 Saya pikir saya salah dengar, potongannya yang Rp5.000, tapi ternyata beneran harganya Rp5.000. Siyookkk! Baru tahu Miniso ada obral barang seharga goceng. Mantaplah. Moga sering-sering. Haha! 🤣 


Teruuuussss temen saya borong banyak doongggg. Katanya sih mau dijual lagi dengan harga normal. 


Nggak ding canda, plot twist banget 🙂 


Semoga aja jentik saya tercinta ini lekas pulih huhu. Yok, bisa yok jentik semangat! Selain itu saya juga mencoba mengkonsumsi Blackmores Glucosamine yang baik untuk kesehatan sendi. Yaaa siapa tahu aja bisa mendingan 😁


Kalau teman-teman gimana nih? Ada yang pernah jarinya kemeng/ngilu/sakit gitu nggak sih karena kelamaan bekerja di depan layar? Biasanya diapain ya biar cepet pulih? Soalnya asli deh nggak nyaman banget 😬 


 


Hai, Keni!

Apa kabar kamu di sana? Seperti pada umumnya doa seorang teman, semoga kamu baik-baik saja ya. Jangan lupa makan yang banyak! Eh, jangan cuma banyak, tapi juga bergizi. Jangan lupa juga kurangi makan mi instan! Memang sih mi intsan itu enak. Tapi, jangan keseringan deh. Kan saya masih pengen ketemu kamu dalam keadaan sehat hehe. 


Ken, sudah berapa lama ya kita nggak ketemu? Sejak kamu pergi banyak banget hal yang terjadi. Saya mau ceritakan ke kamu semuanya. Jangan lupa dibaca ya! Nggak apa-apa kalau kamu belum sempat balas. Nanti saja kalau kamu senggang. Yang penting kamu sudah mau membaca pesan saya saja rasanya itu sudah cukup. 


Ken, dulu saya kira hidup menjadi orang dewasa itu menyenangkan. Seenggaknya, kita bisa melakukan apa pun yang kita inginkan. Ternyata nggak sesederhana itu ya. Karena justru seiring bertambahnya usia, beban di pundak pun turut bertambah. 


Yaa, meski nggak bisa dipungkiri juga kalau banyak hal menyenangkan yang terjadi. Terkadang saya ingin kembali ke masa kecil saat hal yang tampak hanyalah kebahagiaan. Atau, kadang saya ingin menjadi kucing saja. Biar bisa rebahan setiap saat haha. Kalau kamu mau jadi apa? 


Hmm, saya cerita mulai dari mana ya enaknya?


Storial.co


Pistol dan Gunting



Minal aidzin wal faidzin teman-teman. Maafin saya ya kalau ada salah-salah ketik/typo. Eh nggak ding. Maksudnya kalau ada kata yang nggak berkenan di hati karena kita komunikasinya lewat tulisan hehe 😁~

Libur lebaran kali ini kerasa cepet juga nggak sih? Atau saya aja yang ngerasa begitu? Padahal sebelum libur saya sudah berencana untuk melakukan beberapa hal biar nanti kalau sudah mulai kerja lagi pikiran lebih fresh ✨ Sayangnya rebahan emang enak banget huhu. Alhamdulillah 🤲🏽


Eeehhh, tapi kok tahu-tahu udah hari Sabtu ajaa dan Senin udah harus masuk lagi. Hiks. Setelah bersilaturahmi, karena nggak mudik dan emang nggak punya kampung halaman 😜, kemarin akhirnya saya memutuskan untuk staycation di salah satu hotel Surabaya. 


Baca juga: Kawan Bincang

Pop! Hotel Diponegoro. Hotelnya tuh lucu banget konsepnya makanya saya tertarik. Apalagi kemarin saya lagi dapet promo di Tiket.com jadi makin nggak bisa nolak yakan? Hihi. Dari harga Rp250.000 saya dapat harga Rp166.000 aja lho 😱 Salah satu alasan saya selalu booking dengan tiket.com, ya karena banyak promonya haha


Saya check-in sekitar jam 1an dan bisa langsung check in. Sewaktu check in saya diminta memberikan deposito sebesar Rp50.000. Kalau dari keterangan kwitansinya sih untuk jaga-jaga kerusakan kartu atau barang gitu deh. Nanti uang deposit ini akan dikembalikan sewaktu check out  😉


Mari kita review Pop! Hotel DIponegoro. Check this out!


Kamar




Saya dapat kamar di lantai 2. Kemarin saya booking POP! Room only untuk 1 orang tanpa breakfast. Karena memang saya sengaja staycation untuk me time hihi 😆 Ukuran kamarnya standard. Pokoknya ada sela untuk salat aja buat saya udah cukup. 


Sejujurnya, saya baru pertama ini menginap di hotel yang wastafelnya di luar kamar mandi. Lucu banget 🥺 Wastafelnya pas ada di kanan pintu kamar. Tapi rada takut airnya nyiprat-nyiprat ke lantai gitu sih. Jadi, setiap pake wastafel saya pasti geser kesetnya ke bawah wastafel 😜 


Baca juga: Jadi Crew Big Bad Wolf

Rata-rata, di hotel di bawah bintang 3, mereka nggak menyediakan lemari pakaian.  Tapi langsung gantungan. Pop! Hotel ini termasuk hotel bintang 2. Karena hotel ini konsepnya pop, jadi gantungannya dibuat kayak pentolan warna-warni gitu 😁 Di bawahnya ada rak untuk sepatu dan safety box. 



Di kamar ini, kita nggak dapet welcome drink kayak printilan teh, gula, kopi, dan teko gitu. Tapi, dapet gelas 2 dan ceret air mineral. Nggak disediin air mineral botolan, tapi di luar dekat lift ada galon. Menurut saya lebih enak gini sih. Diet plastik sekaligus bisa refill sepuasnya haha 🤣 


Di kamar juga nggak ada telepon. Adanya di luar sebelah lift, sebelahan sama galon juga. Tapi, kita bisa whatsapp resepsionis. Nomornya sudah tertera di sebelah ranjang. Rada unik sih ini. Entah karena pandemi atau memang kebijakan hotel ini aja. Berasa anak muda banget kan yang memanfaatkan teknologi hihi. Baguslah 😆 





Sebenernya saya suka kamar dengan jendela yang besar. Saya jadi punya kesempatan bengong sepuas-puasnya gitu 😆 Sayangnya semua kamar di hotel ini jendelanya minimalist. But, it's okay pemandangannya lumayan bisa memantau kemacetan Jalan Diponegoro haha. 


Yang saya suka dari kamar ini adalah adanya sofa (sofa bukan sih istilahnya? Ah pokoknya tempat duduk😜) yang panjang di sebelah ranjang. Yang warna abu-abu itu. Kita bisa selonjoran sepuasnya gitu. Dan kalau mau kamar ini bisa untuk 3 orang jadinya hihi.


Baca juga: Review Drama Korea Mouse

Terus yang saya suka lagi adalah ranjang yang sekaligus menyatu dengan rak (yang warna hijau itu apa sih istilahnya? Semoga teman-teman paham 🤣). Secara sobat mager pasti paham lah ya betapa kalau udah di ranjang itu mau naruh atau ambil sesuatu yang lebih dari sepanjang tangan itu malas. Jadi, dengan adanya rak di belakang sandaran kepala ini memudahkan kita untuk meletakkan sekaligus mengambil barang  


Kamar mandinya bersih, saya dapat sabun, sampo, dan  handuk. Sayangnya saya nggak dapet sikat dan pasta gigi. Sebenarnya mereka jual sih 1 paket seharga Rp15.000, tapi karena tahu sendiri kan gimana rasa dan hematnya pasta gigi hotel? Saya pun memutuskan untuk membeli pasta gigi di mini market terdekat. Beruntung saya bawa sikat gigi saya sendiri hihi 😜 


Fasilitas



Sejujurnya, selain konsep pop yang unik, yang membuat saya tertarik untuk staycation di sini adalah adanya foto cafe di aplikasi Tiket.com. Sayangnya, begitu saya tiba dan tanya resepsionis, cafe nya nggak ada 😟 Jadi ruang publiknya hanya ada di bagian resepsionis itu saja. Begitu pula dengan restorannya juga nggak ada karena lagi pandemi. Sayang sekali. Mungkin kalau pesan kamar dengan breakfast, makanan akan diantar ke kamar. 






Di lantai dasar, ada stand kopi ‘Janji Jiwa’ dan angkringan milik hotel. Karena saya kelaparan, saya pun memutuskan untuk makan di luar. Beruntung lokasi hotel ini dekat dengan bakso langganan saya, Bakso Rindu Malam 🤤. Ada yang pernah coba? 





Karena Pop! Hotel adalah hotel bintang 2, jadi nggak ada fasilitas kolam renang dan fitness centre. Hmm, tapi Pop! Hotel Gubeng saya lihat di Tiket.com ada fasilitas kolam renang 🤔 Di Surabaya sendiri, Pop! Hotel ada 3, Pop! Hotel Diponegoro, Pop! Hotel Gubeng, dan Pop! Hotel Stasiun Kota. 


Review




Overall
, staycation di Pop! Hotel Diponegoro ini cukup menyenangkan. Kamarnya nyaman sampai bikin saya ogah untuk pulang haha. Sudah terlanjur pewe soalnya. Oh ya, di dalam kamar pihak hotel sudah menyiapkan bingkisan jajanan. Awalnya saya kira itu adalah salah satu fasilitas, ternyata nggak dong harus bayar Rp50.000 😆 Mungkin, itulah kenapa ada uang depositonya.

Mungkin lain waktu saya bakalan staycation di Pop! Hotel lagi tapi di cabang Gubeng. Siapa tahu cafe nya buka hehe. Saya jadi sedih sewaktu resepsionis menjelaskan kalau cafe nya udah nggak ada karena pandemi. Mereka pasti sedang berjuang keras di tengah kondisi seperti ini ☹️ Kelihatan banget sewaktu saya masuk ke bagian resepsionis, panas banget. Entah AC nya sengaja nggak dinyalakan atau gimana saya nggak tahu juga. Semoga aja semuanya cepat kembali normal. 


Baca juga: Buka Bersama di Hotel Grand Mercure Surabaya City

Kalau teman-teman gimana libur lebarannya? Udah makan apa aja nih? Opor? Ketupat? Kalau saya nggak makan opor, cuma makan bakso ajaaa haha 😆




Sebenernya buku ini ibu saya yang beli. Sesampainya di rumah, ibu meminta saya untuk membacanya dan kemudian menceritakan isinya pada beliau karena nggak ada waktu untuk membaca. Saya sih nggak keberatan membaca buku apa pun. Asal ada pelajaran yang bisa saya ambil darinya 😁 

Ibu membeli buku ini sebenarnya supaya bisa ‘bercerita’ kepada kakak yang sudah menikah. Maklum lah, namanya juga pasangan muda yang baru menikah seumur jagung pasti ada saja tahap adaptasi. Supaya nggak dikira menceramahi, buku ini menjadi tamengnya 👀 


Menurut saya buku ini isinya bagus sekali untuk dibaca semua kalangan. Mereka yang belum menikah, sudah menikah, bahkan mereka yang memutuskan untuk tidak menikah. Nggak ada salahnya kan untuk sekadar tahu? 😉


Catatan Hati Pengantin, buku tulisan Asma Nadia yang berisi kumpulan kisah nyata teman-teman perihal permasalahan dalam pernikahan dan cara mereka menyikapinya. Mulai dari yang sepele seperti suami yang nggak pernah ngabarin istrinya sampai membuat istrinya menunggu di rumah. Hingga yang mampu memisahkan pasangan, seperti adanya orang ketiga 😶 


Sewaktu saya baca buku ini, saya jadi mikir banyak hal. Bener-bener deh, untuk sampai ke tahap itu memang diperlukan kematangan jiwa dan raga. Toh, semua orang hanya ingin menikah satu kali bukan? 😊


Baca juga: Review Novel Bara Surat Terakhir Seorang Pengelana

Saya sebagai singlewati, membaca buku ini jadi membuat saya berpikir banyak hal mengenai pernikahan. Seperti latar belakang pasangan, bibit bebet dan bobotnya. Sekarang saya paham mengapa aspek-aspek itu penting sekali untuk diketahui matang-matang dan dijadikan bahan pertimbangan sebelum melangkah ke tahapan yang lebih serius. Meski ada beberapa di antaranya yang dapat ditoleransi. Nobody's perfect. ✨


Kalau dulu saya menganggap orangtua yang terlalu mementingkan bibit bebet dan bobot menantunya itu terlalu berlebihan, sekarang saya paham. Tapi, saya rasa mereka yang menjalaninya lah yang lebih berhak untuk memutuskan. Orangtua tentu boleh memberikan saran berdasarkan pengalaman mereka 😁 


Pentingnya untuk tahu bagaimana cara orangtua pasangan mendidik pasangan kita, pasangan kita anak ke berapa (yang berpengaruh pada pola pikir dan tanggung jawabnya), apakah orangtuanya selalu memanjakannya, apakah pasnagan kita orang yang nggak enakan, dan masih banyak lagi. Saya sampai bikin daftar pertanyaan yang sekiranya akan saya ajukan untuk pasangan kelak 🤣 


Baca juga: Jadi Crew Big Bad Wolf

Ah, pokoknya buku ini bagus banget deh buat referensi teman-teman. Bagus untuk menambah pusing hehe candaaaa 😜




Selain berisi kumpulan kisah nyata, di setiap akhir cerita buku ini ada kuesioner yang bisa teman-teman isi bersama dengan pasangan. Dengan mengisinya teman-teman bakalan bisa intropeksi diri masing-masing. Dan saya rasa adanya lembar ini juga membantu pasangan menjadi lebih terbuka satu sama lain 😊


Curhat


Ngomongin soal pernikahan, sebenernya topik ini sedikit sensitif di lingkungan pertemanan saya. Kalau di bilang teman-teman saya sudah pada nikah semua, sebenernya nggak juga sih. Kayaknya baru ¼ dari teman-teman saya yang sudah sah. Yang artinya, memang lebih banyak yang masih single daripada yang sudah double. Pasangan maksudnya 😆 


Alasan teman-teman pun beragam. Ada yang masih ingin berkarir, ada yang ingin sekolah dulu, atau ya sebenernya sudah siap tapi hilalnya belom kelihatan, ada juga yang menunggu kakak dulu. Macam-macam deh 😊  


Karena sensitif, setiap kali saya bahas (ngetweet, instastory, atau stasus whatsapp) sesuatu berbau pernikahan, seperti sharing buku ini salah satunya, pasti ada aja yang komen, “Mer, udah ngebet nikah ya?”. Saya yang sudah menduga bakal ditanya seperti itu pun cuma senyum aja sambil guyonan 🙂 


Padahal, nggak ada salahnya kita tahu sebelum bener-bener terjun. Sewaktu saya jawab seperti itu ke teman saya, dia menjawab, “Gpp biar surprise 🤣,”. Saya pun langsung melongo demi membaca chat teman saya 😯 


Surprise? Dalam berumah tangga? 


Hmm, kalau itu sesuatu yang positif sih nggak masalah. Misalnya, pasangan kita inii kalau diajak makan di luar kelihatan males banget. Apa-apa kayak terserah gitu ngikut aja. Tapi, begitu menikah ternyata dia lebih suka masak sendiri. Nah, kalau kayak gini sih nggak apa-apa jadi kejutan yang menyenangkan 🤪 


Nah, kalau sebaliknya gimana? Misal, dia dari penampilannya kelihatan rapi banget. Eh, begitu menikah ternyata jorok banget. Baju kotor di mana-mana. Hadeuh. Siapa yang demen kejutan macam ini, wahai kisanak? 😬


Ya, mungkin memang ada sih beberapa orang yang lebih nyaman dengan learning by doing. Tapi, buat saya sih lebih baik saya mempersiapkannya sebaik mungkin buat menghindari hal-hal yang nggak diinginkan. Karena hal sepele bisa jadi gede juga kalau dalam berumah tangga 😶 


Baca juga: Kuliah Salah Jurusan


Salah satu teman saya 2 tahun lalu baru saja menikah. Pestanya luar biasa diadakan di salah satu hotel bintang 5. Semua teman diundang. Bahkan ibunya sampai menghadiahi anaknya dengan mengundang penyanyi favoritnya. 


Sewaktu saya terima undangannya yang berbentuk kotak sangat mewah, saya cuma melongo. Mereka pacaran sudah cukup lama, tahunan semenjak sekolah. Sayangnya, pernikahan mereka hanya bertahan 1 tahun saja. Setelahnya mereka berpisah dan teman saya memutuskan ke luar negeri untuk melanjutkan studi. 


Ada juga beberapa teman yang saya dengar kabarnya nggak begitu baik dengan pernikahan. Menjalin hubungan yang cukup lama toh nggak menentukan kita bakal bisa awet dalam berumah tangga. Terus mau di-surprise-in dengan hal-hal semacam ini? Naudzubillah 🤲🏽 


Usia 26 tahun dianggap sudah tua untuk menikah. Dan usia 26 tahun juga menjadi usia yang terlalu muda untuk mengalami perceraian 😶 


Meski rasanya eneg dengan kata-kata pernikahan, tapi kayaknya nggak ada salahnya kita berusaha mengenal lebih dekat. Sama halnya dengan matematika. Toh, banyak orang benci matematika. Tapi, matematika kan deket banget sama kehidupan kita. Ngitung uang misalnya haha yang ini demen kan? 😜 Karena semakin kita menolak sesuatu, maka kita bakalan semakin jauh dan terjebak di dalamnya. 


Yaaaaa begitulah curhatan kali ini kisanak. Jadi, teruntuk teman-teman yang sudah bosan bin sakit hati ditanya ‘kapan’ oleh lingkungan, semoga nggak serta merta menghindari informasi berbau pernikahan 👀 Biar nggak buta informasi banget gitu.  


Hehe. maaf kali ini rada begimane gitu tulisannya 😆


 


Dulu, sewaktu saya kuliah, saya pernah bekerja part-time di event Big Bad Wolf. Awalnya sih saya nggak begitu tahu itu event apa. Maklum anak goa 🤣 Yang saya tahu, hanyalah seperti event bazar buku kebanyakan di Indonesia. Bedanya, buku yang dijual adalah buku import. Karena saya suka banget sama buku dan sedang jenuh dengan kuliah yang hanya tinggal beberapa mata kuliah + skripsi, saya pun mendaftar 😁 


Kalau nggak salah sih waktu itu sekitar tahun 2016. Saya mendaftar online dan mendapat kabar kalau saya diterima 💃🏼 Selanjutnya, saya membawa beberapa berkas data diri. Ternyata, yang daftar banyaak bangeeeet. Kami dikumpulkan di ruang meeting salah satu convention hall.


Kami dibagi menjadi beberapa sesi. Satu sesi penjelasan kalau nggak salah berisi 30 orang. Di sana kami diberi penjelasan mengenai posisi, jam kerja (shift), fee, jobdesc, dan beberapa peraturan teknis. Saat itu, kami hanya diperbolehkan memilih jam kerja saja. Posisinya mereka yang akan tentukan 👀


Beberapa hari kemudian, kami diberitahu posisi kerja kami. Waktu itu saya kedapetan posisi packer alias tukang bungkus di shift pagi jam 07.00-15.00. Kami mulai bekerja 3 hari sebelum event untuk preparation alias merapikan buku berdasarkan kategorinya, lalu 1 minggu saat event, dan 3 hari setelah event untuk bersih-bersih 😊 


Baca juga: Kuliah Salah Jurusan

Asli, saya ngerasa seneng bangeeeeet! Karena memang persyaratannya adalah anak kuliahan, jadi saya ketemu banyak teman yang lagi pusing-pusingnya sama skripsi haha. Nyari support system gitu deh ceritanya ✨ 


Preparation


Sewaktu preparation, kami semua cukup hectic karena ada banyak banget pallet yang harus dibuka. Dan hampir setiap hari ada banyak pula pallet yang berdatangan. Kami menata semua buku setinggi setengah badan manusia dewasa 👀 


Saat istirahat, kami sudah diberi jatah makan yang bervariasi dari hari ke hari. Pernah Hoka-Hoka Bento, Ayam Primarasa, dll. Setelah jam shift berakhir, kami nggak lupa check log dan pulaaangg. Fiuh, pegel banget 😣 Tapi, saya cukup menikmatinya. Karena saya jadi tahu banyak judul buku yang mereka jual. Dan, tentu saya jadi tertarik untuk beli haha. Well, kami para crew diberikan potongan khusus jika membeli 😜 


Sehari sebelum event dibuka, kami yang bertugas di bagian cashier diberi ‘pelajaran’ bagaimana menggunakan sistem kasir, cancel buku yang sudah di barcode, bedanya membayar cash dan card, begitu pula dengan menggunakan mesin edc ✍🏽 


Wow, dari sini saya jadi tahu bagaimana cara kerja seorang kasir dan ternyata seru juga. Pantes aja Mbak Eno pengen banget jadi kasir hihi. Saya sendiri suka banget pas bagian scan barcode. Gara-gara setelah dapat ‘mata kuliah’ singkat mengenai pemakaian mesin edc, setiap kali saya belanja di supermarket kepala saya sudah sotoy pengen operasiin sendiri haha 😆 


Event


Bazar buku Big Bad Wolf bisa di bilang bazar buku terbesar di Indonesia. Siapa sih yang nggak tergoda dengan buku import dengan sale gede-gedean? Makanya, nggak heran banget kalau pengunjungnya sampai tumpeh-tumpeh 😱 


Awal-awal pembukaan sih masih sepi, kami yang bekerja di belakang kasir masih bisa duduk santai. Tapi, begitu memasuki jam makan siang, beeeh jangan ditanya sepanjang apa antriannya. Kami sampai pernah seharian nggak duduk sama sekali 😶 Padahal kasirnya ada 12 dengan pembagian masing-masing cara pembayaran, tunai dan non tunai. 


Apalagi, 1 customer itu nggak main-main deh belanjanya. Bukan cuma 1 troli, tapi bisa sampai 3 atau bahkan 4. Bill-nya? Jutaan 💰 Makanya kadang ada rasa takut juga kalau sampai salah input dan nominalnya berbeda. 


Baca juga: Kawan Bincang

Waktu itu saya barengan sama seorang teman dari Unair, namanya Je. beruntung Je ini cekatan banget dan hati-hati. Jadi, selama event kami nggak pernah dapat masalah dengan selisih uang yang masuk 💃🏼 Karena kalau sampai ada selisih, kami berdua harus menanggungnya.  


Selama event, meski capek tapi kami juga have fun. Nggak sedikit, dari teman-teman yang bertemu di sana pada akhirnya keluar bareng dan jadi semakin dekat. Menurut saya seru sih. Apalagi supervisor Big Bad Wolf yang semuanya orang Malaysia dan India ini seru-seru banget. Secara mereka juga masih muda. Nggak jarang juga nih teman-teman mengajak supervisor belajar bahasa Jawa haha 😆 Wah, kalau udah kayak gini biasanya yang diajarin yang kocak-kocak. 


Sebenernya saya ada rasa sedikit nggak enak sama Je. Karena setelah shift berakhir, kami harus mengantri untuk totalan dengan supervisor. Saya sering ninggalin Je totalan sendirian karena saya ada jam kuliah yang super mepet. Huhu maafin saya, Je 😰 


Melihat betapa antusiasnya masyarakat Surabaya membeli buku, membuat saya berpikir kalau minat baca generasi ini nggak buruk-buruk amat sih. Mungkin karena buku yang disediakan oleh Big Bad Wolf punya kualitas yang bagus, design yang menarik, dan jenis buku yang bervariasi. Mulai dari buku anak-anak yang bergambar (saya pun jadi tertarik untuk beli yaampun!), novel, buku nonfiksi, motivasi, pengetahuan, kendaraan, tata surya, travel, dan masiiih banyak lagi. Ah, saya juga suka banget variasi notes yang dijual. Lucu-lucu! 😍 



Closing 


Setelah event berakhir, kami kembali bekerja untuk memasukkan buku-buku ke dalam kerdus dan dijadikan satu dalam pallet. Di hari-hari terakhir inilah saya merasa capeeekk luar biasaaa 😖 Sampai hampir saja saya bolos kuliah. 


Ajaib juga kami bisa menyulap ruangan hall yang kosong melompong, lalu ditata dengan susunan buku, lalu mengosongkan kembali ruangan tersebut sampai bersiiihhh haha 😆 


Setelahnya kami mendapat sertifikat yang saya sebenernya nggak begitu paham gunanya untuk apa hehe. Saya cukup sedih karena harus berpisah dengan teman-teman. Meski di bilang singkat, tapi buat saya bertemu mereka adalah hal yang menyenangkan. Keliatan banget kan betapa saya jenuh dengan rutinitas kuliah? 😆 


Yang bikin lebih sedihnya lagi adalah harus berpisah dengan supervisor yang super lucu. Sampai-sampai salah satu teman ada yang menangis. Karena buat kami ikatan kami bukan sekadar rekan kerja, tapi sudah seperti teman. Beberapa teman pun bertukar kontak dengan supervisor. Karena mereka nggak langsung pulang ke Malaysia, jadi ada beberapa teman yang ingin mengajaknya jalan-jalan 💃🏼 


Cerita dibaliknya


Saya pribadi sebenarnya sangat menikmati menjadi salah satu crew di Big Bad Wolf. sayangnya, ada satu insiden yang membuat saya nggak habis pikir. Salah satu dari kami ternyata ada yang mencuri buku-buku pameran dalam jumlah yang cukup banyak 😶 


Saya nggak tahu kapan tepatnya kejadian itu. Karena hal ini baru diberitahukan pada kami saat hari terakhir. Dan ternyata bukan hanya seorang, tapi sekelompok anak yang saling bekerja sama untuk menggelapkan buku-buku tersebut 👀  


Sewaktu supervisor marah-marah, saya jelas kaget. Raut wajah mereka tampak kecewa berat. Mereka nggak habis pikir dengan apa yang telah terjadi. Mereka sudah tahu pelakunya, tapi meminta para pelaku untuk mengaku kalau nggak mereka akan membawa permasalahan tersebut ke ranah hukum 😱 


Saya lebih kaget lagi dengan alasan para pelaku. Mereka melakukan itu karena merasa nggak dihargai. Karena makanan mereka basi dan hal itu dianggap mereka kalau pihak Big Bad Wolf nggak memanusiakan mereka 😟 


Kalau teman-teman berpikir mereka melakukan itu karena butuh uang, sayangnya mereka yang melakukannya adalah anak-anak yang mampu. Sangat mampu. Mereka sakit hati dan merasa terhina karena makanan 😶 


Saya kaget banget sih sewaktu dengar ini. Karena bagi kami, shift pagi, supervisor memperlakukan kami sangat baik. Bahkan kami dipandang sebagai teman. Saya hanya berpikir, mungkin karena mereka bekerja di jam malam dan makanannya datang saat siang, makanya bisa basi 👀 


Sayang banget momen yang seharusnya bisa ditutup baik-baik, malah menjadi hal yang nggak baik. Nggak tahu lagi deh image kami anak muda Indonesia di mata orang asing. Setelah kejadian itu, setahun setelahnya Big Bad Wolf mengadakan event di tempat yang sama dengan persyaratan tambahan SKCK. 


Tapi, seenggaknya saya jadi belajar banyak dari pengalaman ini. Secara ini adalah pengalaman part time pertama saya hihi 😆. Meski bisa di bilang yang saya kerjakan adalah pekerjaan kasar (fisik), tapi saya cukup menikmatinya karena bisa pegang-pegang banyak buku menarik. Mungkin kalau di luar negeri, hal seperti ini adalah hal yang biasa. Bahkan nggak dianggap ‘pekerjaan rendahan’. Tapi, bagi sebagian masyarakat kita, ini adalah jenis pekerjaan yang dihindari karena gengsi daaan sebagainya 👀 


Oh ya, karena ini pekerjaan pertama saya, meski mendapat uangnya nggak banyak saya seneng bangeeet asliii. Waktu itu saya bekerja selama 2 minggu dan mendapat gaji kurang lebih Rp2.700.000. Karena pertama kalinya bisa punya uang sendiri saya berasa jadi orang paling kayaaaa hahahaha 😆 


Mungkin bagi beberapa orang nominal ini nggak seberapa. Tapi, buat saya ini cukup bikin saya melek. Apalagi pengalaman di baliknya. Ah, sayang banget nggak ada foto yang tersisa karena sepertinya sudah saya hapus kemarin saat bersih-bersih harddisk 😶


Kalau teman-teman gimana? Gimana rasanya setelah punya penghasilan sendiri meski dari bekerja part time? Merasa jadi orang paling kaya juga nggak? 🤣 


Newer Posts
Older Posts
RajaBackLink.com

About Me

My photo
deamerina
Hai! Selamat datang di blog saya. Silahkan menyelami kegiatan yang saya lakuakn yang berhubungan dengan menulis dan fotografi hihi
View my complete profile

Follow Me

  • instagram
  • YouTube
  • FB
  • LinkedIn

Community

Blogger Perempuan
Intellifluence Trusted Blogger

Blog Archive

  • ►  2022 (42)
    • ►  May (5)
    • ►  April (8)
    • ►  March (6)
    • ►  February (8)
    • ►  January (15)
  • ▼  2021 (117)
    • ►  December (15)
    • ►  November (7)
    • ►  October (8)
    • ►  September (14)
    • ►  August (12)
    • ►  July (9)
    • ►  June (10)
    • ▼  May (10)
      • Review Skincare: Brightly Ever After Serum dan Whi...
      • Jentik
      • Prolog
      • Review Hotel: Pop! Hotel Diponegoro Surabaya
      • Review Buku Catatan Hati Pengantin
      • Jadi Crew Big Bad Wolf
      • Buka Bersama di Hotel Grand Mercure Surabaya City
      • Kawan Bincang
      • Ngomongin Ramadan di Taiwan
      • Kuliah Salah Jurusan
    • ►  April (14)
    • ►  February (4)
    • ►  January (14)
  • ►  2020 (52)
    • ►  December (17)
    • ►  November (10)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (6)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (20)
    • ►  October (1)
    • ►  September (5)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (3)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2018 (63)
    • ►  December (1)
    • ►  November (12)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (8)
    • ►  May (4)
    • ►  April (6)
    • ►  March (7)
    • ►  February (8)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (15)
    • ►  December (6)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  June (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2016 (6)
    • ►  October (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2015 (22)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (6)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)

Friends

Popular Posts

  • Review Film : Searching (2018)
  • Review Film : Hotel Translyvania 3, Summer Vacation (2018)
  • Salah Isi Saldo Go-Pay!
  • Pengalaman Magang Content Writer di Hipwee

Voucher Discount

Voucher Discount

Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates