• Promo
  • Home
  • Travel
  • Beauty
  • Review
    • Film
    • Book
  • Journal
    • Journal
    • Portfolio
    • Cerita Karir
  • Lifestyle
  • Blog
    • Blogging
    • BPN Challenge
  • Fiction
Powered by Blogger.

Siapa yang sering bingung dengan banyaknya kehadiran serum di dunia skincare? SAYA!! 😆


Dulu saya kira semua serum itu sama aja. Istilahnya sih sebagai dasar saat menggunakan skincare untuk menghidrasi kulit wajah sebelum menggunakan moisturizer. Tapi, semakin lama saya jadi semakin tahu kalau serum pun punya fungsi yang berbeda-beda. Ada yang mencerahkan wajah, meremajakan kulit wajah, mengontrol produksi minyak berlebih, menyembuhkan bekas jerawat, dan masiiih banyak lagi 👀 


Yap. banyaknya jenis serum ini memang disesuaikan dengan kebutuhan kulit setiap orang yang berbeda-beda. Kalau saya sendiri, di usia mendekati akhir 20an ini lagi tergila-gila banget sama serum vitamin c. soalnya banyak banget manfaat dari vitamin c untuk wajah. Salah satunya ketakutan para wanita adalah takut keriput 😱 Hihi. iya nggak sih? 


Setelah kemarin saya sempat nyobain ElsheSkin Radiant Supple Serum, kali ini saya sudah cobain ElsheSkin Vitamin C Serum. Yipiiii! 💃🏼


Okidoki, check this out!



Harga : Rp242.000

Netto : 20 ml

Where to buy   : Shopee


Packaging


Nggak beda jauh dengan Radiant Supple Serum, Vitamin C Serum ini dikemas dengan box berwarna merah marun. Di bagian depan tertulis nama produk dan manfaat serum. Di bagian samping terdapat QR code yang bisa teman-teman scan untuk mengetahui informasi BPOM. Bagian belakang menyertakan informasi ingredients, cara penggunaan, expired date, dan juga logo MUI 😊 


Pengaplikasiannya menggunakan pump yang gampang banget digunakan. Nggak lupa juga dilindungi oleh tutup plastik transparan biar kalau dibawa-bawa pergi nggak kepencet hihi 😁 


Kandungan




Ethyl Ascorbic Acid

Turunan vitamin c murni sebagai bright booster pencerah utama yang dapat menaikkan tone warna kulit dengan cepat


Lecithin

Sebagai emollient, menjaga kelembaban dan mengembalikan kekenyalan kulit


Citric Acid 

Membantu mengangkat sel kulit mati sehingga kulit menjadi lebih halus dan cerah, membantu merangsang pergantian sel kulit sehingga kulit tetap sehat


Tocopheryl Acetate (Vitamin E)

Sebagai antioksidan, melawan radikal bebas, melawan tanda penuaan dan memberikan nutrisi untuk menjaga kulit tetap sehat. 


Benefit  




  1. Sangat baik digunakan di pagi hari karena kaya akan antioksidan

  2. Mengandung Ethyl Ascorbic Acid: tidak disarankan digunakan untuk kulit sensitif karena berpotensi menyebabkan iritasi

  3. Lebih baik digunakan untuk kulit normal to oily non acne

  4. Hindari penyimpanan di area yang terkena sinar matahari



Kata SkinCarisma



Yap. sayang sekali produk ini mengandung paraben. Tapi, buat teman-teman yang nggak mempermasalahkannya, saya rasa produk ini bakal oke banget dipakai. Karena terdapat 3 kandungan anti-aging sekaligus hihi ✨ 


Review




Vitamin C untuk wajah yang satu ini memiliki tekstur gel tapi juga cair. Produknya cepat sekali meresap di kulit. Dan yang bikin enaknya lagi adalah serum wajah ini nggak lengket sama sekali! Hihi 😆 


Buat teman-teman yang sensitif dengan fragrance, tenang aja karena serum vitamin c ini nggak mengandung fragrance. Bener-bener nggak ada bau apa pun. Ah iya, kalau pakai mending secukupnya aja ya. Tipis-tipis aja. Soalnya kalau kebanyakan bisa kayak berbusa gitu deh 😉 


Saya sudah pakai produk ini selama satu minggu dan overall Serum Vitamin C dari ElsheSkin ini cukup memuaskan. Sejauh ini belum ada efek samping di wajah saya. Nggak ada komedo atau pun beruntusan yang biasanya hobi nangkring di jidat hihi 🥰 


Baca juga: Naik Kereta ke Malang Saat Pandemi

Kulit juga terasa lebih kenyal berkat kandungan Lecithin hihi. Untuk hasil yang lebih maksimal, teman-teman bisa banget layering dengan beberapa produk serum ElsheSkin yang lainnya. Seperti ElsheSkin Radiant Skin Serum, ElsheSkin Smoothing Serum, ElsheSkin Sebum Reducer Serum, dan Active Rejuvenating Night Serum. Nah, tinggal disesuaikan aja deh dengan kebutuhan teman-teman. Misalnya mau kulit tampak awet muda, ya bisa dikombinasikan dengan Active Rejuvenating Night Serum 💕


Kalau teman-teman biasanya lebih suka serum yang apa nih? Apakah sama juga kayak saya yang demen Vitamin C biar tetap terlihat 17 tahun? hihi 😜


Setelah itu…

Sesampainya di RSAL, saturasi oksigen nenek ternyata rendah. Setelahnya akan dilakukan pemeriksaan swab untuk memastikan apakah nenek terinfeksi Covid atau nggak. 


Tes swab ini membutuhkan waktu 3 jam. Dalam waktu tersebut nenek akan dimasukkan IGD Covid sembari menunggu hasilnya. Ibu dan tante tentu nggak tega membiarkan nenek berada di antara orang yang sudah terinfeksi. Sedangkan nenek sendiri belum tentu terinfeksi. Akhirnya, ibu dan tante pun menolak untuk menjalani tes swab dan kembali mencari rumah sakit lainnya.


Setelah berkeliling ke beberapa rumah sakit dan mendapat jawaban yang sama, akhirnya ibu kembali membawa pulang nenek. Mereka pergi dari jam 7 pagi dan kembali sekitar jam 3 sore. Melihat nenek merintih nggak ada hentinya saat dipindahkan dari bed ambulance ke ranjang di kamar membuat saya nggak tega. 


Ibu dan tante pun lelah dan sudah nggak tega juga menggotong-gotong nenek. Saya lebih terkejut lagi saat ibu bercerita ambulance mereka sempat mengalami kecelakaan. Beruntung nggak parah. Saat melewati lampu merah ada pengendara sepeda motor yang melintas. Sepeda motor pun menabrak ambulance hingga sepeda motor itu masuk ke bawah mobil ambulance. Beruntung nggak ada korban jiwa. Mendengar itu saya cuma melongo.


Di rumah, kami semua tetap berusaha menghubungi tenaga medis (perawat atau dokter) yang bisa menangani nenek di rumah. Nihil. Mereka semua nggak bisa karena membutuhkan hasil PCR. Wajar sih. Di tengah kondisi seperti ini tentu semua orang berjaga-jaga. 


Saya dan saudara saya pun segera memesankan tes PCR home service. Dapat. Nenek dijadwalkan PCR hari Kamis jam 2 siang. 


Kamis


Jam 8 pagi saya dihubungi pihak laboratorium dan menanyakan ketersediaan nenek dites pagi ini. Tentu saya langsung setuju. Pikir saya, lebih cepat lebih baik. Mereka pun datang untuk melakukan tes pada nenek. Jujur, saya cukup deg-degan. 


Gimana nggak, saya, tante, dan ibu bergantian merawat nenek yang otomatis bersentuhan dengan darah nenek yang mengalir terus menerus di bibir beliau. Otomatis kalau nenek positif, kami bertiga pun pasti positif. Kepala saya sudah berputar menyiapkan segala skenario.


Gimana kalau hasil tes nenek positif? Kami semua berarti harus menjalani tes swab juga. Kalau kami positif juga, berarti kami harus isolasi mandiri. Kalau sampai ada yang bergejala gimana? Saya dan adik berarti harus ijin kerja. Dan banyak banget pertanyaan yang muncul di kepala. 


Jumat


Sorenya hasil PCR keluar. Jujur saya deg-degan bangeeettt. Buka email hasil tes PCR berasa buka email masuk perguruan tinggi. Begitu saya buka saya langsung lega banget. Hasilnya negatif!!


Saya langsung telepon ambulance yang kemarin dan segera nenek dibawa ke RSAL kembali. Harapannya dengan membawa hasil PCR negatif nenek akan langsung bisa ditangani dengan prosedur non covid. 


Sesampainya di sana, nenek kembali harus menjalani prosedur IGD. Cek saturasi dan mau nggak mau harus di swab karena saturasi nenek rendah. Nenek pun menjalani tes swab. Kami semua kaget karena hasil swab nenek positif. Nenek pun langsung dipindah ke IGD covid.


Saya nggak tahu gimana penjelasan medisnya. Ada banyak banget kemungkinan dari 2 hasil tes yang berbeda. 


  • Saya telepon pihak laboratorium dan menanyakan hal tersebut. Mereka menjelaskan bahwa seharusnya hasil PCR yang memakan waktu 8 jam lebih akurat daripada swab Antigen yang hanya memakan waktu 3 jam. 

  • Saya tanya teman saya yang perawat, ia menjelaskan kalau pada hari kamis saat dilakukan PCR bisa jadi virus belum terdeteksi. Alias masih masa inkbasi. Makanya hasil PCR -.

  • Bisa jadi juga nenek terinfeksi saat di rumah sakit setelah dilakukan PCR

  • Bisa jadi kesalahan SDM saat melakukan PCR atau swab di rumah sakit

  • Dan bisa jadi bisa jadi lainnya


Saya berusaha positive thinking dengan semua kemungkinan yang ada. Berusaha memaklumi. Buat kami yang penting nenek segera ditangani. 


Sabtu


Siang harinya nenek sudah dapat kamar isolasi. Alhamdulillah. Kali ini benar-benar nggak boleh ditemui. Berbeda dengan di IGD yang boleh ditemui meski hanya 1 orang.

Malam harinya saya dan ibu mengurus ke bagian administrasi karena terjadi kesalahan data. Ini pertama kalinya saya datang ke IGD. Kemarin-kemarin yang mengantar nenek adalah tante dan ibu karena saya masih harus bekerja. 


Waktu itu kami datang pukul 19.00. Kami duduk di depan IGD. Sejak pertama kali duduk saya sudah melihat banyak orang datang dengan berbagai kondisi. Ada yang menggunakan bed, kursi roda, ada juga yang terlihat sehat. 


Pukul 21.00 mata saya sudah mulai mengantuk. Ibu sudah tertidur di samping saya. Di tengah kondisi mengantuk, tiba-tiba ada 2 orang wanita keluar ruang IGD sambil menangis cukup kencang. Keduanya berkata “Innalillahi…”. Saya yang mendengar itu langsung otomatis sadar dan tertegun. 


Nggak lama kemudian, ada seorang wanita keluar ruangan IGD juga sambil menangis. Kali ini nggak kencang seperti 2 wanita sebelumnya. Ia duduk bersama keluarganya di samping saya yang telah menunggu sedari tadi. Mereka menundukkan kepala. Seorang pria terlihat begitu lesu. Wanita di sebelahnya memeluk wanita yang tadi menangis pelan. 


Dua kabar duka sekaligus.


Saya shock. Mata saya berkaca. Kejadian ini pertama kalinya buat saya. Mendengarkan berita kematian secara langsung. Suasana terasa mencekam sesaat. Yang terdengar hanya suara 2 wanita tadi yang sibuk menelepon kerabat sambil menangis. Beberapa orang lain saya lihat ikut menelepon kerabat mereka dan memohon doa untuk keluarga yang berada di IGD. ada yang menangis. 


Minggu


Sejak nenek masuk rumah sakit, tante dan ibu bergantian datang untuk menanyakan perkembangan kesehatan nenek. Pagi itu alhamdulillah keadaan nenek sudah membaik. Saturasi oksigen sudah kembali normal. HB juga sudah naik karena pendarahan di bibir sudah ditangani. Bibir nenek sudah dijahit. 


Hingga hari Rabu tanggal 21 kemarin keadaan nenek sudah semakin baik. Nenek juga telah melakukan swab dan hasilnya negatif. Alhamdulillah kami lega sekali.


***


Dari kejadian ini saya banyak memikirkan beberapa hal. Dari yang logis sampai yang julid. Nggak munafik, saya sempat berpikir yang aneh-aneh saat tahu hasil swab di rumah sakit positif padahal PCR negatif. Memang sih banyak faktor yang mempengaruhi. Buat saya, beberapa kejadian terasa janggal. Nggak masuk akal. Awalnya saya nggak terima. Tapi, mau gimana lagi? Ah, tapi ya sudahlah. Toh, yang penting sekarang nenek sudah baikan. 


Kejadian di IGD membuat saya semakin takut untuk keluar rumah. Berita duka yang dengan cepat datang seolah benar-benar menandakan bahwa kematian itu begitu dekat. Nggak kenal waktu. Nggak kenal usia. Memang kematian nggak bisa dihindari. Tapi, jujur saya belum siap karena belum punya bekal yang cukup. 


Horror? Iya memang beginilah keadaannya sekarang. Bukannya menakuti, tapi hanya sekadar mengingatkan diri sendiri. 


Seminggu kemarin memang banyak banget stressor yang datang. Kata ibu, badai pasti berlalu. 


Semoga teman-teman sehat selalu~

Sejak hari senin kemarin di rumah saya semuanya pada panik dan riweh. Terlebih di hari ini, sejak subuh saya sudah menggenggam ponsel untuk siap melakukan panggilan. 


Terbangun dengan kondisi tubuh nggak siap itu memang benar-benar nggak mengenakan. Saya terbangun karena ibu memanggil saya untuk meminta bantuan. Saya yang nggak terbiasa langsung berdiri jadi pusing. Baru sebentar saya tinggal ke kamar mandi, ibu sudah nggak ada. 


Ternyata, ibu ingin meminta bantuan saya untuk pergi mencari dokter. Iya. ada tragedi di hari Senin kemarin. Nenek saya yang sudah sepuh jatuh di depan kamar mandi. Saya dan ibu jelas shock dan merasa bersalah kenapa bisa sampai kecolongan. 


Senin 


Nenek terjatuh dengan posisi yang cukup fatal. Terlebih dengan kondisi nenek yang sudah rentan. Kami menemukan nenek dengan kondisi bibir berdarah, sedikit sobek, dan pundak kanan yang susah untuk digerakkan. Dengan kondisi susah bergerak, kami berusaha membopong nenek ke kamar. 


Setelah beberapa lama, nenek mengeluh kesakitan di beberapa bagian tubuh. Kami pun mulai panik dan menghubungi beberapa rumah sakit. Sayangnya, kebanyakan rumah sakit di tengah pandemi ini hanya menerima pasien covid. Hingga saya mencari layanan home service di website. 


Saya menemukan salah satu website yang menyediakan home service alias dokter datang ke rumah. Saya pun segera mendaftarkan nenek. Ada sedikit rasa lega dan berharap ini adalah solusi dari kepanikan kami. Dokter dijadwalkan datang pukul 9 malam. Sedikit merasa aneh, tapi kami berusaha positive thinking, ah mungkin dokternya sekalian pulang kerja. 


Kami menunggu dengan harap-harap cemas. Hingga pukul 11 malam, dokter tak kunjung datang. Sayangnya nggak ada kontak yang bisa dihubungi. Nomor yang tadi saya kirim chat whatsapp, kini hanya centang 1. Maklum, no WA Business. 


Selasa 


Hingga keesokan harinya, kami memutuskan untuk kembali mencari rumah sakit yang dapat menangani kondisi nenek. Akhirnya, kami dapat di RKZ langsung ke poli tulang. Tante saya sudah mengantri sedari pagi. IGD penuh dan menolak karena hanya menerima pasien covid. Kendala kedua adalah bagaimana bisa membawa nenek ke sana. Sedangkan nenek untuk bangun saja susah. Kami butuh ambulance. 


Saya menelepon beberapa puskesmas dan rumah sakit yang menyediakan ambulance. Sayangnya nggak ada ambulance yang tersedia. Hingga beberapa jam kemudian salah seorang kerabat memiliki kenalan sekolah yang memiliki ambulance. Syukurlah, ambulance pun kami dapatkan. 


Di rumah sakit, sayangnya nenek nggak mendapatkan penanganan yang seharusnya. Sebenarnya dokter sudah mengomel karena nenek saya nggak kunjung datang. Tante sudah mengantri sejak jam 9 pagi. Sedangkan jam prakteknya sebentar lagi sudah habis, jam 11. Pukul 10.30 kami baru mendapatkan ambulance. Proses evakuasi nenek dari kamar ke bed pun cukup memakan waktu. Karena bergerak sedikit saja nenek sudah merintih kesakitan. Hingga akhirnya nenek bisa masuk ke ambulance, dan ambulance segera beragkat. 


Sepulangnya dari rumah sakit, ibu bercerita kalau nenek nggak mendapatkan penanganan apa pun. Saya nggak bisa menemani karena harus bekerja. Bibir yang sobek berdarah nggak tersenutuh karena IGD menolak. Dokter dari poli pun nggak melakukan tindakan apa pun. Katanya, di rawat dirumah saja nggak apa-apa. Untuk pundaknya, dilakukan ronsen dan nenek diberi obat. Anehnya, setelah mengetahui kondisi adanya tulang yang patah, bahu nenek nggak di balut dengan kain atau diberi penanganan supaya tulangnya nggak geser semakin parah. 


Mendengar penjelasan tersebut jujur saya kecewa dan sedih. Bagaimana mungkin dokter tersebut berlaku seperti itu? 


Malam harinya bibir nenek semakin parah. Darah terus mengalir dan membuat nenek menjadi susah untuk makan dan minum. Mulutnya penuh darah. Nggak bisa dihindari, darah pun ikut tertelan. 


Rabu


Hingga pagi tadi, sejak saya bangun, saya sudah kembali menelepon beberapa rumah sakit yang menerima pasien non covid. Kami semua khawatir hingga ibu dan tante benar-benar nggak bisa tidur dengan nyenyak. 


Sayangnya, semua rumah sakit yang saya hubungi nggak bisa memberikan jawaban yang pasti. Ada yang nggak bisa menerima pasien selain covid dan sebagian lagi mereka bisa menerima tapi harus dilakukan screening awal. 


Setelah beberapa lama, tante saya mendapatkan jawaban baik dari RSAL. lalu, kami pun kembali menghubungi ambulance yang kemarin kami gunakan. Sayangnya, ambulance tersebut sedang digunakan orang lain. Kami pun segera mencari alternatif. 


Saya menghubungi beberapa nomor ambulance yang saya dapatkan dari teman. Sayangnya, ada yang sedang beroperasi, ke bengkel, atau telepon yang nggak diangkat. Hingga akhirnya saya menghubungi YDFF dan ternyata ada!


Saya cukup lega telah mendapatkan ambulance dan menunggu mereka berangkat. Sayangnya, sebelum berangkat tiba-tiba orangtua driver ambulance tersebut meninggal. Hingga mereka harus mencari pengganti. 


Satu jam kemudian mereka mengabari telah mendapatkan driver dan segera menuju rumah. Saya mulai tenang menanti mereka. Setibanya mereka di rumah, kami mengevakuasi nenek dan segera berangkat ke rumah sakit. 


**


Jujur di tengah keadaan seperti ini saya cukup lelah, sedih, kecewa, dan marah. Tapi, saya nggak tahu mau melampiaskannya ke siapa. Nggak mungkin kan saya meracau menyalahkan pemerintah karena pandemi yang nggak kunjung usai? 


Saya kecewa dengan dokter yang menangani nenek saya di RKZ. kenapa nggak melakukan tindakan pada bahu nenek yang patah? Apa karena jam prakteknya sudah habis? Ah, tapi mungkin dokter tersebut juga sibuk di tempat lain. Kami semua panik, makanya tante berangkat dahulu mengantri baru setelah mendapatkan antrian kami mencari ambulance. Sayangnya mencari ambulance di situasi ini nggak mudah. Nenek nggak bisa dibawa dengan mobil biasa. Karena butuh permukaan yang rata. 


Saya heran dengan IGD yang nggak melakukan tindakan apa pun untuk menghentikan pendarahan di bibir nenek saya. Padahal, saat saya mencari rumah sakit dan menjelaskan kondisi nenek, perawat tersebut juga bertanya-tanya heran, lho kok di sana nggak ditangani dulu mbak? Harusnya kalau ada pendarahan seperti itu ditangani terlebih dulu meski nggak menerima pasien non covid. Pertanyaan yang sama diajukan oleh teman saya yang sedang menempuh profesi dokter. 


Ah, entahlah. 


Semoga teman-teman baik-baik saja. Karena untuk sakit di situasi seperti ini sungguh sulit.

 



Di awal usia 20-an, face care yang saya tahu waktu itu hanyalah pelembab a.k.a moisturizer. Pandangan saya waktu itu, asal pakai pelembab aja bakalan aman deh kulit wajah saya. Tapi, nyatanya nggak dong 😬

Nggak heran makanya banyak banget masalah yang timbul seperti kulit kusam, warna kulit  tidak merata, dan komedo. Kalau jerawat kebetulan tipe kulit saya bukan yang berjerawat 👀 


Frustasi? Iya jelas 😔 Malu banget kadang kalau ada orang yang merhatiin. Apalagi kalau ketemu teman yang kinclong abis kulitnya. Bukan hanya cantik, tapi juga sehat.jadi bertanya-tanya, doi pakai serum wajah glowing apaan ya? Keliatan banget deh kalau saya nyuekin diri sendiri. Bahkan sering banget deh dulu saya nggak pakai sunscreen karena nggak begitu paham dengan kegunaannya 😩 


“Ih, udah umur 20-an kok nggak bisa jaga kulit sih. Nggak sayang sama diri sendiri?”


Sejak saat itulah saya mulai sadar. Kalau sebenarnya pakai skincare itu bukan hanya untuk mempercantik diri. Tapi, juga merawat diri sebagai bentuk kalau kita cinta dan peduli dengan diri sendiri 🌸 


Setelah itu, barulah saya mencari tahu mengenai produk perawatan wajah (face care) yang saya butuhkan. Ternyataaa oh ternyataaaaa, asumsi saya bahwa pakai pelembab (moisturizer) saja cukup itu salah besaaarrrr, Ferguso!  Huft! 😤


Setiap step dalam skincare itu memiliki fungsinya masing-masing di jaringan kulit yang berbeda. Mulai dari cleanser, toner, essence, serum, moisturizer, dan sunscreen. Kulit saya yang kusam ini jelas butuh dihidrasi dengan serum supaya glowing, cerah, dan nggak ada lagi flek hitam. Biar nggak malu kalau mau ketemu Park Seo-joon (AAMIIN) 😜


Nah, kali ini saya bakalan review produk serum pencerah wajah yang belakangan lagi hype banget. Check this out!


ElsheSkin Radiant Supple Serum 




Harga : Rp215.000

Netto : 20 ml

Pembelian : Shopee


Packaging



Serum ini dikemas dengan box berwarna merah marun yang simple. Di bagian depan tertulis kandungan unggulan dari serum wajah ini. Di bagian samping dan belakang tertera ingredients, BPOM, expired date, dan MUI ✍🏽 


Kemasan Radiant Supple Serum ini menggunakan botol kaca ukuran 20ml yang cukup tebal. Meski kemasan berwarna coklat gelap dengan tutup pipet plastik berwarna putih, teman-teman akan tetap mudah melihat isinya 😁


7 Kandungan utama


Arbutin 

Menghalangi terbentuknya melanin sehingga dapat mengurangi dan mencegah noda hitam, mengurangi bekas jerawat serta membantu mencerahkan kulit.


Tranexamic Acid

Menghalangi transfer pigmen pada jaringan epidermis sehingga dapat mengurangi melasma dan hiperpigmentasi serta mengurangi perubahan warna kulit dan anti-inflammatory.


Niacinamide

Mencerahkan kulit, menenangkan kulit yang iritasi, menguatkan skin barrier sehingga kondisi kulit lebih seimbang dan sehat


White Mulberry

Kandungan yang kaya akan antioksidan namun manfaat utamanya untuk kulit adalah untuk menenangkan kulit yang iritasi sekaligus mengurangi perubahan warna pada kulit. Mulberry putih juga kaya akan flavonoid, senyawa yang mampu mencegah dan mengurangi hiperpigmentasi pada kulit.


Bisabolol

Natural humectant; dapat menahan kelembapan dan menjaga kelembapan kulit, anti-irritant dan mempercepat proses penyembuhan pada kulit yang iritasi.


Annona Cherimola Extract

Mengandung banyak vitamin C yang dapat menangkal radikal bebas, memberi nutrisi ke kulit sehingga kulit menjadi glowing dan sehat. Annona Cherimola juga mempunyai sifat adaptogenik yang tinggi sehingga dapat mengaktifkan reseptor CB2 pada kulit sehingga kulit menjadi lebih seimbang, meningkatkan skin’s barrier dan mengurangi rasa sensitif serta gatal.


Centella Asiatica

Kaya akan amino acid yang merupakan salah satu komponen penyusun Natural Moisturizing Factor (NMF) pada kulit yang dapat membuat kulit menjadi lebih terhidrasi dan lembap Centella Asiatica juga dapat merangsang pertumbuhan sel-sel kulit baru dan jaringan ikat penting seperti kolagen dan elastin sehingga kulit menjadi lebih halus dan lembut.


Benefit

  • Menyamarkan noda hitam (hiperpigmentasi)

  • Mencerahkan wajah

  • Menjadikan kulit tampak halus dan lembut

  • Menutrisi kulit dan menjadikan kulit sehat bercahaya

  • Memperkuat skin barrier


Please remind 

  • Hindari menggunakan ketika kondisi kulit sedang berjerawat parah atau saat kulit sangat berminyak.

  • Disarankan untuk wanita atau priba berusia 20-60.

  • Tidak disarankan bagi yang memiliki alergi terhadap Arbutin.

  • Meskipun minim, tapi penggunaan bersamaan dengan AHA/BHA dan Retinol berisiko menimbulkan reaksi tingling pada awal pemakaian.

  • Efek tingling pada awal pemakaian adalah wajar. Gunakan 2 hari sekali atau turunkan frekuensi hingga kulit beradaptasi.

  • Tidak untuk digunakan pada kelopak mata atau bagian bawah mata.

  • jangan lupa gunakan sunscreen minimal SPF 30 setelahnya.

  • Dapat digunakan baik di siang maupun di malam hari.


Kata Cosmily


Yang bikin bingung adalah produk ini menurut Cosmily mengandung paraben. Sedangkan di tulisan ingredients box nggak tertulis ada kandungan paraben di dalamnya. Maka dari itu teman-teman jangan lupa melakukan patch test saat akan mencoba produk baru 😄 


Review 


Untuk teksturnya sendiri, serum flek wajah ini punya tekstur yang cair banget. Nggak heran kalau serum ini cepat meresap di kulit 😊 Warnanya putih susu dan memiliki aroma yang buat saya cukup ganggu di awal pemakaian. 


Saya pakai produk ini di malam hari. Awal pemakaian pun saya lakukan patch test di bagian belakang dengkul. Beberapa jam kemudian saya merasakan sensasi sedikit panas. Saya lakukan selama 3 hari. Dan di hari kedua saya nggak merasakan apa-apa. Begitu pula di hari berikutnya 😁 


Keesokan harinya saya pun coba pakai di wajah waktu malam hari. Awalnya nggak kerasa apa-apa, beberapa jam kemudian di bagian pipi kiri saya terasa perih. Padahal di daerah tersebut nggak ada jerawat atau iritasi sebelumnya 🤔 


Baca juga: One Fine Day


Hari berikutnya pun saya coba pakai lagi lebih tipis. Karena saya pikir mungkin saya pakai terlalu banyak. Tetapi, ternyata sama. Saya merasakan sensasi perih. Kali ini di bagian pipi sebelah kanan. Saya pun langsung membersihkan wajah dengan cleanser 😬 


Padahal saya nggak menggunakan produk apa pun. Karena sengaja mau ngecek. Jadi setelah menggunakan cleanser saya langsung pakai Radiant Supple Serum ini tanpa pelembab. 


Sayangnya untuk produk yang satu ini kurang cocok di saya. Sepertinya karena ada kandungan Arbutin yang bikin saya iritasi. Beruntung saya nggak sampai mengalami breakout. Hanya iritasi di area tertentu saja. 


Teman-teman ada yang sudah coba produk ini? Gimana nih, ada yang kayak saya juga atau justru cocok? 🙂


Psst, saya juga cobain Vitamin C Serum dari ElsheSkin. Tunggu ya reviewnya hihi~

 

Newer Posts
Older Posts
RajaBackLink.com

About Me

My photo
deamerina
Hai! Selamat datang di blog saya. Silahkan menyelami kegiatan yang saya lakuakn yang berhubungan dengan menulis dan fotografi hihi
View my complete profile

Follow Me

  • instagram
  • YouTube
  • FB
  • LinkedIn

Community

Blogger Perempuan
Intellifluence Trusted Blogger

Blog Archive

  • ►  2022 (42)
    • ►  May (5)
    • ►  April (8)
    • ►  March (6)
    • ►  February (8)
    • ►  January (15)
  • ▼  2021 (117)
    • ►  December (15)
    • ►  November (7)
    • ►  October (8)
    • ►  September (14)
    • ►  August (12)
    • ▼  July (9)
      • Review Skincare: ElsheSkin Vitamin C Serum
      • Hectic Day (2)
      • Hectic Day
      • Review Skincare: ElsheSkin Radiant Supple Serum
      • one fine day
      • Review Skincare: Dear Me Beauty Skin Barrier Water...
      • Review Skincare I Trust Nature: Licorice Serum dan...
      • Pistol dan Gunting
      • Akhirnya di Vaksin!
    • ►  June (10)
    • ►  May (10)
    • ►  April (14)
    • ►  February (4)
    • ►  January (14)
  • ►  2020 (52)
    • ►  December (17)
    • ►  November (10)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (6)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (20)
    • ►  October (1)
    • ►  September (5)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (3)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2018 (63)
    • ►  December (1)
    • ►  November (12)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (8)
    • ►  May (4)
    • ►  April (6)
    • ►  March (7)
    • ►  February (8)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (15)
    • ►  December (6)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  June (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2016 (6)
    • ►  October (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2015 (22)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (6)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)

Friends

Popular Posts

  • Review Film : Searching (2018)
  • Review Film : Hotel Translyvania 3, Summer Vacation (2018)
  • Salah Isi Saldo Go-Pay!
  • Pengalaman Magang Content Writer di Hipwee

Voucher Discount

Voucher Discount

Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates