Judul : Jakarta Sebelum Pagi
Halaman : 270
Penulis : Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Tahun terbit : 2016
Penerbit : Grasindo
Spoiler alert!
Tentang buku ini
Emina, perempuan pekerja kantoran yang hobi banget ngomongin babi karena baca Animal Farm. Hidupnya normal seperti kebanyakan orang. Ia memiliki sahabat di kantor yang ia juluki yan pi, Nissa.
Kenormalan hidup Emina secara tiba-tiba berubah dalam satu hari. Ia menemukan surat yang dikirim dengan bunga dan balon di balkon apartemennya. Nissa, tentu saja sudah menasehati Emina untuk tidak mencari tahu dan melaporkannya ke polisi.
Alih-alih menurut, Emina justru penasaran dan mencari tahu informasi stalker tersebut. Pencarian pun dimulai dengan mengunjungi toko bunga terdekat dari apartemennya. Ia cukup heran dengan toko bunga tersebut yang ternyata juga kedai minum teh.
Toko bunga sekaligus kedai minum teh tersebut dimiliki oleh kakak beradik keturunan Arab-Jepang. Keiko, seorang perempuan dewasa yang menjalankan toko bunga. Sedangkan Suki, adik Keiko, yang masih duduk di bangku SD menjalankan toko minum teh.
Suki memang memiliki karakter yang unik dan misterius. Dengan tubuh mungilnya, banyak orang nggak akan tahu kalau ia justru memiliki pemikiran yang sangat dewasa.
Setelah menemui Suki yang ternyata adalah penghuni apartemen tepat di bawahnya, Emina pun mulai mengorek-ngorek informasi mengenai pengirim surat tersebut.
Quarter life crisis
Sayangnya di akhir cerita nggak dijelaskan bagaimana Emina mengambil langkah. Apakah dia bakal resign dan menjalani apa yang diinginkannya? Atau dia masih mencari-cari hal yang sesuai dengannya?
Review
Overall, buku ini menarik banget buat dibaca. Ide cerita yang terkesan unik dibalut misteri bikin candu membalikkan halaman lagi dan lagi.
Saya suka dengan para tokoh yang memiliki latar sosial yang berbeda dan saling mengisi satu sama lain. Jujur, kompleksnya hidup Abel bikin saya melongo.
Bisa dibilang ini salah satu buku yang tokohnya hampir tidak sempurna sama sekali. Secara kebanyakan buku memiliki tokoh yang selalu sempurna. Entah kaya lah, cantik atau ganteng lah, pinter lah, pendidikan bagus, pekerjaan impian. Seolah-olah kehidupan tersebut hanya ada di mimpi.
Baca juga: Review Film "Kukira Kau Rumah"
Meski membaca buku ini awalnya membuat saya bingung dengan keabsurdan Emina, tapi lama-lama saya paham dan justru menyukainya. Cara ngomongnya yang random terkadang justru menjadi hiburan tersendiri.
Emina yang hobi ngelantur dan nggak bisa serius kalau ngomong, tapi justru sekalinya serius omongannya bijak banget. Apalagi setiap obrolannya dengan Suki selalu sukses membuat saya merenungi hidup saya sendiri hehe.
Adanya karakter Abel juga bikin buku ini lebih realistis menurut saya. Dengan semua masa lalunya. Pobia sentuhan dan suara, korban perang Aljazair. Bisa kebayang nggak gimana perjuangan Emina pada akhirnya?
Setiap keresahan dibalut dalam dialog dan narasi dengan porsi yang hampir rata dari awal halaman sampai akhir. Di bagian akhir emang lebih banyak sih.
Baca buku ini saya pribadi jadi tahu seidkit mengenai budaya minum teh. Tentunya karena ada tokoh Suki yang keturuan Jepang dan hobi banget bikin upacara minum teh di kedai. Dan saya jadi tertarik buat ikutan kalau suatu hari ada di kota saya haha.
Bisa dibilang buku ini penuh dengan quote kehidupan. Selama baca, rasa-rasanya hampir tiap halaman ada aja yang saya lipat halamannya hehe.
Buku ini sangat menyenangkan dan recommended bangeeeet buat teman-teman yang butuh selingan cerita hihi. Tiga kata buat buku ini: ringan, menarik, penuh makna.
Saya jadi penasaran sama buku Mbak Ziggy yang lainnya. Ada rekomendasi teman-teman?
Baca juga: Revie Novel "Tempurung", Kisah Perempuan dengan Tubuhnya