[Review Novel] 'Polaris', Mencari Ingatan yang Hilang

Judul : Polaris

Penerbit : Ellunar PUblisher

Halaman :153 halaman

Tahun terbit :September 2022

Sinopsis

Meri terbangun di sebuah kota yang tidak dikenalinya. Meski tampak asing, keberadaanya di kota itu seolah terasa sangat familiar. Langit gelap penuh bintang, pantai yang indah dengan panorama magis setiap kali langit berwarna kemerahan.

Sekeras apapun mencoba, Meri tidak bisa mengingat bagaimana ia bisa sampai di kota yang indah ini. Begitu pula dengan masa lalunya. Di kota itu ia bertemu dengan lima sekawan yang baru ditemuinya. Menghabiskan waktu dengan mereka membuat Meri senang seolah bertemu dengan sahabat lama.

Kehadiran sekawan polaris itu membuat Meri nyaman. Hingga perlahan, ingatan demi ingatan Meri mulai kembali bersamaan dengan sebuah ketakutan. Aku nggak ingin kembali ke masa lalu.

Ingatan yang Menyakitkan, Membuat Meri Tak Ingin Pulang

Novel ini menceritakan kisah seorang perempuan bernama Meri yang terbangun di tempat asing dan hilang ingatan. Kombinasi yang sangat kompleks ini menjadi pembuka cerita yang bikin penasaran.

Beruntung, Meri bertemu dengan kumpulan anak-anak baik dan menyenangkan. Awalnya saya sempat bingung dengan usia sosok Meri. Karena dari deskripsi ceritanya seolah Meri ini masih anak-anak tapi juga seperti sudah dewasa usia 20an. Tapi, tenang ini akan terjawab di akhir cerita hihi.

Sebagai penikmat suasana pantai, saya suka banget dengan latar tempat di novel ini. Bikin saya pengen liburan ke Banyuwangi dan daerah sejenisnya. Mana nih anak-anak polaris punya basecamp di kapal karam pula. Sebenernya antara ngeri dan keren juga.

Sesuai judulnya dan covernya yang gemerlap bintang, buku ini banyak memberikan informasi terkait rasi bintang yang menarik. Kagum banget sama para penulis ini nggak bayangin risetnya. Saya yang selama ini hanya penikmat saja jadi tahu ini dan itu.

Gaya bahasanya mudah dipahami. Saya rasa buku ini juga bisa dibaca para remaja. Karena secara keseluruhan alur cerita dan konfliknya diceritakan dengan menggunakan bahasa yang sederhana.

Saya suka dengan alur ceritanya yang diselingi kejadian masa lalu Meri melalui mimpi. Samar-samar memberikan petunjuk yang bikin kepo.

Novel Polaris ini nggak memiliki cerita romansa dan pure persahabatan saja. Saya sempat mengira di ending akan ada sedikit cerita romansa si Meri, tapi ternyata nggak ada. Jadi, aman yaaak untuk remaja hihi.

Ada sedikit kekurangan dari novel Polaris ini. Di beberapa narasi, saya kurang bisa membayangkan situasinya dengan baik. Deskripsi rumah dan beberapa bagian juga saya nggak bisa membayangkan. Jadi, kadang seperti terlompat gitu aja.

Penulis juga memberikan pesan, bahwa seringkali saat menjadi dewasa kita rindu masa anak-anak di mana kita bsia bermain dengan teman. Ya, hanya bermain saja tanpa mengkhawatirkan banyak hal.

Maklum yak, di usia dewasa ini ternyata banyak banget rasa kehilangan dan bahkan sesekali kesepian. Teman yang dulu selalu ada, sekarang punya kehidupannya masing-masing. Entah yang sudah bekerja di luar kota, yang menikah, atau ya memang terputus komunikasi karena beberapa hal.

Jadi, buat temen-temen yang ingin bernostalgia dengan masa kecil, bisa coba baca novel Polaris ini yaaakk. Karena jujur saya habis baca ini jadi kangen masa kecil yang penuh canda dan tawa hehe.

Nggak apa-apa, jadi dewasa emang nggak gampang karena nggak ada manual booknya. Tapi, mari jalani perlahan.

Inhale.

Exhale.

See ya~

***

Review buku lainnya bisa dibaca di sini.

book