Kalian masih pada ingat nggak sih waktu pandemi sempat ramai Bitcoin? Bitcoin merupakan salah satu jenis mata uang digital (cryptocurrency) yang dibuat pada tahun 2009. Sama halnya dengan mata uang kripto lainnya, Bitcoin nggak memiliki bentuk fisik seperti mata uang pada umumnya.
Banyak orang tertarik, terutama milenials, pada mata uang crypto yang menawarkan keuntungan menggiurkan karena adanya peningkatan valuasi. Tapi, ternyata dibalik keuntungan tersebut kamu perlu berhati-hati pada bahya crypto bubble untuk investor pemula.
Apa Itu Crypto Bubble?
Istilah “crypto bubble” ini mengacu pada situasi di mana harga aset kripto (seperti Bitcoin atau Ethereum) naik secara drastis dan tidak realistis. Peningkatan valuasi ini bahkan bisa mencapai 100 persen yang kemudian tiba-tiba jatuh dengan cepat.
Investor pemula sering kali terjebak oleh euforia pasar dan keuntungan besar yang dijanjikan oleh crypto bubble. Kebanyakan investor pemula mungkin tergoda untuk membeli aset kripto tanpa melakukan riset yang cukup atau tanpa mempertimbangkan strategi investasi jangka panjang. Kurangnya pemahaman risiko terkait investasi crypto inilah yang dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan kalau harga aset tiba-tiba jatuh.
Penyebab Terjadinya Crypto Bubble
Sebagai investor pemula, kamu perlu memahami penyebab terjadinya crypto bubble supaya tidak mengalami kerugian. Terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi pemicu terjadinya crypto bubble:
1. Spekulasi Tinggi
Saat investor atau trader mulai membeli aset kripto hanya berdasarkan harapan untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu yang singkat, hal ini berpengaruh memicu lonjakan harga yang tidak berdasar pada nilai fundamental. Sentimen pasar yang didasarkan pada spekulasi tanpa dasar yang kuat inilah yang dapat memperburuk gelembung (bubble).
2. FOMO (Fear of Missing Out)
Fenomena FOMO atu adanya rasa takut kehilangan kesempatan dapat membuat banyak orang terjun ke pasar kripto tanpa mempertimbangkan dengan matang. Bahaya crypto bubble untuk investor pemula ini dapat terjadi saat investor merasa bahwa mereka akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan besar. Dalam kondisi ini mereka mungkin akan berinvestasi tanpa pertimbangan yang tepat.
3. Media dan Sentimen Tren
Berita atau tren pasar yang berlebihan atau dipublikasikan secara berlebihan oleh media sosial dan berita dapat mempengaruhi pasar dengan cepat. Jika berita tersebut mendukung kenaikan harga kripto secara tidak proporsional terhadap nilai sebenarnya, ini bisa memperkuat gelembung.
Mungkin kamu ingat tahun 2021 lalu saat Elon Musk mengatakan di Twitter bahwa Bitcoin merupakan mata uang crypto yang menjanjikan. Cuitan ini lantas membuat harga Bitcoin meningkat secara signifikan. Begitu pula saat Elon Musk mengatakan tidak lagi menggunakan Bitcoin. Nilai Bitcoin saat itu pun anjlok dalam seketika.
4. Kurangnya Regulasi dan Transparansi
Pasar kripto masih dalam tahap yang relatif tidak diatur dengan baik dibandingkan dengan pasar keuangan tradisional. Kurangnya regulasi dan transparansi bisa memberi celah bagi perilaku manipulatif dan spekulatif yang meningkatkan risiko terjadinya gelembung.
5. Siklus Emosional Pasar
Pasar kripto cenderung mengalami siklus emosional yang ekstrem. Saat ada tren naik, ini bisa memicu lebih banyak investor untuk masuk ke pasar, mendorong harga naik lebih tinggi dari nilai fundamental. Namun, siklus ini juga bisa berbalik dengan cepat, menyebabkan penurunan harga yang signifikan.
6. Leverage dan Peminjaman
Penggunaan leverage (daya ungkit) atau pinjaman dalam perdagangan kripto bisa meningkatkan risiko gelembung. Saat harga naik, penggunaan leverage dapat memperbesar keuntungan, tetapi jika harga turun, hal ini bisa memperburuk kerugian.
7. Kekhawatiran Inflasi dan Nilai Mata Uang
Dalam beberapa kasus, crypto bubble bisa dipicu oleh kekhawatiran akan inflasi mata uang konvensional atau penurunan nilai mata uang. Keadaan ini mendorong investor untuk mencari aset alternatif seperti kripto.
Cara Menghindari Crypto Bubble
Investor pemula yang tidak berhati-hati dengan crypto bubble dapat menghadapi dampak yang cukup serius. Fenomena ini bisa sangat mempengaruhi nilai investasi seseorang. Salah satu dampak yang mungkin dialami oleh investor pemula adalah kerugian finansial yang besar.
Jika mereka terjebak dalam euforia pasar dan membeli aset kripto saat harganya sedang melambung tinggi, mereka mungkin akan kehilangan banyak uang ketika harga tiba-tiba jatuh. Banyak investor pemula telah terperangkap dalam situasi ini karena tergoda oleh janji keuntungan besar dalam waktu singkat.
Selain itu, jika tidak berhati-hati, investor pemula juga dapat menjadi korban penipuan atau skema Ponzi yang melibatkan aset kripto. Ada banyak penipu yang mencoba memanfaatkan ketidaktahuan dan ketidakberpengalamanan investor baru untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Oleh karena itu, penting bagi investor pemula untuk melakukan riset mendalam sebelum melakukan investasi apa pun dan menghindari tawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.
1. Lakukan Riset
Hal utama yang wajib kamu lakukan sebagai investor pemula untuk menghindari bahaya crypto bubble adalah melakukan riset mendalam tentang crypto. Nggak hanya crypto, riset juga perlu kamu lakukan sebelum melakukan investasi apa pun. Saat riset, kamu bisa mempelajari teknologi di baliknya, tim pengembangnya, serta potensi penggunaan nyata dari aset tersebut.
2. Memiliki Strategi Investasi yang Jelas
Setelah melakukan riset secara menyeluruh, penting untuk memiliki strategi investasi yang jelas. Tentukan tujuan investasi jangka pendek dan jangka panjang pada jenis investasi. Kamu juga bisa menentukan batasan risiko yang dapat kamu terima. Dengan memiliki rencana yang baik, kamu dapat menghindari terjebak dalam spekulasi pasar yang tidak stabil dan terhindar dari FOMO.
3. Diversifikasi Portofolio Investasi
Meski tampak menggiurkan, penting juga untuk mendiversifikasi portofolio investasi milikmu. Hindari untuk hanya fokus pada satu jenis aset kripto atau pasar tertentu. Sebaliknya, alokasikan dana yang kamu miliki ke berbagai aset yang berbeda untuk mengurangi risiko dan meningkatkan peluang keuntungan. Misanya reksadana, saham, obligasi, atau emas.
Crypto bubble dapat menjadi bahaya besar bagi investor pemula jika tidak dihadapi dengan bijak. Dengan melakukan riset yang cukup, memiliki strategi investasi yang baik, dan diversifikasi portofolio, kamu dapat menghindari terjebak dalam tren pasar yang tidak stabil ini.
Buat kamu yang ingin berinvestasi crypto secara mudahmelalui crypto wallet, download aplikasi PINTU sekarang! PT Pintu Kemana Saja dengan membawa brand PINTU merupakan platform jual beli dan investasi aset crypto di Indonesia. Aplikasi PINTU memiliki fokus pada tampilan aplikasi yang mudah digunakan, intuitif, dengan konten edukasi in-app, terutama bagi investor crypto baru dan kasual.
Yuk, tetaplah waspada dan bijaksana dalam melakukan investasi kripto!
1 comment
Ada teman investasi di kripto tapi bukan bitcoin melainkan Luna. Pakai duit 400 juta dapat 40 koin Luna . eh ternyata Luna anjlok parah, sisa duit tinggal 4 juta karena harganya Luna cuma 100 ribu.
Post a Comment