Travel

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Blogger Perempuan
Intellifluence Trusted Blogger

Banner Bloggercrony

Liberal Arts, Solusi Kurikulum Internasional untuk Tingkatkan Kualitas SDM

21 comments
kurikulum internasional
Kemarin saya menemani adik yang sedang mengerjakan tugas merangkum dari video Youtube. Waktu melihat tulisannya, saya tanya kenapa awal kalimat setiap paragrafnya nggak ada spasi. Hingga terkesan membuat tulisannya menjadi begitu penuh dan kurang nyaman dibaca.
“Kata ustadzah disuruh persisi kayak gini,” jawabnya yang membuat saya termenung sesaat.
Setelahnya saya memberikan masukan dan sedikit penjelasan. Tapi, ia kekeh dan tetap ingin melanjutkan sesuai yang dikatakan gurunya karena takut dimarahi kalau nggak sesuai.

Saya teringat dengan zaman sekolah di mana semua jawaban dalam ujian harus tertulis sama persis dengan buku. Saya baru sadar mengapa masih banyak orang sulit berpikir kritis. 

Sistem Hafalan Menghambat Berpikir Kreatif dan Kritis

“Di sekolah luar negeri, kita bakalan ditanya mengapa pahlawan ini membuat keputusan ini di perang tersebut. Alasan di baliknya jauh lebih penting untuk diketahui daripada apa yang dilakukan. Kita dilatih berpikir secara mendalam dan mengaitkan apa yg terjadi di masa depan bukan hanya berhenti di masa lalu. Berbeda dengan sekolah di Indonesia yang lebih fokus pada hafalan. Kalau sekolah di luar negeri lebih mengutamakan alasan dibalik suatu hal.” - Andika Sudarman (CEO&Founder Deall Jobs)
Berdasarkan Studi Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2011, 95% peserta didik sekolah menengah memecahkan persoalan yang bersifat hafalan. Sedangkan 5% sisanya merupakan persoalan yang membutuhkan pemikiran.

Sebuah jurnal hasil penelitian Govan Star Berjamai dan Elisabeth Irma Novianti Davidi, mengungkapkan faktor penghambat berpikir kritis pada sebuah sekolah dasar di NTT adalah:
  • Siswa tidak berani menyampaikan argumen dengan alasan takut apa yang disampaikan tidak dapat diterima atau tidak dipahami oleh lawan bicaranya.
  • Guru kurang memberi ruang untuk siswa bereksplorasi.
  • Penggunaan metode pembelajaran yang monoton dengan metode ceramah membuat siswa cepat bosan.
  • Pengelolaan kelas yang kurang baik dan tidak kondusif.
Hasil studi dan penelitian di atas memperlihatkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia masih berpaku pada hafalan dan terlalu monoton. Sehingga menghambat siswa untuk bereksplorasi dan berpikir kritis menganalisa setiap persoalan.

Sistem pendidikan ini tidak luput pada jenjang pendidikan tinggi. Menurut Anto Mohsin, Asisten Profesor di Northwestern University di Qatar, kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia masih terkotak-kotak pada jurusan ketika S1.
pendidikan internasional
Pada saat kuliah, mahasiswa Indonesia tidak bisa atau tidak boleh mengambil kuliah di luar jurusan. Berbeda dengan kurikulum internasional. 

Padahal, menurut beberapa ilmuwan, kurikulum internasional seperti kurikulum berbasis lintas disiplin (liberal arts) dapat mengasah cara berpikir kritis, sinergi antar disiplin ilmu, dan mengembangkan kreatifitas.

Sistem akademik ini menyebabkan mahasiswa sulit berpikir holistik dan membuat mayoritas mahasiswa Indonesia berkualitas rendah. Permasalahan ini tentu berpengaruh pada kompetensi bekerja lulusan sekolah menengah bahkan sarjana.

Meski melimpahnya lulusan sarjana, tetapi perusahaan merasa sulit menemukan kandidat yang sesuai dengan kebutuhan. Hal ini disebabkan karena banyak lulusan sarjana tidak memiliki skill yang dibutuhkan industri saat ini.

Peran Kurikulum Internasional dalam Sistem Pendidikan di Indonesia

Dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia, dibutuhkan perubahan pada kurikulum pendidikan Indonesia. Terutama pada jenjang pendidikan tinggi untuk meningkatkan kualitas lulusan sarjana sesuai kebutuhan industri.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan adanya adaptasi kurikulum internasional di perguruan tinggi Indonesia.

Kurikulum liberal arts merupakan ciri khas kurikulum pendidikan tinggi di Amerika Serikat. Kurikulum internasional ini menjadi salah satu faktor yang membuat universitas di Amerika masuk dalam jajaran ranking teratas di dunia.

Menurut Fareed Zakaria dalam buku yang ditulisnya, In Defense of Liberal Education, pendidikan liberal arts dapat mengajarkan tiga hal penting yang mendasar, yaitu melatih cara berpikir dan menulis dengan baik, dapat berkomunikasi dengan jelas, dan cara belajar otodidak.
sampoerna University
Salah satu universitas di Indonesia yang telah menerapkan kurikulum internasional adalah Sampoerna University. Dengan kehadiran pendidikan internasional, diharapkan mampu memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia dan melahirkan sarjana yang berkualitas.

Fasilitas yang disediakan universitas turut menunjang kualitas mahasiswa. Selain adanya pendidikan internasional, Sampoerna University menjadi salah satu contoh universitas di Indonesia yang mampu menyiapkan lulusan siap kerja.

Dalam mempertimbangan universitas dengan kurikulum internasional, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan.

1. Laboratorium Canggih

Laboratorium yang lengkap dan canggih dapat membantu mahasiswa mengerjakan project bersama dosen untuk melakukan inovasi terbaru.

Bekerjasama dengan Louisiana State University, Amerika Serikat, Sampoerna University memiliki laboratorium dengan teknologi terkini pada Faculty of Engineering and Technology (FET). Sedangkan untuk mendukung mahasiswa Creative Digital Design, tersedia laboratorium desain canggih, yaitu 3D Visualization Lab dan Motion Capture Studio.

2. Program Double Degree

Adanya program double degree jadi salah satu keunggulan kurikulum internasional. Mahasiswa dapat menjalani masa studi selama 4 tahun di Indonesia dan mendapatkan gelar lulusan Sampoerna University dan University of Arizona. 

Selain itu, mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk melanjutkan studi di beberapa universitas mitra yang bekerjasama dengan Sampoerna University.

3. Lingkungan Kompetitif

Kurikulum internasional mampu menciptakan lingkungan yang kondusif serta kompetitif sangat penting untuk mahasiswa karena dapat membantu mahasiswa berpikir kritis.

Sampoerna University memiliki kelas internasional yang memungkinkan mahasiswa saling berinterkasi dengan mahasiswa internasional dari seluruh dunia. 

Selain itu, Sampoerna University menggunakan metode pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts and Mathematic) sesuai yang digunakan sistem pendidikan di Amerika Serikat. Metode ini dapat melatih mahasiswa dalam menganalisa masalah dan berpikir kreatif.

4. Persiapan Kerja

Skill lulusan sarjana menjadi permasalahan utama saat ini. Banyak sarjana yang dianggap tidak memiliki kemampuan yang sesuai dengan industri terkait. 

Dalam memenuhi kebutuhan perusahaan akan kompetensi bekerja, Sampoerna University membekali calon sarjana dengan berbagai persiapan menghadapi dunia kerja.

Mahasiswa akan mengikuti pelatihan profesional dan pelatihan karir serta kompetensi kebutuhan industri seperti CV, pelatihan aplikasi yang digunakan industri saat ini. Mahasiswa akan mendapatkan kesempatan belajar melalui real case di dunia industri.

Kesimpulan

Kualitas mahasiswa dapat dikatakan sebagai salah satu parameter keberhasilan sebuah negara. Oleh karenanya peran pendidikan tinggi sangatlah penting. 

Dengan kehadiran kurikulum internasional semoga dapat melahirkan lulusan sarjana berkualitas dan siap kerja. Supaya nggak ada lagi ceritanya lulusan sarjana ditolak perusahaan karena skill nggak memenuhi. 

Saya percaya Indonesia memiliki anak muda dengan potensi luar biasa yang dapat memajukan negara ini. Dengan adanya fasilitas dan kurikulum pendidikan yang tepat, mereka akan dapat mengembangkan potensi secara maksimal. 

Kalau sudah begitu, tentu saja tingkat pengangguran dan kemiskinan akan dapat berkurang, bukan?

**

Referensi: 
- Jurnal Literasi Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 1, Februari 2020, Kajian Faktor-Faktor Penghambat Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas V Sekolah Dasar Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Govan Star Berjamai
- theconversation.com/belajar-dari-amerika-kurikulum-lintas-disiplin-bisa-dongkrak-kualitas-universitas-dan-sarjana-indonesia-120346

deamerina
Hai! Selamat datang di blog saya. Silahkan menyelami kegiatan yang saya lakuakn. Saya menulis berbagai macam hal seperti review film, buku, skincare, cerita jalan-jalan, dan penalaman pribadi.

Related Posts

21 comments

Farida Pane said…
Ternyata kurikulum liberal arts seperti itu, ya. Kirain sama dengan kurikulum merdeka.
HendraDigital said…
Bagus banget sih kurikulum internasional ini, setiap siswa bisa berpikir secara kreatif dan nggak terpaku hanya lewat buku saja. Berarti selama ini gaya belajar kita terlalu kaku dan monoton dong ya?? Harus persis seperti buku. Pantesan aja sulit untuk berpikir kritis dan kreatif. Lah wong metode belajarnya aja kayak gitu, hehehe..

Semoga dengan adanya Sampoerna University ini bisa mencetak lulusan berkualitas baik yang mampu berpikir secara kritis dan kreatif.
Okti Li said…
Lapangan kerja saat ini sangat susah. Membutuhkan skill dan kemampuan tertentu yang tidak semua perguruan tinggi di negara kita siapkan. Sekarang sepertinya jalan menuju ke sana mulai terbuka ya dengan adanya Sampoerna University ini
Kaamil said…
Sebagian mahasiswa di Indonesia mungkin siap dengan kurikulum tersebut, tapi barangkali ada sebagiannya yang malah pening kepalanya dengan kurikulum tersebut.
Kanianingsih said…
dengan kurikulum yang tepat, diharapkan lulusan sarjana jadi cepat menyerap dunia kerja ya kak, kurikulum internasional ini bagus juga agar para sarjana jadi siap kerja
Putu Felisia said…
Di sisi lain, orang tua di lingkungan saya sudah cukup puas dengan sistem pendidikan yang mementingkan ijazah tanpa peduli prosesnya gimana.
Sabrina said…
saat ini sistem pendidikan dengan berbasis kurikulum internasional memang menjadi pilihan terbaik yang akan membuat anak didiknya baik itu di kampus atau sekolahan memiliki kualitas yang lebih baik dari sisi bahasa, pola pikir, creative thinking, koneksi, cara bersosialisasi, sampai dengan kepercayaan dirinya yang sangat baik
Bener deh. Saat sekolah kita tuh dipaksa buat menghapal. Karena pertanyaan di ujian ya seputar hapalan doang.
Beda banget sama kurikulum Internasional di mana kita diminta berpikir secara analisis gitu kan ya.
Fenni Bungsu said…
Asik ya kampus yang membuat mahasiswanya mantap siap kerja, sehingga lepas kuliah sudah punya skill yang mumpuni.
kampus yang mengadaptasi sistem kurikulum internasional merupakan salah satu indikator kinerja utama perguruan tinggi mba. Ternyata Sampoerna University sudah menerapkan kurikulum internasional ini dengan bekerjasama dengan universitas di luar negeri
Eka FL said…
setuju sih kalau someday ya Indonesia bisa meng-adopsi kurikulum internasional dalam sistem pendidikan nasional. Sebetulnya kurikulum 2013 dan merdeka sudah 1/4 nya kurikulum internasional, tapi implementasinya yang masih jauh dari harapan.

banyak banget sih faktornya, mulai dari kualitas guru, kerjasama dengan orang tua, dan pihak sekolah itu sendiri. untuk sekarang adopsi kurikulum internasional belum bisa kayaknya karena tiga hal itu. tapi setidaknya dengan kurikulum sekarang harapannya sama ya, menciptakan generasi muda yang berpikir kritis dan berdaya saing global, meski nyatanya masih jauh dari itu.

mostly karena ortu masih hah heh hoh soal kurikulum karena sosialisasinya yang kurang terkait hal ini, apalagi kalo membicarakan kurikulum internasional. duh gak kebayang sama sekali dalam benak para ortu.
Kebetulan duo bocilku sejak kecil masuk sekolah inter hingga skrg jadi berasaa banget bagusss...
Mereka mengajak satu sama lain cek bawaan dkk ketika fieldtrip, kurikulum inter mengajarkan anak mandiri dkk.(gusti yeni)
Eko Prasetyo said…
Masuk sekolah yg inter memang tergolong mahal, tapi untuk kualitas guru dan fasilitasnya lengkap. Bahkan kurikulum lengkap, jadi pngn banget sekolah di Sampoerna University,.
lendyagassi said…
Anak zaman sekarang memang sangat kritis ya..
Gak mungkin banget pakai cara belajar dan mengajar seperti zaman aku. Rasanya uda sangat ketinggalan zaman karena membatasi cara berpikir mereka yang "bebas".
Suka banget bahwa kini kurikulum internasional bisa menjadi solusi cara belajar anak zaman sekarang.
Ririn Wandes said…
Jika melihat kurikulum yang ada saat ini di dalam pendidikan kita tentu masih ada hal-hal yang perlu upgrade juga. Penerapan sistem kurikulum internasional yang tentunya harus bisa juga menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Keren banget ketika sudah menerapkannya ya pasti banyak program bagus dan fasilitas penunjang terbaik yang ada.
Ihhh setuju banget, kalau jawaban ujian berdasarkan sistem hafalan pasti ya jawabannya bakalan itu-itu aja gaakan berubah, bener-bener membuat orang jadi gabisa berfikir secara kreatif dan kritis. Semoga dengan semakin banyaknya orang yang sadar akan pentingnya kurikulum internasional ini dapat membawa pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik.
Monica Anggen said…
Laboratorium canggih sih yang menurutku masih sangat sedikit tersedia berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Hanya universitas tertentu saja yang punya. Padahal adanya laboratorium bisa mendukung kompetensi mahasiswa
Nurul Sufitri said…
Oh...ya, aku baru tahu tentang Liberal Arts ini. Memang deh pendidikan yang baik dan ideal itu mesti dirancang sedemikian rupa, ga hanya menghafal, tapi ditambah banyak kegiatan salah satunya melakukan praktikum maupun proyek2. Jadi ga cuma teori saja ya, riil nya anak-anak akan lebih paham.
Me said…
Sepertinya kurikulum Indonesia juga sudah mulai mengalami perubahan untuk kualitas yang jauh lebih baik lagi ya
Dewi Rieka said…
Iya metode hapalan dan manut dengan penjelasan guru tanpa banyak bertanya memang masih jadi kelemahan kurikulum kita makanya sekarang ada perbaikan ya jadi pelajar dituntut berpikir kritis dengan cara diskusi dan presentasi, kurikulum luar perlu kita adaptasi juga ya biar anak-abak lebih kritis dan berani berpendapat
ANGGITA RAMANI said…
Aku tahunya liberal arts ity filosofi pendidikannya Amerika. Mirip kayak Indonesia yang pakai filosofi Pancasila gitu. Cuma memang bagus sih filosofinya itu, mhs jadi tau potensi dirinya karena udah coba semua mapel. Jadi bisa paham value dirinya