• Home
  • Travel
  • Review
    • Film
    • Book
  • Jurnal
    • Event
    • My Space
  • About

                        D e a     M e r i n a

“Don't be pushed around by the fears in your mind. Be led by the dreams in your heart.” ― Roy T. Bennett, The Light in the Heart

Powered by Blogger.
Holaaa!
Libur tlah tibaa... Libur tlah tibaa... Hatiku gembiraaaa.. (NP: Tasya-Libur tlah tiba)
Meheheh maklum yaa seneng nih akhirnya kelar uas dan liburan tlah datang.
Kali ini aku mau cerita pengalaman ngetripku tanggal 16-17 Januari 2016 kemarin dengan teman-teman baru (nggak juga ding) ke Pantai Bolu-Bolu Malang. Rasanya badanku sakit semua. Terutama tangan. Njarem kabeh :( Tapi seruuuu. Saya suka saya sukaa!



Kita berlima belas berangkat jam 00.30 WIB bagian sidoarjo. Iya, kali ini kita kumpul di Alun-Alun Sidoarjo. Aslinya sih kumpulnya di rumah si Angga tapi si mas Gepeng minta ketemu di alun-alun. Yaudin, kita yang udah kumpul di rumah si Angga berangkat ke alun-alun.
Tujuan kita kali ini ke Pantai Bolu-Bolu, Malang Selatan. Pantai Bolu-Bolu adalah sebuah pantai yang bersebrangan dengan Pantai Lenggoksono. Jadi, kalo semisal banyak orang yang nggak tau arah Pantai Bolu-Bolu, kalian tinggal sebutin Pantai Lenggoksono aja. Karena si Pantai Bolu-Bolu ini baru booming 2 tahun terakhir ini. Aku aja baru denger kemaren ini kok sebelum berangkat mehehe. Dari Pantai Lenggoksono kita tinggal nyebrang pake perahu.

Nah, seperti biasa kita berangkat naik motor demi fleksibelitas akomodasi mehehe. Beberapa anak udah pada hafal jalan ke malangnya makanya kita tancep gas pol. Sempet berhenti juga untuk melemaskan otot kaki yang kaku. Tapi bentar aja. Sekitaran jam 02.00 WIB kita sampai di Malang dan langsung lanjut ke arah Dampit. Nah, mulai dari sini kita pake GPS. Dikarenakan kita nggak paham arahnya. Mulai dari sebuah pertigaan kalo ke kanan ke arah sendang biru dan lurus aku lupa kemana mehehe itu kita mulai tersendat karena GPS mulai kehilangan kendali tenaga. Alias batre habis. Akhirnya kita pun pake GoMaps (sedikit ragu aslinya tapi mau gimana lagi). Akhirnya kita pun jalan lurus lagi dan dari sini jalanan mulai nggak enak. Berbatu bro sist. Dan bener aja feelingku, ternyata kita dilewatin ke gang-gang rumah warga. Jadi keinget pas ke Kelud nyasar sampe perkebunan orang ahahah. Okay, next!

Setelah 1,5 jam kemudian kita mulai menaiki gunung gtu lah. Dan sejujurnya aku udah ngantuk banget. Dan bahayanya aku sempet tertidur beberapa detik sampai akhirnya helmku kejedot sama helm temenku dan akhirnya aku tersentak tersadar! Serem. Untungnya aku nggak jatuh. Padahal aku ngerasa itu naik turunnya tapi dalam kondisi setengah sadar. Hiiii. Alhamdulillah masih terselamatkan sampai detik ini aku menulis.

Sekitar sejam lebih kita naik turun beriringan sampai jalan mulai nggak enak lagi. Yang tadinya beraspal ini berbatu besar besar nan tajam. Aku ngeri aja kalo sampe ban bocor gimana ceritanya masih pagi buta pula. Nggak ada paklik tambal ban. Kita pun jalan pelan-pelan asal selamat. Sampai akhirnya salah satu dari kita keinget buat beli minum untuk disana. Kita pada bingung deh akhirnya. Kita mutusin buat jalan kagi setekah yakin disana pasti ada yang jual minuman. Beberapa meter kemudian untungnya kita nemu toko kecil. Kita pun mutusin uat istirahat sejenak. Daaan betapa beruntungnya kita pas kita berhenti juga ada wlijo (orang jual bahan masakan pake motor) berhenti depan toko. Sekalian belanjalah kita buat masak ntar ahaha. Setelah sedikit terisi perut dan tenaga kita lanjut lagi. Sebenernya ini udah masuk sunrise. Beneran deh baguuus banget sunrise pas melewati gunung ini. Padahal ekspektasiku bakalan bisa liat sunrise di pantai. Tapii, ya mau gimana lagi balada tersesat dan tersendat jalanan yang nggak bisa kenceng.

Alhamdulillah setelah satu jam setengah lebih kita lewati jalanan berbatu ini kita pun ketemu aspal. Sampai salah satu temenku si Angga sujud di aspal. Sangking senengnya ketemu aspal haha. Kita behrhenti sejenak istirahat lagi. Soalnya seriusan itu medannya naikan mulu. Motor si Igit sama si Hari sampai mengepul. Jadi kalian kalo mau kesini kudu cek dulu motor kalian. Terutama kampas rem. Pokoknya service dulu lah sebelum kesini.Karena jalannya nggak wajar. Ekstrim banget. Berbatu bikin capek. Aku saranin kalo kesini kalian jangan pake matic. Takutnya nggak kuat pas naikan.

Lanjut lagiiii. Udah nggak sabar beneran deh ini sebenrnya. Tapi kok masih panjang banget ini jalanannya rasanya. Tiba-tiba aku lihat penampakan gunung di sebelah kiri.

Penampakan Gunung Semeru
Pas buka GoMaps ternyata itu Gunung Semeru! So close. Bagus banget pas liat kebawahnya, Deket ya ternyata (?) Karena jam udah nunjukin jam 7 pagi kita pun tancap gas lagi. Setelah 1 jam akhirnya kita pun tiba di Pantai Lenggoksono.

Pantai Lenggoksono, Malang
Taraaa! Sampailah kita, Fiuh~ lega banget seriusan sampai juga. Lemesin kaki dulu di musholla sini. Ada beberapa anak yang langsung cari makan karena kelaperan haha dan ada juga yang lebih memilih berbaring di mushola. Kalo aku sih kategori yang kedua. Secara ngantuk total. Setengah jam kemudian aku bangun dan lanjut main air bentar mehehe. Aslinya sih mau fot-foto gituu di batu-batu tapii ombaknya gede jadi gak berani. Setelah tenaga mulai terisi kita pun beres-beres lagi buat lanjut ke Pantai Bolu-Bolu.

Oh iya, jangan lupa ya bayar parkirnya 5000 permotor dan kalian kudu bilang pulangnya kapan. Biar tukang parkirnya enak kalo ngatur motor antara yang nginep sama nggak.

Buat nyebrang ke Pantai Bolu-Bolu kita kudu naik perahu. Karna kita berlima belas, kita carter perahu 2. Kita patungan 70.000 perorang. Dari Lenggoksono kita nggak langsung ke Bolu-Bolu, tapi ke Banyu Anjlok dulu. Banyu Anjlok adaalah air terjun yang kangsung ke bibir pantai. Air terjunnya nggak seberapa besar dan deres, tapi yaa baguslah. Lumayan. Dan disamping air terjunnya ini ada tangga yang bisa kalian naikin. Diatasnya kita bisa lompat kayak ke semcame kolam kecil gtu. Tapi, lumayan dalem, sekitaran 3m.

Banyu Anjlok

Tangga ke atas Banyu Anjlok

Dan lucunya waktu di Banyu Anjlok ini, temenku si Igit dia kan nggak bisa renang, nah dia main terjun aja ke kolam kecil 3m yang nyambung sama air terjun Banyu Anjloknya itu. Jelas dia tenggelam. Tapi untung anak-anak pada peka dan langsung nolongin :)) katanya sih dia udah biasa ditolongin anak-anak gitu. haha. Dan emang sengaja terjun! Ada aja ya. Udah tau nggak bisa renang masih aja.
Nah, disebelah kanan Banyu Anlok itu kayak ada semacem terowongan. Masuk aja nggak papa kok. Tapi nggak begitu dalem sih.



Puas main di Banyu Anjlok kita lanjut lagi ke Pantai Bolu-Bolu. Yup. Tempat kita ngecamp. Perjalanan perahunya bentar aja kok nggak sampai 30 menit. Dari Lenggoksono ke Banyu ANjlok tadi juga nggak lama.


Sampai di Bolu-Bolu kita langsung diriin tenda dan gelar terpal. Istirahat total. Rasanya kangen banget lihat pemandangan gini. Lautan gradasi biru, hijau. Bukit-bukit hijau. Pasir putih. Betah deh aku kalo disuruh nginep lama-lama. Bahkan tinggal disini pun relaaaa. Halah haha. Liat pemandangan gini sambil tiduran rasanya terhipnotis ketiduran beneran hehe sampai entah jam brapa.

 to be continue~
(Repost)
Jadi, ceritanya ini post-an aku yang dulu

Good evening folks!

Huweee Surabaya lagi sumuk (panas) banget akhir-akhir ini. Padahal ya hrusnya kan masuk musim hujan. Tapi, ya begitulah mataharinya egois nggak mau ngalah. Kampus pun berasa dikepung matahari. Udah nunggu dosen pembimbing, kelaperan, kehausan, di phpin pula. Sakit hati adek bang :' Lha gimana gak kecewa, wong kemaren si ibu dosen bilang "Ini tinggal benerin penulisannya sekali udah jilid" denger kabar berita begitu seneng dong kita. Kalo kata temenku "Pengen tak sayang si ibu ini". Tapi nyatanya? Masih aja dihiasi spidol merah laporan kita-kita. Hiks.

Selesai asistensi ke hima, eh malah digojlokin. Heran deh sama anak jaman sekarang. Kayaknya sesuatu yang berbau puitis itu dianggap g-a-l-a-u. Dan galau dikoneksikan dengan hal-hal berbau a-s-m-a-r-a. Lawan jenis. Satu pertanyaan besar. WHY? Kenapa sih? Kenapaaaa? Ke-na-pa? Guys please explain to me??

Singkat cerita aku habis ngepost foto di instagram. Fotonya sih biasa aja emang cuma aku suka sama tone warnanya. Waktu bingung mau kasih caption apa, eh sepupuku ngeline aku. Berbicara sesuatu yang bikin aku ga to the lau (diluar konteks percintaan tentunya). Otomatis aku masukin lah caption dari hati tersebut bersama fotoku yang emang baru aku ambil di atep kampus. 

Kata-katanya sih simple. Umum. Aku. Dan. Kamu. Bukannya 3 kata ini artinya luas? Bisa aja aku dan keluargaku (aku dan ayahku, aku dan ibuku, aku dan kakakku). Atau bisa juga yang dimaksud adalah aku dan temanku. Aku dan sahabatku. Aku dan tetangggaku. Aku dan Pak tukang bakso. Bisa kan? Tapi, kenapa selalu disangkut pautkan dengan seseorang yang bisa dibilang someone special. Paca*. Atau Manta*. Atau yaa apalah itu istilahnya untuk dia yang tersayang yang pernah mengisi hati ini. Helloooo, memangnya hidup ini cuma diisi sama 1 orang? Cowok cowok cowok mulu (buat cewek). Cewek cewek cewek mulu (buat cowok). Bosen dong. Monoton. Nggak asik.
Padahal galau kan luas. Toh kita punya kehidupan lain. Akademis (kampus, sekolah,dll). Skill (hobby foto kek, renang, musik, nulis, dll). Keluarga. Temen. Sahabat. Kayak, kenapa ya nilaiku jelek gini? Kenapa ya aku nggak bisa jago moto? Kenapa ya aku nggak bisa autocad? SAP? Atau kepribadian kita. Misalnya kenapa ya aku nggak bisa lebih baik lagi? Kenapa ya aku nggak bisa penuh nutup aurat? Kenapa ya aku nggak bisa ngomong sama orang?


Kenapa ya? 

Ya mungkin aja mereka emang lebih suka mengartikan hal-hal berbau romantisme kekasih. Mungkin mereka lebih senang membahas hal semaccam itu. Dan begitulah ternyata perspektif mereka. 

Trus? 

Ya nggak apa-apa sih terserah. Cumaaaaaa, belajarlah menyikapi sesuatu yang lebih bijak. Sudut pandang semacam itu sepertinya patut dirubah. Melihat kondisi anak muda (ya termasuk aku juga sih. Masih mudah kah mer?) yang hobby galau. 

Trus galau nggak boleh gitu?

Boleh! Jelas boleh banget. Dan justru kita perlu banget galau. Tapi, galau yang bermanfaat. Galau yang positif. 


Lha kok gitu? Apa pula galau bermanfaat?

Yaiyalah. Sama kayak kata bang Raditya Dika masanya manusia itu anak anak - remaja/abg - alay - galau - dewasa. Kalo nggak alay nggak dewasa. Kalo nggak galau nggak dewasa. Aku setuju banget (kalo yang alaynya nggak juga ding haha). 
Karena dengan galau pada akhirnya kita akan mikir. Kenapa ya aku kok gini? Kenapa ya aku kok gitu? Kenapa ya kok aku nggak gini aja? Kenapa ya aku kok nggak bisa gitu?
Bla bla bla. Setelah itu kita pasti galau merenung untuk mencari jawaban dari 'kenapa'. Bertama 5 hari 7 malam (lho ini gimana ya?) dikamar nggak makan nggak mandi. (mungkin lagi gak ada duit maklum anak kos dan air lagi kehabisan mulu dihabisin tetangga kamar buat ngepel genteng). Hingga tiba pada hari ke 6 dan malam ke 8 dapet pencerahan melalui sms operator. Jawabannya sih ada 2 macem. Berubah untuk mengganti pertanyaa kenapa dengan bagaimana. Atau 'yaudahlah'. Alias pasrah sama nasip. A.k.a takdir. Kalo udah begini ntar takdir disalah-salahin. Kesian betul lu Dir, Dir.
Nah.
Kenapa kamu bisa lebih baik dari aku? Kenapa kamu bisa lebih mandiri dari aku?
See? 

Jadi?

Jadiiiiii ya begitu...
Newer Posts
Older Posts

Follow by Email

1Minggu1Cerita

1minggu1cerita

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

LET’S BE FRIENDS

Blog archive

  • ►  2021 (18)
    • ►  February (4)
    • ►  January (14)
  • ►  2020 (53)
    • ►  December (17)
    • ►  November (10)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (7)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (20)
    • ►  October (2)
    • ►  September (5)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2018 (63)
    • ►  December (1)
    • ►  November (12)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (8)
    • ►  May (4)
    • ►  April (6)
    • ►  March (7)
    • ►  February (8)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (15)
    • ►  December (6)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  June (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ▼  2016 (6)
    • ►  October (1)
    • ►  April (3)
    • ▼  January (2)
      • (#MerryPelesir): Pantai Bolu-Bolu Malang -1
      • Kenapa ya?
  • ►  2015 (22)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (6)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)

SUBSCRIBE NEWLETTER

recent posts

Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates