• Promo
  • Home
  • Travel
  • Beauty
  • Review
    • Film
    • Book
  • Journal
    • Journal
    • Portfolio
    • Cerita Karir
  • Lifestyle
  • Blog
    • Blogging
    • BPN Challenge
  • Fiction
Powered by Blogger.


Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan konsep rumah minimalis. Konsep rumah simple dengan warna monokrom (hitam, abu-abu, dan putih) ini sedang naik daun belakangan. Biasanya warna yang sering menjadi dominan adalah putih. Karena ingin menampilkan kesan bersih. Meski ada kata mini, bukan berarti rumahnya kecil ya, gengs. Kata mini sendiri memiliki maksud fungsional. Yaitu, memanfaatkan space yang terbatas agar terlihat luas. Tapi, bosen nggak sih sama warna yang gitu-gitu aja?

Nah, kini Informa menawarkan tren baru yang tetap mengusung konsep minimalis. Grapichal Pop merupakan kombinasi konsep minimalis dengan warna-warna pastel. Dengan memadukan warna monokrom dengan warna pastel menimbulkan kesan bersemangat dan nyaman hingga membuat kamu akan lebih betah berlama-lama dirumah. Konsep Graphical Pop cocok untuk kamu yang berjiwa muda. Ketimbang jalan-jalan di luar mending istirahat atau produktif dirumah, betul tidak? hihi.

Ini deh saya kasih beberapa gambaran sudut ruangan yang bisa kamu mix and match ala Graphical Pop.

      1.      Ruang Kerja

sumber : Informa


Untuk kamu yang masih ada di usia produktif, kamu bisa menyulap suasana ruang kerja kamu agar lebih produktif lagi. Karna suasana turut serta mendukung datangnya ide. Kalo kamu mau merubah ruang kerja kamu seperti gambar diatas, bisa saja lho.

Letakan meja kerja berwarna putih bersebelahan dengan rak 5 tingkat yang juga berwarna putih. Rak ini menggunakan finishing powder coating yang membuat warna nampak jelas dan rata. Alias nggak bakalan deh blonteng-blonteng. Selain itu finishing ini juga ramah lingkungan dan aman untuk kesehatan. Jadi nggak perlu takut sesak nafas deh.  Ingat, jangan terlalu banyak barang. Karna konsepnya tetap simple. 

Buat kamu yang mager, saya saranin sih mending kamu tengok laman Informa saja. Informa juga sudah ada di aplikasi hp kok jadi kamu nggak perlu deh buka browser dengan tampilan pc. Atau kalo kamu mau datang langsung juga bisa ke gerai terdekat karena store informa sudah tersebar di seluruh indonesia. Praktis bukan? Jadi, tunggu apalagi!

      2.      Ruang Tamu

sumber : Informa

Yang ingin nyaman bukan hanya pemilik rumah, melainkan tamu juga. Sama seperti kalo kita bertamu ke rumah orang lain. Tentunya kita ingin membuat tamu kita merasa nyaman berada di rumah kita kan? Ngobrol bareng teman lama pun jadi makin seru. Hingga tanpa terasa waktu berlalu. Dari cerita nostalgia hingga soal si dia hihi.


Untuk ruang tamu, kamu bisa meletakkan sofa berbahan fabric warna abu-abu. Cover bantalnya jangan lupa diganti dengan yang bermotif biar lebih chic. Letakkan juga meja kecil berwarna hitam dengan kerangka kecil. Agar tetap terlihat sederhana.

Selain dengan furniture, kamu juga bisa berkreasi dengan warna dindingnya lho gengs. Bisa kamu kreasi dengan motif kotak-kotak lantas dikombinasi dengan warna pastel seperti biru muda atau hijau muda sesuai selera kamu. Supaya tidak terkesan kaku, kamu bisa tambahkan jam dinding berbetuk bulat berwarna hitam.


Selain praktis, perabotan yang disediakan Informa juga lengkap lho gengs. Mulai dari meja, kursi, tempat tidur, rak, hingga hiasan meja atau dinding. Kamu tinggal pilih deh mana yang sesuai dengan gaya Graphical Pop versi kamu. Bebas berkreasi kok. Kalo sudah dipilih, jangan lupa bayar ya!

Untuk kamu pengguna kartu kredit (BCA, Mandiri, CIMB Niaga, BNI, dan Bri) bisa menikmati promo cicilan 0% lho! Pengen beli pakai kartu kredit dapet cicilan 0% tapi berat di ongkos kirim? Tenang Informa reward bisa kasih gratis pengiriman untuk kamu yang sudah join member. Selain gratis pengiriman, Informa reward juga bisa dibelanjakan furniture yang kamu mau.

Pssst, buruan cek lamannya di Informa.com karena lagi banjir promo!




Judul                  : Confessions
Penulis              : Minato Kanae
Genre                : Misteri
Penerbit            : Haru
Tahun Terbit     : Agustus 2019
Halaman           : 304 halaman

Di hari penutupan caturwulan, Moriguchi Yuko seorang guru SMP yang selalu berusaha untuk dapat mengajar sepenuh hati mendadak memutuskan untuk mengundurkan diri. Hal ini tentunya membuat seisi kelas bertanya-tanya dan kecewa. Apakah karena kejadian itu?, tanya seorang siswa. Tanpa menjawab dengan pasti, Moriguchi menceritakan kisah hidupnya. Mulai dari awal mula menjadi guru hingga kejadian kemarin yang menimpanya. Anaknya di temukan meinggal karena tenggelam di kolam renang sekolah. Polisi menyatakannya sebagai kecelakaan. Tapi, sang guru percaya itu bukanlah kecelakaan. Melainkan pembunuhan yang dilakukan oleh kedua siswanya. Merasa sakit hati, sang guru pun melakukan pembalasan dendam yang cukup licik. Hingga membuat sang pelaku tertekan stress dan melakuakn pembunuhan berikutnya.

Minato, sang penulis, benar-benar membuka mata saya. Ia berusaha untuk menampilakan sebuah cerita dari sudut pandang semua tokoh. Kejadian yang menimpa sang guru, diceritakan dari beberapa sudut pandang. Moriguchi, kedua pelaku, ketua kelas dan keluarga pelaku. Dengan begini kita tahu, bahwa tidak ada yang benar-benar salah. Masing-masing mempunyai alasan tersendiri dalam melakukan suatu hal. Awal membaca saya dibuat cukup bingung dengan gaya bahasanya. Sangat lugas dan to the point. Mungkin karena novel terjemahan.

Penulis juga sangat sabar dalam menceritakan detail alur dari setiap pandangan tokoh. Dampak psikologis yang dijelaskan sungguh mengerikan. Setiap luka batin akan melahirkan luka batin yang baru dan tidak akan berkesudahan. Seakan seperti rantai setan. Seperti Naoki yang merasa dihantui dengan ketakutan tertular virus HIV yang diberikan gurunya. Ia memilih menjaga diri dengan membatasi diri dengan keluarganya. Membuat bingung ibunya hingga ibunya memilih untuk menyudahi hidup karena merasa kasihan dan gagal.

Alurnya yang tidak mudah ditebak membuat saya penasaran, apa ya kira-kira selanjutnya? Tidak heran jika mendapatkan reward novel terbaik. Menurut saya ini novel misteri yang sesungguhnya. Seolah saya sedang bermain tebak-tebakan dengan para tokohnya. Terlebih endingnya yang sungguh sadis dan tidak terduga.




Sutradara                       : Joko Anwar
Penulis Naskah              : Joko Anwar
Durasi                            : 123 menit
Pemain                           : AbimanaAryasatya (Sancaka),Tara Basro (Wulan), Bront Palarae (Pengkor)

Sancaka adalah anak dari seorang buruh pabrik. Ayah Sancaka dan para buruh berdemo di depan pabrik untuk menuntut kenaikan gaji. Maklum, kebutuhan hidup semakin tinggi harganya. Awalnya semua berjalan baik-baik saja saat kedua teman ayah Sancaka diminta untuk berunding dengan pemilik pabrik. Konflik mulai terjadi saat kedua buruh tidak kembali ke rumah selama tiga hari. Ayah Sancaka marah dan kembali berdemo bersama rekannya. Bentrokan dengan aparat keamanan pun tak dapat dihindarkan. Secara tiba-tiba ayah Sancaka di tusuk oleh seseorang dan meninggal. Ternyata rumor bahwa kedua buruh tak kembali itu hanyalah jebakan belaka. Sejak saat itu ibu Sancaka pergi dan tak kembali. Sancaka pun memilih meninggalkan rumah. Perjalanan panjang pun dimulai.

Ia mengamen di sepanjang jalan. Suatu ketika ia dikejar oleh segerombolan anak remaja yang juga pengamen karena menolong seorang anak perempuan. Sancaka tidak dapat berlari lagi dan dihajar beberapa remaja. Ditendang, dipukul, hingga telinganya dirobek. Saat itulah Awang datang menolongnya. Setelah kejadian itu, Sancaka tinggal bersama Awang. Awang mengajarinya bela diri dan berpesan, “Jika ingin selamat, jauhi urusan orang lain” sejak saat itulah Sancaka mulai acuh tak acuh dengan orang lain. Karena tak ingin mendapat masalah lagi.

Sancaka dewasa bekerja sebagai penjaga keamanan dan teknisi di sebuah pabrik percetakan. Suatu ketika, rekan kerja Sancaka berkata, “Hidup tak ada gunanya jika tidak bisa memberikan manfaat kepada orang lain”. Sejak saat itulah ia mulai kembali peduli kepada orang lain. Jika malam sebelumnya ia tak ambil pusing dengan tetangganya yang mendapatkan masalah, kini ia peduli. Ia menghajar preman yang mengganggu tetangganya, Wulan dan adiknya. Sayangnya mereka tak terima dan kembali membawa pasukan untuk membalas dendam. Karena terlalu banyak, Sancaka pun tak mampu. Ia kalah. Para preman melemparkannya dari atap. Hujan sedang turun dengan lebatnya. Petir saling menyambar. Saat itulah, petir menyambar tubuh Sancaka. Ia hidup kembali.

Secara tidak sengaja, Sancaka bertemu kembali dengan para preman di pasar. Para preman terkejut karena mengira Sancaka sudah meninggal. Perkelahian pun terjadi kembali. Sancaka dengan 30 preman. Anehnya, kali ini ia menang. Ia pun merasa heran. Begitupula dengan para pedagang di pasar. Mereka terkejut juga merasa mempunyai harapan untuk menumpas para preman. Para preman membalas dendam dengan membakar pasar.


Kesengsaraan para pedagang meyakinkan Sancaka untuk membantu mereka. Sancaka belajar untuk mengendalikan kekuatannya. Disaat yang sama, seorang preman membelot dan memberi tahu Sancaka bahwa pelaku pembakaran pasar itu adalah pemain biola terkenal yang ternyata adalah anak buah Pengkor. Pengkor adalah mafia yang memiliki anak buah ribuan tersebar di nusantara. Anak buahnya adalah anak panti asuhan yang ia sekolahkan. Yang kini mengabdi padanya. Salah satunya adalah anggota dewan legislatif.


Suatu hari puluhan ibu-ibu hamil muntah secara tidak wajar. Cctv gudang penyimpanan beras menujukkan adanya sejumlah orang yang tidak dikenal masuk dan meracuni beras secara acak. Hal ini menyebabkan keresahan pada masyarakat dan mendesak anggota legislatif untuk segera bertindak. Mereka pun berusaha untuk dapat menghubungi sang superhero yang selama ini menolong warga.

Sejak awal film ini dimulai, saya sudah terkesima terlebih dahulu dengan visual yang memanjakan mata. Dari tone warna, ketajaman, dan sudut pengambilan gambarnya. Selain itu juga effect petirnya juga menyatu. Tidak nampak kalau itu editan. Akting pemainnya juga menurut saya bangus. Saya suka sekali dengan acting Sancaka kecil. Menurut saya benar-benar natural.

Meski bergenre superhero, saya sempat deg-degan juga nonton film ini. Karena beberapa scene seperti film horror hehe. Selain itu banyaknya adegan kekerasan membuat saya sedikit ngeri. Meski hal tersebut tidak dapat dipungkiri. Mungkin sang sutradara ingin menunjukkan pada kita bahwa dunia luar memang sekeras itu. Mulai dari kerasnya hidup anak jalanan hingga anggota legislatif.

Saya cukup iba melihat pengkor. Ia menjadi mafia karena keadaan. Ia merupakan wujud nyata dari korban lingkungan. Bagaimana dendam dapat membuatnya tumbuh menjadi manusia yang keji. Mengerikan sekali kalau sampai kita berada di lingkungan yang seperti ini.

Film ini merupakan salah satu film yang patut ditonton. Selain karena visualnya yang bagus, juga karena pesannya. Ada beberapa scene yang mencerminkan keadaan masyarakat kita. Seperti saat ada seseorang yang di palak preman, beberapa orang yang melihat di lantai atas hanya merekam tanpa membantu. Belakangan saya berpikir, mungkin orang yang merekam itu sebenarnya ingin juga membatu tapi takut dengan preman. Wajar. Jadi sebenarnya nggak salah juga. Kalau saya ada di kondisi yang sama juga mungkin saya belum tentu berani melawan preman itu hehe.

Lalu perkataan Awang dan rekan kerja Sancaka. Banyak dari kita mungkn menganut, ogah ah ikut campur urusan orang lain hidup gue aja udah ribet. Benar sih memang. Mencampuri urusan orang lain itu bisa jadi membuat hidup kita lebih complicated. Apalagi setara yang dilakukan Sancaka yang taruhannya nyawa. Tapi, bukanya itu memang sudah jadi tradisi kita untuk saling bantu? Kalau di luar negeri yang mayoritasnya individualis mungkin pahamnya si Awang ini bisa di anut. Tapi, menurut saya kalau di negeri ini rasanya lebih masuk menganut paham rekan kerja Sancaka. Hidup taka da gunanya jika tidak memberikan manfaat pada orang lain. Yaaa meski tiap orang berbeda-beda hehe. Jadi, terserah mau pakai paham yang mana. Film ini nggak seserius itu juga kok, ada humornya jugaa hihi. 

Intinya, film ini wajib buanget ditonton! Hehe




Setelah pengalaman pertama saya mengikuti Kelas Inspirasi Lamongan, saya jadi tertarik untuk mengikuti kegiatan ini di kota lainnya. Mungkin lebih tepatnya candu. Kali ini saya mendaftar di Mojokerto sebagai, apalagi kalau bukan relawan dokumentator hehe. Sebenarnya ingin mencoba menjadi relawan pengajar. Tapi, rasanya saya masih perlu belajar memupuk rasa percaya diri. Karena bagi saya, berdiri di depan kelas meski itu hanya anak sd, tetaplah tak mudah. Belum lagi kita harus mampu menarik perhatian mereka agar tak berisik dan keluar kelas heuh butuh tenaga extra hehe.

Kelas Inspirasi Mojokerto 6 dilaksanakan tanggal 31 Agustus 2018 dan saya baru sempat nulisnya sekarang hehe. Kemarin saya ke Mojokerto naik bus barengan sama teman kampus yang kebetulan ikutan acara ini juga. Kami berangkat hari jumat tanggal 30 dari Terminal Bungurasih sekitar pukul setengah 8 malam. Untungnya perjalanannya nggak lama, hanya 1,5 jam saja. Karena kalo lama-lama sepertinya saya bakalan muntah karena berdiri dan supirnya bener-bener ugal-ugalan.

Baca juga: Kangen Jadi Volunteer


Sesampainya di Terminal Mojokerto pukul 9 malam, kami jalan kaki sebentar ke SPBU terdekat yang jadi meeting point. Disana kami bertemu dengan fasilitator dan relawan yang juga dari luar kota. Sambil menunggu teman yang lain, kami berkenalan dan sedikit meluruskan kaki. Setelah rombongan komplit, kami berangkat ke balai kelurahan yang jadi tempat berkumpul relawan sebelum dipisah ke SD yang sudah ditentukan. Yap. Kami dibagi menjadi beberapa rombongan belajar (rombel). Saya kebetulan dapat rombel SDN Kalikatir.




Waktu itu tinggal saya dan 3 teman lainnya yang datang terakhir ke sd tempat kami. Ternyata sekolahnya tidak begitu jauh dari balai kelurahan. Hanya 30 menit. Jalan yang kami lewati cukup gelap. Karena minim penerangan jalan. Hanya menggunakan lampu sein motor. Saya sempat sedikit was was karena melewati kuburan hehe. Imajinasi saya sudah melayang-layang tak karuan. Saya berusaha membunuh imajinasi yang tidak-tidak dengan bercakap dengan Kak Arie yang membonceng saya.

Sesampainya di sekolah, ternyata sudah berkumpul semua. Kami bertujuhbelas menginap di sekolah ini. Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam lebih, tapi tangan kami masih sibuk menggunting dan menempel atribut untuk adik-adik besok sambil bercerita mengenai diri masing-masing. Sekitar satu jam setelahnya, acara menggunting selesai dan kami terlelap. Tetapi, tidak semuanya. Ada beberapa teman yang masih terjaga dan saling bertukar cerita. Cerita apalagi yang pas saat situasi dan kondisi seperti ini kalau bukan cerita horror haha. Didukung cerita yang sedang booming di media sosial, KKN di desa penari sebagai pemicunya topik ini.

Saya yang baru saja menutup mata jadi tidak mengantuk dan memaksakan diri untuk tidur. Berharap agar saya tidak perlu pergi ke kamar mandi malam-malam karena kamar mandi sekolah ini lampunya mati. Keduanya pula haha kebetulan sekali bukan? Sialnya saya malah ingin ke kamar mandi tapi saya tahan dan tetap memaksakan diri untuk tidur. Untungnya berhasil.

Baca juga: Memanjakan Mata di Kebun Teh Wonosari Lawang


Saya terbangun jam 4 pagi karena alarm teman-teman begitu kencang dan berisik. Beberapa saat setelahnya sebagian teman-teman bangun dan sholat. Ada yang sangat rajin langsung mandi. Dingin begini saya mah ntaran saja mandinya. Saat saya dan seorang teman akan mandi, ternyata airnya habis. Dan krannya mati. Bagus sekali. Alhasil kami pun memutuskan untuk mandi di musholla terdekat. Tapi, sayang sekali mushollanya tidak ada kamar mandi. Hanya tempat wudhu. Beruntung di dalam musholla ada seorang bapak yang sedang mengaji dan bertanya pada kami. Beliau pun memperbolehkan kamu menggunakan kamar mandi di rumahnya. Alhamdulillah masih bisa bertemu dengan orang baik yang tidak dikenal. Mungkin wajah kami cukup melas saat itu hihi.

Saat giliran teman saya yang mandi, saya menunggu di teras rumah bapak itu. Asisten rumah tangga bapak itu menyuguhi saya jajanan dan minuman. Sangat amat baik. Saya pun mengobrol dengan bapak itu. Menjelaskan kegiatan yang akan kami lakukan pagi ini di desanya. Bapak pun sangat senang dan mengapresiasi kegiatan kami. Tapi ada yang disayangkan. Lagi-lagi pertanyaan yang sama muncul, mengapa hanya sehari? Aih bapak, kalo kegiatannya seminggu masa iya kami harus ijin cuti seminggu? Gimana nanti tanggapan pimpinan kami? Yang ada nanti kami di berikan surat cinta hehe.

Matahari mulai nampak dan menghangatkan tubuh. Gelap perlahan hilang berganti dengan cahaya terang. Adik-adik mulai berdatangan. Melirik-lirik malu pada kami sekumpulan orang asing. Berlari-lari dihadapan kami mencari perhatian. Berbisik-bisik dengan teman mereka sambil senyum-senyum sendiri.






 Kegiatan di mulai dengan tari Maumere. Mereka nampak bersemangat mengikuti Kak Rizal dan Kak Arie sebagai koreografer. Setelah beberapa kata sambutan dan foto bersama mereka masuk kelas masing-masing. Jangan tanya kenapa fotonya di awal acara. Karena supaya kami kakak-kakak relawan masih pada kece di kamera. Alias belum pada kumus-kumus hehe.

Saya masuk ke kelas 1 bersama Kak Rizal dan Kak Abil. Di sekolah ini siswanya sudah cukup banyak. Sekitar 150 anak. Berbeda dengan saat saya di Lamongan. Ada yang siswanya hanya 3 anak dalam 1 kelas. Kak Rizal menjelaskan profesinya sebagai programmer pada adik-adik. Mereka sangat bersemangat dan aktif dalam menimpali perkataan Kak Rizal. Setelah memotret beberapa moment saya pun berkeliling ke kelas yang lainnya.




Saya masuk ke kelas 4. Siswanya lebih riuh dibandingkan dengan kelas yang sebelumnya. Maklum sudah sedikit besar. Ada hal yang membuat hati saya ngilu saat berada di dalam kelas ini. Saat itu tiba-tibaada seorang bocah laki-laki masuk dan berlarian di dalam ruang kelas 4. Sebut saja ia B. Lalu ada seorang anak yang berujar pada saya, “Mbak, anak itu lho gila”. B memang anak yang istimewa. Tapi ia cukup pintar. Hanya kurang mampu berkomunikasi. Setelah memotret saya berkeliling lagi.






Bel tanda pulang berbunyi. Kami semua berkumpul disuatu ruangan dan berfoto bersama (lagi). Saat perlahan siswa-siswa sekolah ini pulang, saya dan beberapa relawan yang lain melihat B. kami pun memanggilnya dan sedikit berbincang. Kak Nidzam cerita, tadi B makan spidol trus muntah-muntah di kamar mandi. Tiba-tiba saya teringat kata-kata seorang anak kelas 4 yang mengatai B dengan sebutan gila. Mirisnya hati saya. Mungkin seharusnya para guru memberikan penjelasan kepada teman-teman B mengenai kondisinya. Dan melarang mereka untuk berkata yang tak semestinya. Tapi mungkin memang tidak mudah memberikan penjelasan pada anak sekolah dasar. Semoga saja B tetap bisa belajar dan berteman seperti selayaknya anak yang lain.

Selesai kegiatan kami para relawan melakukan evaluasi dari kegiatan hari itu. Beberapa masukan pun di lontarkan supaya acara selanjutnya jauh lebih baik. Lalu kami melakukan tukar kado secara acak sambil menyanyikan lagu potong bebek angsa. Untung kami semua membawa kado jadi pas hihi.

Selesainya berkemas kami melakukan refleksi di balai kelurahan bertemu dengan relawan dari rombel sekolah yang lainnya. Saya nggak tahu ada berapa relawan. Mungkin 100 atau lebih. Karena memang banyak banget.

Saya senang rasanya ikut kegiatan seperti ini. Banyak hal yang bisa saya dapatkan. Salah satunya yang jelas adalah pengalaman. Karena selama ini saya hanya tahu wajah pendidikan di kota saya sendiri. Adik-adik disini lebih sopan dibandingkan dengan di kota saya haha. Jelas. Mereka waktu ngomong saja pakai bahasa jawa halus. Untungnya saya paham dikit-dikit hehe. Alhamdulillah sekolahannya meski di desa sudah cukup maju. Banyak dari mereka yang sudah paham sosial media. Entah saya harus merasa senang atau sebaliknya. Riskan saja membiarkan anak sekolah dasar mengakses internet. Cita-cita mereka pun beragam. Malahan ada yang mau jadi youtuber. Baguslah. Setidaknya tidak melulu dokter, guru, polisi, dan yang umum lainnya. Dan semoga saja mereka bisa jadi youtuber yang bisa membuat konten yang berfaedah. Aamiin.

Setelah menampilkan yel-yel dari setiap rombel, kami berfoto bersama. Lalu pulang.

Dalam hati saya berdoa, semoga bisa bertemu mereka lagi. Entah relawannya atau adik-adiknya di lain kesempatan yang lebih baik.




Nb: sebenarnya foto-foto yang lainnya masih banyak. bisa di tengok di instagram saya ya @deamerina

***


Cerita Kelas Inspirasi lainnya

- Kelas Inspirasi Mojokerto

- Kelas Inpirasi Lamongan

- Kelas Inspirasi Semarang

- Kelas Inpirasi Malang

- Kelas Inspirasi Solo




Judul                  : Norwegian Wood
Penulis               : Haruki Murakami
Penerbit             : Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Halaman            : 426 halaman
Dipublikasi        : Juli 2005

Toru Watanabe. Tokoh utama dalam cerita ini yang bercerita mengenai kehidupan sosialnya semasa SMA. Ia memiliki sahabat karib satu-satunya bernama Kizuki. Pun sebaliknya bagi Kizuki. Kizuki memiliki kekasih yang bernama Naoko. Mereka selalu pergi kemana pun bertiga. Persahabatan yang saling melengkapi. Kizuki selalu bisa menjadi penengah antara Watanabe dan Naoko. Itulah kelebihan Kizuki, mampu mencairkan suasana. Watanabe pun sempat berrtanya-tanya, mengapa Kizuki hanya memilih ia sebagai  sahabat karibnya padahal ia sangat mudah untuk bergaul.

Sepulang sekolah Kizuki dan Watanabe pergi untuk bermain biliard. Betapa terkejutnya Watanabe saat mendengar kabar sepulangnya bahwa Kizuki ditemukan gantung diri. Kejadian itu membuat Watanabe kehilangan dan memutuskan untuk kuliah di Tokyo. Begitupula Naoko. Kepergian Kizuki membuatnya begitu terpukul. Lubang besar mulai mengaga dalam hati mereka berdua.

Di Tokyo Watanabe dan Naoko berusaha untuk memulai lembaran baru. Mereka berdua sering bertemu. Hari Minggu adalah hari bersama Naoko. Mereka menghabiskan waktu dengan berjalan mengelilingi kota. Perlahan-lahan mereka pun saling membutuhkan. Entah ikatan apa yang sebenarnya mereka miliki. Mungkin karena mereka memiliki kesamaan, ditinggalkan oleh seseorang yang begitu dekat. Kizuki.

Suatu hari saat merayakan ulang tahun Naoko di apartemennya, Naoko menghilang tanpa jejak. Watanabe merasa kehilangan teman satu-satunya ia bisa berbagi banyak hal. Ia pun melampiaskannya dengan banyak berkencan dengan wanita yang ia temui bersama Nagasawa di tempat hiburan. Tapi, itu semua tetap tak mampu menggantikan sosok Naoko. Hingga ia bertemu dengan Midori, teman sekampusnya yang berpenampilan nyentrik. Midori begitu berbeda dengan Naoko. Midori sangat terbuka dan blak-blakan mengenai banyak hal. Termasuk kehidupan pribadinya. Perbedaan sifat mereka justru membuat Watanabe merasa hidup kembali. Di saat yang sama, ia mendengar kabar mengenai Naoko. Kebimbangan pun mehinggapi hati Watanabe.

Haruki Murakami menggambarkan begitu hebatnya dampak dari kehilangan dari cerita setiap tokoh. Mulai dari Naoko yang ditinggal kakak dan kekasihnya dengan cara yang sama, yaitu gantung diri. Watanabe yang kehilangan Kizuki selepas ia bersenang-senang semasa SMA. Midori yang kedua orang tuanya meninggal karena sakit kanker dan sempat berujar menyesal melahirkan Midori. Meski pun begitu, ia tetap berusaha untuk berbakti kepada kedua orang tuanya di akhir waktu mereka. Reiko yang sempat meragukan dirinya karena mengalami pelecehan yang dilakukan murid perempuannya yang berusia 13 tahun dan memutuskan untuk meninggalkan suami dan anaknya.

Buku ini menggambarkan kesepian dengan sangat jelas hingga saya seperti mampu merasakan apa yang tokoh-tokoh itu rasakan. Deskripsi masalah kejiwaan mereka membuat saya ikutan gila. Sampai-sampai saya sempat merasa tidak saggup untuk menyelesaikan buku ini. Kehilangan memang tidak akan pernah mudah. Sekeras apapun kita mencoba menyembuhkan, pasti ada bagian dari diri kita yang akan tetap merasa hampa.  

Sayangnya ada bagian diakhir cerita yang membuat saya bertanya-tanya bagaimana bisa mereka melakukan itu. Atas dasar apa kejadian itu bisa terjadi? Selain itu akhir cerita dari buku ini juga menggantung. Jadi untuk yang menyukai akhir cerita menggantung mungkin akan puas dengan buku ini.

Newer Posts
Older Posts
RajaBackLink.com

About Me

My photo
deamerina
Hai! Selamat datang di blog saya. Silahkan menyelami kegiatan yang saya lakuakn yang berhubungan dengan menulis dan fotografi hihi
View my complete profile

Follow Me

  • instagram
  • YouTube
  • FB
  • LinkedIn

Community

Blogger Perempuan
Intellifluence Trusted Blogger

Blog Archive

  • ►  2022 (42)
    • ►  May (5)
    • ►  April (8)
    • ►  March (6)
    • ►  February (8)
    • ►  January (15)
  • ►  2021 (117)
    • ►  December (15)
    • ►  November (7)
    • ►  October (8)
    • ►  September (14)
    • ►  August (12)
    • ►  July (9)
    • ►  June (10)
    • ►  May (10)
    • ►  April (14)
    • ►  February (4)
    • ►  January (14)
  • ►  2020 (52)
    • ►  December (17)
    • ►  November (10)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (6)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ▼  2019 (20)
    • ►  October (1)
    • ▼  September (5)
      • Graphical Pop, Tren Baru Inspirasi Rumah Minimalis
      • Review Novel Confessions
      • Gundala (2019)
      • Kelas Inspirasi Mojokerto 6
      • Norwegian Wood
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (3)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2018 (63)
    • ►  December (1)
    • ►  November (12)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (8)
    • ►  May (4)
    • ►  April (6)
    • ►  March (7)
    • ►  February (8)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (15)
    • ►  December (6)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  June (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2016 (6)
    • ►  October (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2015 (22)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (6)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)

Friends

Popular Posts

  • Review Film : Searching (2018)
  • Review Film : Hotel Translyvania 3, Summer Vacation (2018)
  • Salah Isi Saldo Go-Pay!
  • Pengalaman Magang Content Writer di Hipwee

Voucher Discount

Voucher Discount

Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates