• Home
  • Travel
  • Review
    • Film
    • Book
  • Jurnal
    • Event
    • My Space
  • About

                        D e a     M e r i n a

“Don't be pushed around by the fears in your mind. Be led by the dreams in your heart.” ― Roy T. Bennett, The Light in the Heart

Powered by Blogger.

Nggak kerasa bulan Februari udah mau lewat aja. Mau bilang cepet banget tapi kok klise, tapi emang kerasanya gitu, ya nggak sih? *nyari temen* 🤣


Di tengah kondisi yang makin menggila karena corona, saya menyadari kalau saya yang memutuskan untuk bahagia atau nggak. Pastinya kita semua selalu berharap akan selalu bahagia, tapi nggak akan ada yang tahu kan ke depannya gimana? 😶


Jadi, saya nggak muluk-muluk. Daripada hanya berharap, saya pun mencoba untuk bahagia. Cukup saya memutuskan untuk bahagia 1 hari saja. Jadi, saya bakal jalani hari demi hari yang bahagia karena keputusan yang saya buat 😉 


Entah kerasukan motivator mana, tiba-tiba saya punya pemikiran semakin ke sini sebenarnya hidup itu indah dan kita yang pegang kendali penuh (semoga saya nggak ditimpuk teman-teman) 😆 Sini maju deh semuanya apa pun itu bakal saya hadapi, kira-kira begitulah saya memandang hidup saat ini.


Sekecil apa pun kebahagiaan itu perlu untuk dirayakan. Supaya semakin banyak kebahagiaan yang datang pula hihi 😌  


Jogging di tengah kota




Di bulan ini, untuk pertama kalinya saya nyobain jogging di tengah kota. Gara-gara sewaktu saya lihat story seorang teman yang lagi giat-giatnya jogging, saya jadi tergoda. Karena di balik bersepeda, sebenarnya ada rasa malas untuk melangkahkan kaki hihi 😆 


Long story short, besok paginya saya sudah parkir cantik di Stasiun Gubeng Lama dan memulai langkah. Saya memulainya dengan jalan perlahan sambil tengok kanan kiri. Rasanya kota ini kelihatan lebih indah pagi itu. Saya nggak sadar senyum-seyum sendiri di pinggir jalan. Semoga nggak ada yang berpikir kalau saya nggak waras 😆 Mungkin karena suasananya yang sepi dan semalam habis hujan jadi syahdu gitu deh. 


Saya menyeberangi jalan dan melihat Monumen Kapal Selam dari jembatan. Di sebelahnya ada Mall Plaza Surabaya yang tampak sunyi. Entah kapan terakhir kali ke sana. Kadang kepikiran, di tengah pandemi gini kira-kira gimana ya cara para jajaran direksi pengurus mall bertahan? Mereka tentunya punya banyak tanggunggan. Hadeh, masih pagi pun pikiran saya sudah ke mana-mana 😬 

 

Saya mengambil jalan ke kiri menuju Monumen Bambu Runcing. Menyeberangi jalanan yang sepi, menyusuri median tengah jalanan. Beruntung masih sepi jadi masih aman. Kalau lagi rame mah saya malu juga jalan di tengah jalan gitu 🤣 


Gara-gara keasyikan lihat kanan kiri, saya jadinya nggak jogging dan malah jalan santai haha. Enaknya jalan di tengah kota gini di akhir pekan karena jalur ini jadi jalur favorit orang-orang untuk olahraga. Jadi ada banyak temennya gitu deh hihi 👀 


Semakin saya melangkahkan kaki, saya jadi berjalan semakin pelan dan terbawa suasana. Kenapa nggak dari dulu ya saya cobain ini? Hati saya hangat bersyukur akan hidup yang telah saya lalui. Pernah nggak sih teman-teman tiba-tiba merasa, hidup saya ternyata selama ini sangat menyenangkan. Kenapa saya kemarin mengeluh? Dan apa yang sebenarnya saya keluhkan? 🐼 


Tentunya saya menyempatkan diri untuk melewati Alun-Alun Surabaya. Semoga teman-teman nggak bosan saya cerita tentang Alun-Alun Surabaya terus haha 😆 Setelah foto-foto saya pun balik lagi ke Stasiun Gubeng. Saya sengaja masuk ke dalam stasiun seolah-olah mau pergi aja haha. Maklum udah kangen banget naik kereta. Semoga kita segera bisa keluar kota dengan aman dan nyaman. 


Ngobrol dengan teman dekat




Di bulan Februari salah satu teman dekat saya berulang tahun. Setelah sempat gagal datang karena jadwal kami yang nggak cocok, akhirnya kami berdua pun bisa datang ke rumah teman dekat kami. Asliiiiii seneng bangeeettt akhirnya bisa ngobrol langsung ketemu orangggg huhu 💕 


Karena pekerjaan yang belakangan makin jadi, saya bener-bener menikmati pertemuan kami. Emang ya, nggak akan ada yang bisa menggantikan serunya ngobrol face to face. Kami bertiga ngobrolin banyak hal di rumah teman saya yang ulang tahun. Sambil makan eskrim dan jajanan lainnya 🍦 


Yang bikin saya terharu adalah saya dapet gelang gemoy dari salah satu teman huhu. Ada suratnya pula yang isinya bikin saya terharu biru mengenai hal yang belakangan sedang saya alami 😶


Kenapa bisa-bisanya saya kadang merasa sendirian padahal punya teman-teman yang super lovely. Saya bersyukur banget punya mereka yang bikin hari-hari saya jadi lebih menyenangkan. Meski hanya 2 jam tapi rasanya saya jadi punya tenaga lagi buat balik jadi manusia goa 🐼


Menyentuh gitar lagi




Setelah sekian lama gitar saya nggak tersentuh dan berdebu di pojok ruangan, di bulan yang penuh kasih sayang ini saya memutuskan untuk memainkannya lagi. Buat perform dihadapan seseorang yang spesial (?) nggak ding canda  😆


Jemari yang udah lama move on pun harus mulai adaptasi lagi dengan kerasnya senar. Dan sekarang jari saya sudah mulai kapalan lagi haha. Meski nggak handal banget, saya coba memainkan beberapa lagu yang pernah saya kuasai sambil nyanyi-nyanyi kenceng haha. Nggak sadar diri suara super sumbang. Beruntung orang rumah nggak ada yang protes karena telinga mereka udah pada kebal 😆


Saya pun menghabiskan waktu seharian buat nyobain beberapa lagu dengan chord yang mudah tentunya hehe. Entah kenapa setiap genjrengan itu rasanya bikin perasaan saya lega. Apalagi kalau mainnya sambil bayangin seolah lagi manggung macam Sheryl Sheinafia (semoga nggak dilempar heels sama fansnya) 😶


Saya jadi inget, sebelum teman-teman saya pada kerja di luar kota, di akhir pekan kami biasanya menghabiskan waktu di rumah salah satu teman untuk sekadar ngobrol dan bermain gitar. Ditemani dengan sekotak terang bulan dan martabak. Kalau diingat-ingat, terakhir kali kami melakukan itu di tahun 2017. Time flies 😬


Hmm, tiba-tiba saya jadi kepikiran untuk ngadain konser online aja kali ya sama mereka (?) 


Terima kaish buat Mbak Eno yang lagi-lagi bikin challenge ini 💕  Buat nulis ini awalnya saya bingung karena merasa nggak ada yang menarik belakangan. Karena nggak ingat sudah ngapain aja, saya pun buka timeline di google maps. Mengingat-ingat kira-kira bulan ini saya sudah ke mana aja dan ngapain aja 😌 


Merasa nggak puas, saya pun buka-buka diary dan menemukan beberapa hal. Sebenernya ada banyak banget yang mau diceritain tapi mungkin yang ini saja dulu hihi 😆 Kayaknya menarik juga ya kalau setiap bulan kita mengingat-ingat dan menuliskan hal-hal menyenangkan yang telah terjadi selama satu bulan. 


Kalau teman-teman gimana? Sebulan ini ada nggak hal yang menyenangkan? 😆


Setelah sekian lamaaaa akhirnyaaa Surabaya punya alun-alun jugaaaaa 😆 Hihi bahagia sekali. Dulu setiap kali keluar kota, saya pasti mbatin, hmm kota lian punya alun-alun kenapa Surabaya nggak punya sih? Akhirnya di tahun 2020 lalu bisikan saya terjawab.

Diresmikan sejak Agustus 2020 lalu, Alun-alun Surabaya ini berada di Balai Pemuda. Tepatnya di Jalan Gubernur Suryo di tengah kota. Meski belum jadi 100% tapi saya suka banget ngeliat tempat ini setiap kali lewat 😍 Apalagi kalau jogging atau bersepeda saya pasti berhenti sejenak di Alun-Alun Surabaya ini buat sekadar duduk dan menikmati sekitar karena tempatnya makin baguuusss gitu deh sekarang. Sayangnya sekarang lagi ditutup karena pandemi hiks. 


Sebelum pandemi, saya sering banget ke Balai Pemuda. Buat teman-teman yang nggak tahu, Balai Pemuda ini bisa di bilang tempat pusat kegiatan orang-orang Surabaya. Ada 2 bangunan umum di tempat ini, yaitu bangunan perpustakaan kota yang jadi satu dengan Rumah Bahasa dan bangunan berupa aula yang disewakan untuk berbagai kegiatan. 


 Perpustakaan Balai Pemuda 



Perpus Balai Pemuda ini buka sampai pukul 21.00. Dulu, saya pernah mencoba malam-malam ke sana. Enak bangeeet sepiiii. Sayangnya internetnya nggak begitu bagus sih. Di sana juga ada banyak buku (meski nggak selengkap Perpusda) yang bisa dipinjam untuk umum. Sebelnya kalau sampai telat balikin buku bakal kena denda duit sih. Telat sehari Rp1.000 kalau nggak salah. Sebel karena saya tipe yang lupaan sama buku pinjaman hehe 😶


Baca juga: Atlantis Land Surabaya, Taman Hiburan yang Bikin Pusing

Di perpustakaan kota ini juga disediakan komputer yang bisa dipakai untuk umum. Perpustakaan ini sering dijadikan tempat kumpul berbagai kegiatan. Makanya nggak heran kalau setiap weekend pasti ramai pengunjung mulai dari anak-anak hingga orang dewasa 😅 


Bukan cuma bagian dalam perpustakaan, bagian luarnya juga sering dijadikan tempat kegiatan. Hampir setiap sore pasti ada saja kegiatan seni yang diadakan. Seperti seni tari untuk anak usia sekolah dasar, seni musik, lukis, dll 💃🏼 


 Rumah Bahasa 


Rumah Bahasa ini cukup terkenal di Surabaya. Rumah Bahasa merupakan tempat kursus semua bahasa. Dari Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia, hingga bahasa asing. Biayanya berapa? Nggak dipungut biaya sepersepun genks! Alias gretong! 😆 Karena ada di bawah asuhan pemerintah langsung. Begitu pula para pengajarnya, setahu saya mereka adalah volunteer. Meski gratis bukan berarti pengajarnya asal-asalan ya. Banyak juga yang native speaker, lho! Di penghujung sesi mengajar volunteer bakalan dapat surat rekomendasi yang bisa mempercantik CV nih. 


Siapa pun bisa menjadi member di Rumah Bahasa. Kelasnya juga bervariasi. Ada yang bisa masuk sesuka hati (nggak perlu daftar kelas) ada yang kelas tetap (biasa dibatasi kuota 20 orang harus daftar dulu). Yang bikin saya suka adalah kegiatan setiap hari Jumat kita bakalan nonton film bareng yang dilanjur sharing tentang film tersebut 😍 Sering juga lho ada kuisnya yang berhadiah langsung dari pemerintah hihi. Kadang juga ada even budaya negara tertentu. Kalau nggak salah pernah deh ngadain festival makanan Korea. Pokoknya seru banget deeeh. Selama pandemi, kursus ini tetap jalan via video call. Semua informasi mengenai Rumah Bahasa bisa teman-teman lihat di Instagram. 


Ini adalah salah satu fasilitas yang nggak boleh dilewatin banget! Terutama anak kuliahan. Oh ya, yang daftar di Rumah Bahasa ini bukan cuma mahasiswa aja, lho. Tapi, semua kalangan usia. Bahkan saya pernah nih sekelas dengan seorang ibu-ibu berusia 50an. Yaampun salut banget sama kegigihan beliau buat belajar 👍🏼 Dua teman saya yang akan kuliah di Taiwan saat itu juga mengikuti kelas Bahasa Mandarin di Rumah Bahasa. Lumayanlah, itung-itung nambah temen. Biar ada lawannya kalo lagi practice hihi. 


Sumber: Kompas

Untuk alun-alunnya sendiri, sebenarnya dari parkiran basement bakalan bisa tembus ke gedung seberang. Jadi nggak perlu lagi nyeberang jalan raya. Cukup jalan lewat bawah. Nah, gedung seberang itu bakalan disulap jadi taman 😍 Kira-kira rancangannya seperti gambar di atas. Karena pandemi mungkin pengerjannya diberhentikan kali ya. Atau mungkin masih dikerjakan tapi dengan pengurangan pekerja. Saya nggak tahu pasti karena nggak terlihat ada kegiatan orang bekerja.


Seneng banget makin ke sini makin banyak taman yang cantik di Surabaya. Jadi bukan mall mulu yang dibanyakin 😆 Tempat refreshing hijau-hijau jadi makin banyak hihi. Apalagi di lokasi ini termasuk tempat yang saya suka banget. Kalo lurus sedikit udah Balai Kota. Di Balai Kota ini dulu setiap sore pasti ramai. Di bagian air mancur biasa banyak banget anak kecil main air. Ada juga beberapa orang yang olahraga atau duduk-duduk aja. Buat teman-teman yang ke Surabaya wajib banget mampir ke sini.


Temen-temen gimana nih, ada yang baru juga nggak di kotanya?  


Di Minggu yang syahdu ini, saya mau mengurai isi kepala. Dengan harapan, supaya minggu depan bisa bekerja dengan riang gembira tanpa beban. 

Udah hampir 2 minggu saya nggak posting apa-apa di blog😆 Huehue. Gomenasai. Wait, haruskah saya minta maaf? Hmm, rasanya nggak sih tapi pengen aja. Fyi, semua tulisan ini adalah apa yang terlintas di kepala saya tanpa saya edit (kecuali typo) supaya enak dibaca atau lainnya. Jadi kalau teman-teman bacanya kayak ngalor ngidul nggak jelas, mohon dimaklumi karena begitulah adanya isi kepala ini sekarang hehe 😬


Saya nulis ini di ruangan ternyaman di rumah, kamar. Sambil ditemani musik mellow yang sesuai dengan suasana hati, Paul Kim 😌 Thanks to Mbak Eno yang sering banget sebutin penyanyi asal Korea ini yang sukses bikin saya kepo gimana sih si gantengnya Mbak Eno ini bisa mengalahkan si Kesayangan? 


Meski saya nggak tahu doi ngomong apa, tapi saya terlanjur suka sama instrument nya hihi. Yap, hal pertama yang saya perhatiin kalau lagi dengerin musik adalah instrument nya. Maafkan saya para penulis lagu. Lirik bisa jadi nomor 2 😆


Satu jam lalu saya berniat keluar rumah untuk sekadar duduk bengong di suatu tempat. Apalagi kalau bukan me time guna mendengarkan isi kepala dan hati😬. Di detik-detik terakhir saya urung dan spontan membuka laptop dan mengetik ini. Saya teringat beberapa momen lalu yang saya habiskan sambil ketak-ketik di laptop yang berujung bikin saya lega. Sejujurnya itu hal yang sedang saya ingin lakukan lagi. Tapi, entah kenapa susah sekali melakukannya lagi beberapa tahun terakhir. Apakah karena udah setiap hari saya ketak-ketik bikin script? Nggak tahu juga sih. 


Ada momen di mana saya ingin menghabiskan weekend dengan jauh-jauh dari laptop dan ponsel. Muak dengan berita di media. Pengennya jalan-jalan (jalan kaki atau sekadar keliling kota) nikmatin jalanan. Sebenernya tadi pagi saya sempat keliling kota dan mampir makan tauwa di tempat favorit, cuma entah kenapa saya nggak bisa menemukan perasaan yang saya ingin rasakan. Saya jadi bingung dan berusaha mengingat-ingat, apa ya yang biasa saya lakukan lalu merasa begitu lega dan tersenyum di penghujung hari? Saya merasa weekend selalu berjalan begitu cepat. Kayak nggak adil banget lah. Saya kan selalu menanti weekend dan berharap hari berjalan lama hehe🙂. 


Ngomongin soal script, saya merasa jadi susah sekali menulis di salah satu media lagi. Karena terbiasa degan menulis script dengan style di tempat saya bekerja😶. Kemarin saya mengirim tulisan di media yang lama, untuk pertama kalinya saya dapat 2x revisi. Saya nggak bermaksud sombong atau gimana ya, tapi ini jadi tolak ukur juga buat saya kalau saya kehilangan sesuatu meski saya juga merasa bertambah di hal yang lain. Hmm, memang ya manusia itu nggak boleh kemaruk. Maunya lebih-lebih dan lebiiiihhhhhhhhhhhhhh terus. Maunya ngerasain naik tapi takut dan menghindari turun. Kalau mau positif thinking sih mungkin karena udah makin banyak juga yang kirim tulisan ke media tersebut jadi makin kompetitif gitu eheh. 


Jadi inget film Wonder Woman yang saya tonton beberapa hari lalu. Bagus banget pesan moralnyaaaa. Teman-teman harus nontooonnn. Saya dari kemarin pengen tulis reviewnya, tapi apa daya. Kayak nggak ada tenaga. Eh tapi nulis ini ada tenaga. Sisa tenaga lebih tepatnya hehe. Banyak yang saya tonton sebenernya drama True Beauty, Penthouse (lagi jalan mau kelar season 1), terus apa lagi ya saya lupa 🤔


Kayaknya belakangan saya jadi sering lupa deh. Bahkan untuk mengingat apa aja yang saya lakukan kemarin aja rada harus berusaha keraasssss. Huft. Makanya saya setiap kali bikin rekap keuangan harian jadi ribet sendiri. Saya pun mengakali dengan langsung tulis di hp setiap mengeluarkan uang atau sebisa mungkin bayar pakai card biar lebih enak cek mutasi hehe. 😬 


Teman-teman nonton Penthouse juga nggak sih? Yaampun saya lihatnya di episode 1 asli deh kesel jiwa ragaaaaaaa. Nggak pernah terpikir kok ada gitu lho anak-anak songong macam itu 😭? Eh tapi kalau soal bully membully saya lebih nggak bisa tahan lihat di True Beauty. Aahhhh, pokoknya nggak tahan lihat adegan bully gitu. Bawaannya itu pengen nangis sambil mukul-mukul bantal. 


Saya sempat berpikir saya bersyukur banget punya kehidupan biasa aja yang adem anyem (meski tiap orang punya masalah masing-masing). At least, nggak separah sampe bunuh-bunuhan kayak di Penthouse sih hehe. Dari drama itu juga saya banyak berpikir soal mendidik anak😶 


Beberapa waktu lalu sewaktu brainstorming cari ide sama rekan, kami membahas perihal panti werdha. Salah seorang perempuan sedang mencari informasi panti werdha yang bagus di Jakarta untuk dirinya sendiri di masa mendatang kalau dia tidak menikah. Banyak banget yang ngerespon negatif. Seolah memilih tinggal atau menitipkan orang tua ke panti werdha itu menyedihkan. Padahal itu juga bisa jadi pilihan hidup🙂. Saya sendiri pun jadi berpikir, suatu saat nanti kalau misal saya nggak menikah saya akan memilih jalan yang sama. Meminta kerabat untuk menitipkan saya di panti werdha. Toh, di sana saya bisa punya banyak teman seusia dan bakalan di rawat 24 jam oleh perawat yang sudah biasa merawat + ada pula kunjungan dokter. Jadi, menurut saya secara kesehatan fisik dan mental bakal lebih terjaga. Oh ya, beberapa panti werdha juga memberikan aktivitas yang beragam bahkan mengajak jalan-jalan. Dan terlebih lagi, apalagi saya tipe orang yang nggak suka merepotkan orang lain. Semoga saja ke depannya banyak panti werdha yang bagus di Indonesia jadi nggak pelu jauh-jauh ke Thailand, Chiang Mai. 


Dan sejujurnya saya jadi mempersiapkan dana pensiun untuk ini juga hehe😬. Tapi, ya balik lagi sih setiap orang punya pilihan hidupnya masing-masing. Dan kita nggak bisa menghakimi pilihan tersebut dengan nilai baik buruknya pandangan kita. Karena value setiap orang berbeda. 


Eh, wait. Bukan berarti saya nggak mau nikah ya. Saya mau, cuma kalau semisal memang jalannya saya sendiri ya masa mau dipaksain? Pernikahan kan nggak bisa coba-coba. Saya nggak mau menikah hanya karena masalah usia. Saya mau menikah karena memang saya sudah siap lahir batin. Saya sih percaya aja kalau jodoh itu di tangan Tuhan, bukan di tangan netizen. Sorry little bit sarcasm. Jadi, semua pasti sudah sesuai dengan rencana-Nya. Jadi, mari jalani semampunya saja hehe😊. 


Wah, saya nulis udah 2 halaman aja. Nggak sadar 🤭 Btw, saya sudah ganti playlist ke Ardhito karena di luar tiba-tiba hujan. Haha nggak nyambung banget sih tapi nggak tahu deh kenapa kalau hujan rasanya cocok banget sama musik-musiknya Ardhito. 


“Dunia berputarlah saja. Rekam peristiwa yang takkan terulangi~”


Teman-teman pernah nggak sih berpikir untuk menghentikan waktu sejenak? Karena merasa nggak sanggup untuk selalu berlari mengejar ketertinggalan diri. Dulu, saya sering banget merasa begitu. Bising banget dengan hidup yang riuh dan berjalan begitu cepat. Bersyukurnya sih sekarang sudah nggak begitu hehe. Semoga teman-teman juga selalu baik-baik aja ya 😊 


Hmm, saya mau order cookies dulu ya teman-teman. Tiba-tiba pengen hehe. Terima kasih sudah bacaaaaaa tulisan ngalor ngidul kali ini 😊


Happy Sunday~




 


Hari ini saya dapat oleh-oleh dari salah seorang kerabat yang baru saja dari Madiun. Sebelumnya saya nggak pernah tahu keberadaan roti ini. Keberadaannya saja nggak pernah tahu, tentunya rasanya pun saya nggak tahuuuuu. Meski saya punya saudara di sana dan beberapa kali ke sana 😬

Pertama kali saya diberi roti bluder ini saya kira ini seperti roti biasa saja yang ada rasa-rasanya. Karena di plastiknya tertulis varian rasa. Nggak ada deh ekspektasi gimana-gimana. Eh, nggak tahunya begitu gigitan pertama, alamak! Lembut bangeettt pemirsaaaaa~ 😍


Saya cukup shock (lebay). Awalnya saya bingung mau coba rasa apa dulu, ada coklat, kacang, gold cheese, dan coklat keju. Pilihan pertama pun jatuh pada gold cheese dan langsung sukaaakkk 🤤 Tapi beneran karena nggak nyangka rasanya bakalan selembut itu. Perpaduan rasa kejunya juga enak bingittss. Saya pun langsung browsing merek roti ini. Cokro Bluder Madiun. 


Usut punya usut, roti klasik ini ternyata oleh-oleh khas Madiun yang merupakan peninggalan Belanda semasa menjajah Indonesia. Roti ini menjadi santapan wajib tentara Belanda pada saat itu. Teksturnya yang lembut membuat kue bluder ini jadi ciri khas dan ikon kuliner kota Madiun, Jawa Timur. 


Baca juga: Nyobain Nasi Bete Surabaya

Yang bikin roti ini sangat lembut tentunya campuran adonannya yang menggunakan banyak telur. Tentunya dulu roti ini hanya roti polosan tanpa varian rasa. Seiring berjalannya waktu masyarakat pun mengkreasikan roti ini dalam berbagai varian rasa agar lebih nikmat 😆 


Cokro Bluder merupakan toko roti bluder tertua yang sudah berdiri sejak 1989. Makanya nggak heran kalau toko inilah yang menjadi acuan setiap wisatawan ingin menikmati roti bluder yang menjadi ikon kuliner Madiun 😁 


Meski semakin lama banyak pula bermunculan toko yang juga menjual roti bluder. Bahkan sewaktu saya iseng buka di Gofood, ada juga beberapa toko yang menjual roti bluder di Surabaya. Kalau menurut websitenya sih mereka memang open reseller. Jadi harusnya rasanya sih sama. Tapi saya belum coba mungkin lain waktu akan saya coba 😊 


Harganya yang sangat terjangkau membuat siapa pun bisa dengan mudah mencicipi rasa roti bluder peninggalan bangsa Eropa ini. Harganya dipatok mulai dari Rp9.000/pcs 😆 Bukan hanya menjual roti bluder, Cokro Bluder juga menjual beberapa roti lainnya seperti spiku, roti sobek, roti kering, dll. 


Teman-teman ada yang pernah cobain roti bluder juga nggak nih? Atau ada yang baru tahu juga kayak saya? 😆





Newer Posts
Older Posts

Follow by Email

1Minggu1Cerita

1minggu1cerita

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

LET’S BE FRIENDS

Blog archive

  • ▼  2021 (21)
    • ►  April (3)
    • ▼  February (4)
      • Happy February
      • Akhirnya Surabaya Punya Alun-Alun!
      • Ngalor Ngidul
      • Roti Bluder, Roti Peninggalan Belanda yang Super L...
    • ►  January (14)
  • ►  2020 (53)
    • ►  December (17)
    • ►  November (10)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (7)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (20)
    • ►  October (2)
    • ►  September (5)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2018 (63)
    • ►  December (1)
    • ►  November (12)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (8)
    • ►  May (4)
    • ►  April (6)
    • ►  March (7)
    • ►  February (8)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (15)
    • ►  December (6)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  June (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2016 (6)
    • ►  October (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2015 (22)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (6)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)

SUBSCRIBE NEWLETTER

recent posts

Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates